Industri KPop terus berkembang seiring dengan perkembangan Internet di Indonesia. Banyak sekali perbedaan dari grup generasi 1 hingga ke-3 saat ini. Khususnya, perbedaan para penggemar KPop dalam mengakses idolanya melalui berbagai media.
ADVERTISEMENTS
1. 1. Internet WiFi Rumah Jadi Privilege Untuk K-Popers
Fangirling, istilah dari penggemar musik KPop dalam memenuhi hasratnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi produk budaya populer yang digemarinya. Kegiatan yang dilakukan sebagai wujud rasa cinta untuk idolanya. Gak heran, rintangan apapun pasti akan dilakukan fangirl atau fanboy dari Kpopers.
Mulai dari nonton MV terbaru, mendengarkan musik, nonton drama dan film, nonton konser, beli album, sampai perlengkapan yang berhubungan dengan idolanya. Saat ini WiFi rumah lebih murah dan aksesnya lebih terjangkau, mau fangirling tinggal akses aja lewat smartphone, laptop, atau smart TV.
Berbeda jauh untuk penggemar KPop generasi kedua. Akses Internet sangat terbatas dan belum sefleksibel sekarang, gimana ya cara mereka fangirling saat itu? Kalau kamu salah satunya, pasti related banget dengan perjuangan KPopers jaman old ini!
ADVERTISEMENTS
2. 2. Rajin Nabung Untuk Beli Majalah dan DVD
Meskipun gak punya jaringan WiFi di rumah, KPopers jaman old gak kalah update. Jaman dulu, berita paling update idolanya hanya bisa didapatkan dari majalah cetak.
Mau punya foto terbaru? Kpopers jaman dulu paling senang mengincar bonus mingguan majalah cetak untuk mendapatkan poster gratisan. Tentunya perlu perjuangan, KPopers harus menyisihkan uang tiap harinya dan menabung untuk mendapatkan majalah incarannya.
Belum puas rasanya cuma melihat gambar di poster, fangirling dari KPopers juga gemar menyewa DVD. Biasanya KPopers tidak sempat menonton K-Drama yang diperankan idolanya melalui Televisi. Sewa DVD adalah solusi yang tepat, dibandingkan streaming di warnet.
ADVERTISEMENTS
3. 3. Binder KPopers Jaman Old Adalah Harta Paling Berharga
Akses internet jaman dulu belum sefleksibel sekarang, untuk fangirling koleksi biodata, stiker, foto bias dari idola KPopers harus dikumpulkan satu per satu.
Pasti kamu juga pernah mengalami masa perjuangan itu, mulai tahun 2000-an saat generasi kedua mulai banyak dikenal. Masa-masa itu paling rajin ke warnet, cari biodata, fakta, lirik lagu hingga cetak foto dari bias kesayangan.
Cara paling mudah agar tidak gampang hilang, KPopers jaman old lebih suka mengumpulkan arsip fangirling di dalam binder.
ADVERTISEMENTS
4. 4. Mau Dengerin Lagu Idolanya Harus Hafal Jadwal Siaran Radio
Jaman dulu alat pemutar musik seperti MP3, MP4, atau ponsel canggih cukup mahal harganya. Maka itu, KPopers jaman old kalau mau mendengarkan lagu Korea harus melalui radio atau komputer.
Selain mendengarkan lagu, dari radio juga Kpopers bisa mendapatkan berita ter-update dari idolanya. Nah, gak heran kalau Kpopers jaman dulu pasti hafal jadwal siaran radio khusus untuk artis-artis Korea atau Asia Timur.
ADVERTISEMENTS
5. 5. Paling Rajin ke Warnet atau Berburu WiFi Gratisan
Akses internet WiFi jaman dulu sangat terbatas. Pastinya kamu juga mengalami, dari beberapa yang dikenal cuma segelintir saja yang memiliki WiFi di rumah.
Tahun 2000-an hingga tahun 2014-an masih banyak KPopers harus berjuang bolak-balik ke warnet. Bahkan karena gak punya uang, Kpopers lebih memilih nebeng WiFi gratisan di sekolah, kampus, atau rumah teman karena gak punya uang.
Contohnya nih, salah satu Kpopers rela nabung 10 ribu per-minggu supaya bisa warnetan 3 jam atau sepuasnya. Semua perjuangan itu demi download lagu, MV terbaru, nonton perform live bias, sampai KDrama dari idolanya.
Maka itu, adanya layanan langganan WiFi rumah sebuah privilege buat KPopers. Ingat betul, saat pertama kalinya pasang WiFi IndiHome dari Telkom Indonesia tahun 2014, banyak teman yang rajin mampir sampai menginap demi numpang download di rumah.
ADVERTISEMENTS
6. 6. Paling Senang Jadi Admin Fanbase
Awal KPop mulai booming di Indonesia belum ada fanbase official. Jangankan yang official, fanbase unofficial saja masih jarang ditemukan.
Cuma ada dua sosial media yang digunakan KPopers jaman old untuk mencari akun fanbase yaitu Facebook dan Twitter. Dari akun fanbase, para KPopers jaman dulu bisa merasakan selalu terhubung dengan idola mereka.
Pada masa itu lah, posisi admin di akun fanbase menjadi sesuatu yang membanggakan. Gak heran, banyak KPopers jaman dulu berlomba mencalonkan diri menjadi admin fanbase.
Selain bisa mendapatkan akses konten eksklusif, admin fanbase juga bisa melakukan bisnis merchandise dari idola mereka.
Selain itu, akun fanbase berpotensi menarik jumlah penggemar lebih banyak. Berdasarkan data dari blog.twitter.com, Indonesia adalah negara urutan pertama dengan tweet terbanyak mengenai utas K-Pop.
KPopers Indonesia sejak jaman dulu memang sudah dikenal sangat loyal. Akun fanbase bisa mendukung karya-karya idolanya, melalui merchandise, album terbaru, hingga rela membeli produk tertentu dengan brand ambassador dari idolanya.
Saking loyalnya, akun fanbase saat ini punya pengaruh besar di media sosial. Banyak dari akun fanbase digunakan untuk isu tren kekinian. Mulai dari kegiatan promosi, gerakan sosial mengumpulkan charity, kampanye lingkungan, bahkan sampai digunakan untuk isu politik.
Dulu dikenal alay, sekarang punya kontribusi cukup besar! Jangan macam-macam sama Kpopers ya!
Indonesia memang menjadi pasar paling potensial untuk industri KPop. Bisa dibilang sih, perkembangan industri KPop di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Jangkauan internetnya pun semakin luas, jadi aksesnya tentu semakin mudah.
Salah satunya, akses internet yang mudah didapatkan dari WiFi rumah. Baik calon maupun penggemar KPop bisa lebih mudah mendapatkan berbagai jenis konten KPop. Untuk melakukan fangirling pun gak perlu repot keluar rumah lagi.
Masa-masa perjuangan sebagai KPopers jaman dulu tinggal kenangan, meskipun tidak semudah sekarang tetap terasa menyenangkan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”