Ubah Insecure Menjadi Bersyukur: Kamu Nggak Cuma Dinilai Hanya dari Fisikmu

Siapa yang masih sering insecure karena masalah fisik?

Suatu malam, kamu belum bisa tidur. Akhirnya, kamu memutuskan scrolling media sosial dan kamu pun melihat betapa sempurnanya orang lain. Mereka memiliki tampilan fisik yang ideal, tampak bahagia, dan selalu mendapat pujian dari orang-orang di sekitarnya. Kamu menjadi insecure, meski kamu sadar bahwa kamu perlu mengubah rasa insecure menjadi bersyukur, tapi tetap rasanya berat sekali.

Pernahkah kamu merasakan hal tersebut, Dear? Ketika seakan-akan kita tidak “terpilih” di dunia yang sangat mengutamakan penampilan fisik. Ketika kita merasa bahwa kita memiliki fisik yang kurang ideal dan tidak memenuhi standar menarik di lingkungan sosial, akhirnya kita jadi kurang percaya diri di depan umum.

Pasti rasanya berat, ya? Kita bingung dan tidak tahu harus apa. Kita akhirnya berusaha mati-matian untuk melakukan diet atau perawatan fisik agar bisa tampak semakin menarik. Namun, rasanya, kok, seperti tidak ada perubahan? Belum jadi menarik, eh, dompet malah udah berontak duluan!

Ketika hal seperti ini terjadi, kunci utama yang bisa kita pegang adalah dengan mengubah rasa insecure menjadi bersyukur. Memang terdengar klise dan abstrak untuk dilakukan. Eh, tapi, bukan berarti kita tidak bisa mengubah insecure jadi bersyukur, loh! Nah, untuk mengurangi tingkat insecurity dalam diri, kita bisa menerapkan beberapa cara berikut ini:

ADVERTISEMENTS

1. Agar berhasil ubah insecure menjadi bersyukur, buang jauh-jauh pemikiran tentang standar fisik yang dibuat oleh lingkungan sosial!

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

“Eh, dia cantik banget! Tubuhnnya ideal dan proporsional,”

“Kalau si A, sih, udah dari dulu ganteng, ya! Atletis banget soalnya,”

Kita tentu sering mendengar kalimat-kalimat tersebut diucapkan. Entah di dunia nyata ataupun di media sosial. Akhirnya, kita jadi terdoktrin untuk bisa tampil cantik, ganteng, dan menarik. Eh, tapi, pernahkah kita berpikir, “sebenarnya, yang cantik atau ganteng itu yang seperti apa, sih?”

Coba tanyakan itu ke beberapa teman kita. Setiap orang pasti akan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Nah, dari sana, kita bisa tahu kalau tidak ada standar baku untuk tampilan fisik menarik dari seseorang. Oleh karena itu, kita harus sadar kalau sebenernya, standar fisik itu hanya buatan lingkungan sosial di sekitar kita!

ADVERTISEMENTS

2. Buat diri sendiri jadi terlalu berharga untuk sekadar dinilai dari fisik

Photo by Godisable Jacob from Pexels

Photo by Godisable Jacob from Pexels via https://www.pexels.com

Meskipun orang bilang kalau kita tidak cukup menarik secara fisik, kita tetap perlu sadar bahwa nilai dan harga diri kita jauh lebih berharga dibandingkan penampilan fisik, Dear!

Kita bisa mulai fokus untuk mengembangkan minat, bakat, kemampuan, dan hubungan interpersonal yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, agar kita bisa jadi semakin berharga.

ADVERTISEMENTS

3. Jangan lupa untuk tersenyum! Insecure harus diubah menjadi bersyukur melalui senyuman

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Tersenyum dapat meningkatkan mood kita, loh, Dear! Percayalah bahwa tersenyum dapat memberikan energi positif, baik kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain di sekitar kita. Jadi, jangan ragu untuk menebarkan senyum manismu, ya!

ADVERTISEMENTS

4. Gunakan style dan pakaian yang nyaman untukmu

Photo by Godisable Jacob from Pexels

Photo by Godisable Jacob from Pexels via https://www.pexels.com

Rasa insecure memang tidak ada habisnya, ya! Kalau kita lihat orang lain yang penampilannya 'tampak' lebih oke, kita jadi ingin berpenampilan seperti itu juga. Bahkan, meskipun kita nggak nyaman atau nggak cocok berpenampilan seperti itu karena bukan style kita.

Kita perlu ingat kalau tujuan utama pakaian adalah untuk melindungi tubuh dan agar kita bisa merasa nyaman saat beraktivitas. Jadi, tidak perlu menyiksa diri dengan memaksa mengenakan pakaian yang memang tidak memberikan rasa nyaman bagi kita, ya, Dear!

ADVERTISEMENTS

5. Kalau menghindari cermin sementara waktu bisa membuatmu lebih bersyukur, maka lakukanlah!

Photo by Gustavo Almeida from Pexels

Photo by Gustavo Almeida from Pexels via https://www.pexels.com

Terkadang, meskipun kita sudah sangat keras untuk mencoba menerima diri apa adanya, kita tetap saja bisa merasa down karena satu atau dua komentar.

“Eh, kamu kok sekarang gendut dan jerawatan, sih! Nggak dirawat, ya, tubuhnya?”

Mendengar kalimat tersebut dilontarkan kepada kita tentu rasanya menyakitkan, ya? Jika memang kita merasa butuh waktu dan perlu menghindari cermin sementara waktu, tidak apa-apa, loh, Dear! Ada beberapa hal yang memang membuat kita butuh waktu lebih lama untuk menerimanya dengan baik. Jadi, kita bisa secara bertahap kembali berdamai dengan cermin sembari terus berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.

ADVERTISEMENTS

6. Kesehatanmu adalah yang utama sebagai kunci untuk mengubah insecure menjadi bersyukur

Photo by Kaboompics .com from Pexels

Photo by Kaboompics .com from Pexels via https://www.pexels.com

Jika diet ketat membuat kondisi kesehatan kita menurun drastis, maka kita perlu mengkaji ulang lagi, nih: Sebenarnya, apakah benar, diet ketat ini akan membuat tubuhku jadi lebih baik? Kalau ternyata aku malah sering sakit, diet yang kulakukan ini udah bener atau belum, ya?

Sebesar apapun keinginan kita untuk tampil menarik secara fisik, kita tetap perlu memperhatikan kesehatan, ya, Dear! Ingatlah bahwa nikmat kesehatan adalah sebuah hal yang sangat perlu kita syukuri. Mengutamakan kesehatan adalah salah satu kunci utama untuk mengubah rasa insecure menjadi bersyukur.

7. Boleh, loh, meminta saran dari orang terdekat tentang penampilan fisik!

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Meskipun penampilan fisik bukanlah segalanya, kita tetap harus menjaga dan merawatnya, ya, Dear! Kita bisa meminta saran dari orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat, tentang penampilan fisik kita.

Dengan meminta saran dari mereka, kita juga bisa mendapatkan pencerahan tentang langkah-langkah seperti apa yang perlu kita ambil agar tetap bisa merawat fisik sebaik mungkin. Saran dari orang-orang terdekat kita terkadang juga lebih mudah diterima karena disampaikan dengan cara yang baik.

8. Untuk ubah insecure menjadi bersyukur, cobalah untuk membuat jurnal atau catatan harian

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Photo by Karolina Grabowska from Pexels via https://www.pexels.com

Sebagai manusia, ada kalanya kita kesulitan untuk melihat hal-hal kecil yang sebenarnya bisa kita syukuri. Nah, agar kita bisa belajar untuk lebih bersyukur, kita bisa membuat jurnal atau catatan harian, loh!

Kita bisa menuliskan perasaan kita setiap harinya. Kapanpun kita merasa insecure dan kurang beruntung, jurnal ini bisa mengingatkan kita tentang betapa berharganya kita selama ini.

***

Mengatasi insecurity memang tidak mudah, ya, Dear? Ketika kita mulai merasa tidak bisa menghadapi insecurity ini seorang diri, kita harus mencari bantuan, ya!

Jika masih belum terlalu serius, kita bisa curhat dengan keluarga atau sahabat. Namun, kalau ternyata insecurity ini terus-menerus muncul hingga membuat aktivitas kita terganggu, kita harus berkonsultasi ke profesional, seperti psikolog.

Apalagi saat ini, layanan konseling telah tersedia secara daring dan dapat kita akses dengan mudah melalui aplikasi Riliv .

Kita tidak harus datang bertatap muka langsung dengan psikolog. Sesi konsultasinya pun juga pastinya lebih fleksibel, kan? Apalagi kalau kita malu atau belum sempat untuk berkonsultasi langsung ke psikolog.

Jadi, apakah kamu sudah siap untuk mulai mengubah rasa insecure menjadi bersyukur, Dear? Kalau masih berada dalam tahap mencoba berdamai dengan keadaan, tidak apa-apa. Perlahan-lahan, kita pasti bisa berdamai dengan keadaan dan mulai mengembangkan nilai lain yang jauh lebih berharga dibandingkan sekadar penampilan fisik kita.

“Be everything to you, not everything to everybody,” -Lisa Lieberman-Wang

Referensi:

  1. Firestone, L. (2019). The Hidden Powers of Gratitude. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/ca/blog/compassion-matters/201911/the-hidden-powers-gratitude
  2. Whitbourne, S. K. (2014). 10 Ways to Feel Better About How You Look. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/fulfillment-any-age/201407/10-ways-feel-better-about-how-you-look

Ditulis oleh Nur Nisrina Hanif Rifda dari Riliv .

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini