Janganlah belajar hanya untuk nilai, namun belajarlah untuk nilai kehidupan.
Seperti yang terjadi sekarang ini, disetiap sekolah maupun kampus pastinya ada orang yang “mendewakan” nilai, dimana nilai pun dikejar setinggi-tingginya dengan menghalalkan segala cara, maka lahirlah penyalahgunaan kreativitas dengan macam-macam cara menyontek. Ada lagi orang yang belajar hanya untuk dihapal bukan dimengerti sehingga tujuan dari pembelajaran untuk mendapatkan ilmu pun tidak lagi diindahkan.
Sebenarnya, hasil yang baik saja tidak ada gunanya, sehingga tidaklah pantas bagi kita mengukur orang dengan hanya nilai semata. Karena yang terpenting dalam pembelajaran ialah proses, dimana kita diajarkan berbagai macam nilai-nilai kehidupan seperti moral, kerja keras, pantang menyerang, attitude, pembentukkan karakter, dll, dimana semua yang ada disana ialah softskill yang seharusnya kita kejar.
Tiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang berbakat di bidang akademik maupun non-akademik. Dalam kelas biasanya orang yang dikatakan pintar ialah orang yang nilainya tinggi di rapor. Walaupun yang lebih kita butuhkan adalah kecerdasan emosi (EQ) bukan IQ saja.
Namun, sekolah mengharuskan kita untuk mempelajarinya semua dan mengharuskan kita untuk bisa mencapai standar yang ditentukan. Dengan begitu beberapa orang terpaksa belajar seperti robot hanya demi sebuah nilai.
Maka, banyak potensi anak yang terpendam karena mereka terpaksa untuk belajar seperti robot di sekolah, kreativitas mereka pun hilang, mereka hanya belajar, belajar, belajar mengejar nilai untuk semua mata pelajaran.
Pernahkah anda menyadari bahwa anda memiliki bakat tersendiri diluar akademik? Pasti ada, semua orang punya hanya saja terpendam, tergantung bagaimana kita giat mencarinya atau tidak, tidak perlu melihat apa yang tidak kita bisa melainkan kembangkanlah apa yang kita bisa. Kita dilahirkan sebagai makhluk sosial untuk saling membantu dan melengkapi bukannya untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya tanpa peduli orang lain.
<>2. Bahkan tujuan Bapak pendidikan kita sendiri sudah berbeda dengan tujuan sistem pembelajaran sekarang.>Everybody is a genius. But, if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will spend its whole life believing that it is stupid. -Albert Einstein
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan.
Bagi beliau pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat. Kenyataannya banyak orang yang malah merasa tertekan selama pembejaran, dari tekanan ini pasti akan muncul sikap tidak suka pada suatu mata pelajaran sehingga wajar saja kalau kita tidak bisa karena kita belajar bukan untuk memerdekakan kehidupan kita sendiri. Ya, kadang kita belajar hanya untuk lulus dan mendapatkan gelar.
Lalu, pendidikan seharusnya menanamkan budi pekerti, kenyataannya budi pekerti di Indonesia di tinggalkan, sebenarnya kita tidak perlu repot-repot menyuruh anak TK dan SD untuk belajar banyak mata pelajaran kalau budi pekerti dan pembentukkan karakter sejak dini tidak ditanamkan disekolah tempat kita menghabiskan banyak waktu disana. Maka tidaklah heran jika kita sering menemukan ada anak kecil yang berkata-kata tidak pantas karena pengaruh pembentukan karakter justru ditanamkan oleh lingkungan mereka masing-masing.
Kita seharusnya sadar sebagai orang yang menerima pendidikan, berperilakulah seperti orang yang terdidik. Walau budi pekerti sudah kurang diajarkan di Indonesia tetaplah ingat bahwa attitude itu aset berharga anda untuk bermasyarakat di masa depan.
<>3. Ingat selalu bahwa sekolah tidak menentukkan kesuksesan, semua kembali pada dirimu.>Sikap Mindset seseorang lebih penting daripada Kemampuannya.
Kedua, Keputusan seseorang lebih penting daripada kemampuannya!
- Jack Ma
Apakah mindset anda saat sekolah hanya untuk mengejar prestasi? Apakah anda sudah memikirkan apa yang akan anda lakukan setelah selesai sekolah? Apakah anda juga berpikir, untuk apakah nilai jika kita sudah lulus nanti? Atau mungkin anda menjadikan sekolah sebagai tempat belajar untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang anda buat agar tidak anda terapkan nanti di masa depan?
Sukses itu relatif, jika anda cukup kreatif untuk memikirkan anda jadi apa nanti, sudah pasti anda memikirkan bagaimana prosesnya untuk mencapai pencapaian anda karena tentu saja, sukses tidak ada yang instan, semua membutukan proses.
Mungkin nilai anda jatuh, motivasi anda turun, lalu bagaimana anda menyikapinya? Apakah harapan anda mati ataukah anda melihat bahwa di masa depan pasti masih ada jalan. Sadarlah, bahwa nilai tidak menentukan apapun, orang malas bisa sukses tetapi orang rajin pasti sukses.
<>4. Nilai bukan wujud nyata dari masa depan.>Live is never flat
Ketika anda sudah tidak lagi berada pada masa belajar, ini saatnya anda untuk bermasyarakat, dimana hard skill/kemampuan akademik tidak akan diuji dan dipelajari kembali, sebaliknya kita dituntut untuk bisa bekerja sama dengan mereka.
Softskill akan sangat dibutuhkan disini karena semua orang sukses memiliki kecerdasan emosi yang tinggi sehingga mereka dengan mapan mengasah softskill mereka terlebih dahulu, dimana softskill yang dimaksudkan adalah tergantung bagaimana kita mengasahnya.
Saat anda berada di sekolah softskill memang kurang ditekankan, namun, anda dapat mengambil kesempatan untuk mengasahnya sendiri misalnya melalui organisasi di sekolah. Dalam organisasi kita dilatih untuk memiliki tujuan yang sama dari sekian anggota.
Softskill sendiri inilah yang akan menjadi wujud nyata dalam dunia kerja, anda akan menerapkannya hampir setiap hari jika anda sudah ada di dunia kerja, anda harus membangun relasi yang baik dengan rekan-rekan dan bos anda, anda juga harus menjaga sikap anda, anda pun tidak perlu lagi belajar hardskill secar mendalam, tetapi yang ada perlukan adalah mengembangkan softskill hari demi hari.
<>5. Nikmatilah masa-masa belajarmu, buatlah hidup yang akan selalu kamu ingat.>Masa muda, sungguh indah, jiwa penuh dengan cita-cita....
Hidup yang bisa anda ingat seperti apa? Itu versi anda masing-masing! Jangan hidup seperti robot untuk mengejar nilai
Artikel ini ditulis berdasarkan opini pembaca, mohon maaf apabila ada salah kata, terima kasih.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
saya paling setuju dengan yang nomor 3, dan menurut saya sukses itu tidak selalu dinilai dengan harta materi tetapi sukses yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa benar2 menjadi manusia.