Setelah sekian lama, masihkah merasa tertampar oleh takdir? Menyalahkan Tuhan atas takdir yang digariskan untukmu. Hidup dengan scoliosis.
Masihkah memvonis diri? Kenapa harus aku Tuhan? Tidak bisakah hamba-Mu yang lain? Kau tidak adil Tuhan. Aku harus bagaimana? Bagaimana dengan masa depanku? Apa maksud-Mu menaruhku dalam jalan hidup yang seperti ini? Di luar sana mereka normal, sedangkan aku?
Sahabat…
Apa hakmu menyalahkan Tuhan atas jalan hidup yang digariskan untukmu? Kau tahu kenapa Tuhan memilihmu? Alasannya sederhana, karena Ia percaya kau mampu dan dengannya kau menjadi makhluk yang tangguh. Satu keistimewaan yang dititipkan padamu, yang menjadikanmu unik dan spesial.
Percayalah, kita terlalu istimewa hingga Tuhan menitipkan sesuatu yang sangat istimewa di hidup kita.
ADVERTISEMENTS
1. Mengapa harus Aku? Tuhan, Aku hanya ingin menjadi manusia normal
Berapa kali kita mengatakan itu pada diri sendiri? Gerutu diri menolak takdir. Meluap amarah ketidakterimaan. Bahkan tak jarang sumpah serapah terucap dari labial yang tak sadar. Menyalahkan Tuhan? Memvonis Tuhan? Mengatakan Tuhan tidak adil atas jalan hidup kita?
Sahabat…
Sampai kapan kita akan mengutuk atas ketetapan yang telah diamanahkan di hidup kita? Siapa bilang kita tidak normal? Kita normal. Selama hati dan pikiran digunakan untuk hal yang bermanfaat. Itulah manusia NORMAL. Kita tidak perlu risau hanya karena fisik yang tak sempurna. Kamu tahu, itulah keistimewaan skolioser. Mampu bertahan dalam fisik yang tak sempurna, namun hati dan pikirannya yang membuatnya sempurna.
Tak bisakah menengok sebentar. Menengok pada diri. Lihatlah betapa kaki ini masih sanggup melanglah. Lihatlah betapa badan ini masih sanggup tuk berdiri tegak. Tegak? Meski tak balance? Tak apalah, mengapa mesti mengeluh selama kita masih bisa berdiri di kaki sendiri?
Lihatlah betapa tangan ini masih sanggup memegang apa yang diinginkan. Lihatlah betapa bibir ini masih mampu berucap. Lihatlah betapa hidung ini masih bisa mencium aroma yang khas. Lihatlah betapa telinga ini masih normal mendengarkan suara, bahkan suara jeritan pun tak luput didengarkan. Lihatlah betapa mata ini masih bisa memandang keindahan ciptaan-Nya. Lihatlah betapa otak ini mampu berpikir begitu luasnya.
Hanya satu yang kurang. Kamu tahu itu apa? Hal kecil yang dititipkan pada tulang belakang kita. Padahal, itulah hal yang membuat kita berbeda. Unik. Sekali lagi, itu yang menjadikan kita istimewa.
Masih ingatkah? Tuhan menguji makhluk-Nya dengan sedikit ketakutan, kelaparan…
Sesungguhnya jika kita bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat itu kepada kita. Kerap kita lupa bahwa sakit itu sebagai salah satu pengugur dosa. Seharusnya kita bersyukur bukan?
Ikhlaslah… Betapa nikmat-nikmat itu tak sebanding dengan satu kekurangan kita.
ADVERTISEMENTS
2. Mereka tidak tahu betapa tersiksanya di posisiku yang setiap hari harus menerima tantangan baru, bergelut dengan nyeri yang terkadang meminta perhatian lebih
Meminta agar mereka mengerti? Sudahlah, ini dunia kita. Bagaimana mungkin mereka mengerti sedang mereka tidak merasakan. Apakah dengan mengaduh kesakitan, mereka akan peduli? tidak. Untuk apa menampakkan apa yang kita rasakan pada mereka. Tak peduli seberapa sakit. Cukup tampakkan keceriaan. Cukup menjadi kuat. Tanamkan dalam diri bahwa kita bisa melewati semua tantangan itu setiap hari.
Tak cukupkah Tuhan sebagai tempat berkeluh kesahmu? Tuhan paling mngerti. Tuhan tidak perah memberikan kekecewaan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan.
Meski terkadang nyeri yang menjalar di sepanjang ruas thoraco lumbal membuat kita menggerutu, bergeming sendiri. Tak masalah. Tak bisakah bersujud? menyerahkan semuanya pada Tuhan.
Percayalah, posisi sujud yang lebih lama membuat kita merasa nyaman dan jauh lebih baik. Cukuplah rasa sakit itu menjadi rahasia perbincangan kita dengan Tuhan.
Satu hal, mungkin pernah terlintas bagaimana bisa bersyukur? Tengoklah, apa yang kita rasakan sejatinya belum seberapa dengan yang mereka rasakan. Pernah kah berkunjung ke rumah sakit? Bukankah di sana kita menyaksikan betapa banyak orang yang hanya bisa terbaring lemah tak berdaya?
Betapa banyak orang yang lahir tanpa tangan, tanpa kaki? Berapa banyak orang yang menderita penyakit yang bahkan menurut vonis medis umurnya tak lama lagi? Berapa banyak orang yang hanya bisa memuntahkan darah sepanjang sakitnya?
Selama masih bisa bernapas, kenapa mesti menolak tuk bersyukur?
ADVERTISEMENTS
3. Tulang belakangku, jika mereka tahu, apakah akan meninggalkanku?
Seburuk apapun, seorang sahabat tak akan pernah meninggalkanmu. Jika dia meninggalkanmu, itu berarti dia telah menunjukkan bahwa dia bukanlah sahabatmu. Seharusnya kamu bersyukur, dengan begitu kamu mengetahui siapa yang benar-benar ada dipihakmu.
Jangan pernah takut. Jangan pernah malu. Jangan pernah minder. Peduli apa mereka tentang jalan hidup kita? Bukankah mereka juga makhluk Tuhan yang skenario hidupnya belum tentu lebih baik daripada kita?
Percayalah semua manusia mendapakan ujian dalam hidupnya sebagai wujud sayang-Nya pada hamba-Nya. Sahabat sejati tak kan pernah meninggalkanmu seburuk apapun kondisimu. Seburuk apapun tingkahmu. Dia yang akan selalu merangkulmu. Menguatkanmu. Dan menemanimu dalam setiap langkah perjuanganmu.
Sahabat sejati itu ada. Dia yang kan menemanimu, merangkulmu saat kamu lelah terhadap tempaan badai dunia.
ADVERTISEMENTS
4. Adakah yang sanggup memasuki duniaku? Aku hanyalah seorang manusia yang tak normal
Bukankah kita semua tahu bahwa apapun di dunia ini diciptakan berpasangan?
Tak usah risau. Tak usah takut. Tuhan menyediakan pasangan terbaik untuk kita yang mengerti semua tentang kita. Kamu tahu burung Love Bird? Mereka hanya mempunyai satu pasangan seumur hidup. Setia sampai mati. Luar biasa bukan? Jangankan burung, setia pada pasangannya. Lebih-lebih manusia yang diciptakan dengan berjuta kelebihannya.
Meski fisik kita tak normal masih banyak hal yang mengagumkan dari diri kita. Setiap orang mempunyai keunikan tersendiri yang membuat orang lain kagum terhadapnya saat benar- benar megenalnya secara mendalam
Ketulusan itu ada, dan kita harus yakin itu. Menerima dan diterima apa adanya. Dengan secarik kekurangan, namun ia tetap memilih berada di sisimu dengan setumpuk ketulusannya. Itu benar-benar ada.
ADVERTISEMENTS
5. Harus ku apakan hati yang bergeming ini, yang terkadang ragu akan masa depan karena kondisi yang mengancam
Jika kamu menggunakan brace, tentunya kamu berfikir berapa lama lagi aku harus bersahabat dengan brace? Berbeda halnya dengan perempuan titanium yang mungkin seumur hidupnya bersahabat dengan titanium.
Siapa yang tahu jalan hidup kita selanjutnya? Mengapa mesti risau dengan masa depan?
Stop untuk memenjarakan diri dalam pemikiran seperti itu, itu hanya pembelenggu dalam meraih apa yang kita inginkan. Siapa bilang aktivitas kita terbatas. Pengguna brace? Perempuan titanium? Kita semua mempunyai peluang yang sama dalam meraih apa yang kita inginkan. Bedanya, sejauh mana semangat, sekeras apa usaha dan doa yang terus mengalir. Semangat yang tak pernah lumpuh, meski dalam peluh.
LELAH? Mungkin memang lelah ketika kita hanya bisa berangan-angan. Lelah dengan kondisi. Tapi coba jangan hanya berkeliaran dalam angan-angan. Tantang dirimu untuk keluar dari zona nyaman. Semua itu akan baik-baik saja selama tidak menyimpang dari pantangan.
Lelah tidak pantas dikambinghitamkan. Tidak pantas disalahkan. Tidak pantas menjadi alasan untuk tidak berusaha. Pacu semangat untuk bekal kehidupan mendatang. Kondisi? Jangan takut. Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di kehidupan kita selanjutnya.
ADVERTISEMENTS
6. Saat perjuangan harus banyak rintangannya, ingat mimpi untuk "LURUS" hanya tertunda bukan terhenti
Berdiam diri tidak akan mengubah hidup kita. Bangkit. Bergerak. Berhenti mengurung diri. Berhenti melemahkan diri dengan statement dan anggapan negatif orang lain. Hiduplah di duniamu, bukan di dunia mereka.
Sekian banyak hal akan kita temui untuk dijamah. Salah satunya perjuanagan. Bagaimana bisa mengaharap penunaian janji kesembuhan dari Tuhan jika kamu masih saja mengurung diri dalam keluh? Masih menganggap diri lemah? Buang jauh semua prasangka itu!
Skolioser itu kuat. Tulang belakang boleh tak kuat namun semangat tak boleh layu, eh tidak. Tulang belakang kita kuat kok hanya saja bengkok. Buktinya ia masih bisa menyangga tubuh kita. Bukankah begitu?
Bagaimana mungkin menjemput janji kesembuhan jika semangat kita layu, terus terpuruk, hanya mengeluh?
Berjuang! Banyak orang yang peduli. Bukankah kita menginginkan kesembuhan? Ya, lantas bagaimana caranya? Kuatkan niat, bulatkan tekad. Melangkah pasti. Katakan, "Tuhan! aku ingin menjemput janji kesembuhan yang telah kau janjikan." Hanya saja terkadang kita lupa bagaimana sejatinya berjuang. Semangat juang terkadang terkungkung dalam keluh yang masih saja sulit dibuang.
Jika sudah berjuang, namun janji kesembuhan belum jua mendapat kepastian. Tinggal bersabar. Sabar dalam menunggu. Ingatlah janji kesembuahan itu pasti, karena Tuhan menurunkan penyakit disertai obatnya. Bersabar!
Sabar dalam ketawakkalan pada Sang Pencipta.
Bersabar… toh juga mimpi untuk LURUS hanya tertunda tidak terhenti. Karena yakin suatu hari nanti kita bisa menjadi manusia normal, manusia lurus. Meskipun sejatinya sekali skoliosis tetap skoliosis.
7. Buatlah dirimu bermanfaat, ingat kita itu istimewa. Keterbatasan bukan penghambat tapi pemacu!
Jangan biarkan orang memandang kita sebelah mata. Banyak hal istimewa dalam diri kita yang harus kita kembangkan. Buktikan bahwa skolioser mampu berprestasi. Buktikan bahwa skoliser mampu berkarya. Buktikan bahwa skolioser mampu meraih mentarinya. Buktikan bahwa skolioser lebih istimewa dari manusia normal lainnya.
Ingat. Jangan menjadikan keterbatasan sebagai pengurung, penghalang dengan dunia luar. Justru sebaliknya, jadikan keterbatasan sebagai pecut, sebagai pemacu untuk lebih giat. Untuk membuktikan bahwa kita, skolioser jauh lebih istimewa dibanding mereka.
Berhenti untuk mengurung diri dalam keluh. Tetap semangat. Jagan pernah malu. Jangan pernah risau. Lagi-lagi karena setiap alur kehidupan kita sudah punya pengatur skeario terbaik.
Jadikan rasa sakit sebagai media semakin dekatnya kita dengan Tuhan. Cukup kau dan Dia yang tahu betapa lelah fisikmu. Dia akan menunjukkan hal yang menakjubkan usai lelahmu..
Teruntuk sahabat skolioser. Salam hangat untuk kalian. Tetap semangat. Jangan mengeluh. Teruntuk ibu peri dan segenap rekan dokter yang sangat peduli. Terima kasih banyak.
Jazakallahu khairan katsir. Semoga ukhuwah kita terus terjalin.
Salam dari Lombok, teruntuk para pejuang kesembuhan!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Terima kasih sudah menjadi penguat. Apa yg kau tulis tak hanya mampu membuat penyandang skolioser menitikan air mata. Bait2 tulisanmu jg berhasil membuatku terenyuh. Dan menyadarkan betapa selama ini ak telah kufur atas nikmat. Keep inspiring. 🙂 Terima kasih telah punya hati sebaik itu. I felt it. Just from your words.
Sedih bacanya…