Membaca menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan karena selain ternyata bisa meningkatkan kemampuan kognitif, meluaskan sudut pandang dan imajinasi membaca juga bisa meningkatkan mood juga lho. Meskipun terkesan sebagai kegiatan yang melelahkan dan membosankan karena bisa menguras tenaga dan pikiran, tetapi ternyata membaca buku bisa menjadi self-healer juga untuk beberapa orang.
Aktivitas membaca buku justru membuat mereka semakin relaks. Hasil penelitian dari University Of Sussex di United Kingdom membuktikan hal tersebut. Aktivitas membaca bisa menurukan level stress hingga 68%, lebih besar dibandingkan mendengarkan musik maupun pergi jalan-jalan.
Peningkatan konektivitas sel-sel otak yang terjadi saat membaca dapat menurunkan faktor resiko seseorang terhadap penyakit neurodegeneratif yaitu menurunnya fungsi otak akibat sel saraf kehilangan struktur secara progresif. Orang-orang sukses yang berhasil berinovasi adalah seorang pembaca yang setia, mereka mampu berpikir secara kritis dan membaca peluang. Hal tersebut adalah salah satu output yang didapat dari kegemaran mereka membaca buku.
Tapi kenapa ya banyak orang malas membaca buku padahal banyak banget manfaatnya? Apa aja sih penyebabnya dan gimana solusinya? Yuk kita bahas bersama!
ADVERTISEMENTS
1. Daya beli buku yang masih sangat rendah
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia khususnya sebenarnya bukan karena harga buku yang mahal yang sulit dijangkau tetapi karena faktor lingkungan yang kurang mendukung, adanya gadget dan social media, serta adanya kebiasaan “serba instan”.
Kita tau bahwa di era global seperti ini semua menjadi semakin terasa mudah dan akibatnya kita cenderung malas untuk berproses, semuanya ingin seba instan, Membaca adalah salah satu proses itu sendiri, proses mengolah intuisi dan informasi. Maka tak heran jika banyak orang malas membaca.
Adanya gadget dan social media juga berpengaruh. Sadar nggak sih saat bermain social media otak kita merekam banyak informasi mulai dari yang bermanfaat hingga tak berfaedah. Social media juga telah banyak menyita waktu, tenaga, uang dan menurunkan produktivitas.
Solusinya gimana nih ?
Nah, kita nggak mungkin sepenuhnya nyalahin faktor eksternal karena semua balik lagi ke diri kita. Gadget dan social media yang kalian punya itu jadikanlah media buat kalian menyaring informasi yang benar-benar bermanfaat .
Apalagi sekarang banyak aplikasi tak berbayar yang bisa kalian pakai buat membaca. Itu bisa jadi sarana latihan kalian untuk membiasakan membaca kalau kalian emang sayang keluarin uang buat beli buku. Memang sih nggak bisa dipungkiri kalau mau mendapatkan sesuau itu kita harus berjuang dulu termasuk untuk membeli buku.
Jadi kalau kalian udah kecanduan baca dari gadget sekali-kali bolehlah ngurangin nongkrong-nongkrong di cafe trus uangnya disisihin buat beli buku karena akan beda sensasinya saat kalian membaca dari bentuk fisik buku dengan baca di screen. Baca dari gadget akan lebih banyak faktor distraksinya.
Lagi baca eeeh ada Whatsapp masuk, eeeh ada notification dari channel youtube favorit kita. Yang ada kita nggak jadi asik baca malah mantengin social media atau malah jadi asik bacain caption.
Kalian bisa main-main ke perpustakaan sekolah kalian atau perpustakaan kota daerah kalian. Disitu kalian bisa pinjam buku yang kalian suka asalkan kalian sudah terdaftar jadi anggota.
Jadi nggak ada alasan lagi tuh buat kalian ngeluh malas baca karena harga bukunya mahal. Wajar aja sih mahal karena usaha seorang penulis untuk menghasilkan sebuah karya itu emang nggak gampang. Hargailah perjuangan si penulis dengan membeli buku yang original. 🙂
ADVERTISEMENTS
2. Tidak punya waktu
Menurutku ini adalah alasan yang sangat-sangat-sangaaaat klise. Karena nggak mungkin kan kita nggak ada waktu longgar walau cuma beberapa menit,
Semua itu tergantung prioritas. Ayo deh mulai sekarang selipin di to-do-list kalian minimal sehari harus baca paling nggak 15-20 menit (baca buku lho ya bukan baca caption di social media) hehee
Waktu nunggu di transportasi umum sempetin dulu baca, sambil nunggu antrian tiket sempetin dulu baca, sebelum tidur sempetin dulu baca.
Waktu sedikit yang kalian curi-curi tadi usahakan adalah waktu dimana kalian bener-bener fokus sama bacaan kalian. Semakin dalam kalian terlarut pada apa yang kalian baca, semakin dalam imajinasi kalian, dan akan semakin penasaran sama bab-bab atau halaman selanjutnya. Lama kelamaan waktu sedikit-sedikit yang kalian akumulasiin itu akan jadi kebiasaan.
Nikmati aja prosesnya. Karena untuk bisa jatuh cinta sama sesuatu itu nggak bisa instan.
ADVERTISEMENTS
3. Bingung mau baca apa
Ini juga termasuk alasan yang menurut aku sangat-sangat klise. Tidak tau mau membaca apa karena tidak pernah berusaha mencari tau.
Jadi solusinya ya cari tau genre apa yang kalian suka. Coba liat lagi diri kalian kira-kira kalian suka sama bidang apa dan cari tau bacaan yang mengulas bidang itu. Cari di youtube atau google mengenai review buku, dari situ kalian bisa nentuin mana buku yang menarik minat kalian untuk membaca.
Kalian juga bisa minta bantuan ke teman-teman kalian yang hobi baca buku untuk kasih rekomendasi bacaan apa yang cocok buat kalian.
Jadi, mulai baca dari buku yang kalian bener-bener suka sama cerita atau pemaparannya. Cari buku itu dan mulailah jatuh cinta dengan membaca.
ADVERTISEMENTS
4. Mindset membaca itu membosankan
Ubah mindset seperti itu sekarang juga caranya sama kayak yang udah dijelasin diatas. Kalian harus menemukan dulu buku yang kalian suka, yang bikin kalian sampe lupa waktu.
Otomatis mindset itu kana hilang dan berganti dengan “Membaca itu Menyenangkan”
Jangan maksain diri buat baca buku dari topik yang dirasa berat dan kita nggak ngerti garis besarnya karena itu akan membuat kalian makin jauh dari buku. Mulai aja dulu dari topik yang ringan-ringan yang kalian suka, entah itu fiksi maupun non-fiksi. Setelah itu, kemampuan berpikir kalian akan berkembang dengan sendirinya dan akhirnya kalian tertantang untuk membaca buku dengan topik-topik lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”