A: Barusan aku kecopetan padahal KTP, ATM, sama semua uangku ada di dompet itu. Huhuhu… Gimana, dong?
B: Lagian sih, penampilan kamu mencolok banget! Jadi ngundang orang buat nyopet, deh!
C: Nilai aku banyak yang C di semester ini, bahkan ada satu mata kuliah yang nilainya D jadi harus ikut remedial. Aku khawatir nggak bisa ikut skripsi, nih.
D: Makanya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang. Udah tau jurusan kita buat dapet nilai B aja susah, bukannya belajar lebih rajin.
Pernahkah kamu mengalami kejadian seperti contoh percakapan di atas atau yang sejenisnya? Saat sedang kesulitan dan butuh bantuan, orang yang menjadi tempat bercerita justru malah menyalahkan tindakan kita atas kejadian itu. Sudahlah sedang kesulitan, eh ditambah lagi dengan omongan yang tidak enak didengar.
Ketika kita sedang membutuhkan solusi atau saran atas sebuah masalah, biasanya hal yang paling mudah dilakukan adalah bercerita kepada orang terdekat. Menceritakan sebuah masalah diharapkan bisa sedikit mengurangi beban dalam dada.
Namun ada kalanya yang kita dapatkan bukanlah solusi, justru sebuah penghakiman yang seolah-olah menyalahkan kita atas masalah tersebut. Bukannya membantu, eh malah menambah beban masalah kita. Padahal sebenarnya, yang bercerita mungkin hanya berniat untuk meluapkan keluh kesahnya saja. Tapi jangankan solusi, si pendengar justru terlihat menyepelekan dan tidak acuh.
Duh, gimana ya kalau kita punya teman yang seperti itu?
ADVERTISEMENTS
1. Memposisikan diri seolah-olah kita-lah yang mengalami hal tersebut.
Menumbuhkan rasa simpati dan empati semestinya sudah dipupuk sedari dini. Ikut merasakan penderitaan yang dialami orang lain setidaknya menjadi reaksi awal ketika kita mendengar cerita tentang kesedihan orang lain. Berikan kalimat yang bisa menenangkan seperti: Aku turut bersedih. Aku bisa merasakan apa yang kamu rasa. Aku ikut berduka. Percayalah, kalimat-kalimat itu bisa memberikan sugesti positif bagi temanmu.
ADVERTISEMENTS
2. Jadilah pendengar yang baik
Mendengarkan cerita orang lain merupakan basic skill yang harus dimiliki. Kamu pasti tidak suka kalau kamu diabaikan ketika sedang berbicara, kan? Dengarkan cerita temanmu sampai akhir atau sampai kamu diizinkan untuk memberikan pendapat. Satu lagi, jangan pernah memotong pembicaraan, ya!
ADVERTISEMENTS
3. Biasakan untuk menjauhkan gadget ketika temanmu sedang bercerita
Selain tidak sopan, bermain gadget ketika temanmu sedang berbicara bisa membuat temanmu berasumsi bahwa kamu tidak tertarik untuk mendengarkan ceritanya. Bermain gadget juga bisa membuatmu tidak focus dengan cerita temanmu. Meski pun kamu memiliki kemampuan multi tasking, setidaknya hargailah pembicaraan orang lain.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan menyudutkan dan menganggap musibah itu sebagai hukuman
Seperti contoh percakapan di atas, menghakimi temanmu atas musibah yang mereka alami adalah hal yang sama sekali tidak tepat. Itu hanya akan membuat temanmu lebih terpuruk keadaannya. Tahan dirimu untuk mengucapkan kalimat yang dapat memperburuk suasana hati temanmu.
ADVERTISEMENTS
5. Berikan kalimat-kalimat positif untuk mengembalikan semangat temanmu
Jika memang kamu tidak bisa memberikan solusi atas masalah temanmu, satu-dua kata penghiburan darimu bisa sangat berarti. Semudah mengucapkan: Kalau kamu butuh teman cerita, aku siap kok. Hubungi aku kalau kamu butuh bantuan. Aku selalu ada di dekat kamu, kok. Jangan khawatir, ya. Seberat apa pun masalah temanmu, kalau kamu mengucapkan kalimat tersebut hati temanmu pasti akan lebih lapang.
Semoga tips yang Hipwee berikan bisa diterapkan jika kamu mengalami hal serupa, ya! Semoga membantu!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”