Kehamilan merupakan hal yang paling dinantikan kehadirannya bagi pasangan yang sudah menikah. Namun pada kenyataannya tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk mengandung dan melahirkan anak. Melihat banyaknya teman dan keluarga yang beruntung bisa langsung hamil tentunya ada kecemburuan tersendiri. Pertanyaan kapan hamil ini juga secara tidak langsung membuat pikiran mereka terbebani.
Pertanyaan demi pertanyaan dari orang-orang terdekat juga akan menambah daftar beban yang menyebabkan seorang wanita stress. Setidaknya 5 hal berikut ini selalu menjadi momok menyeramkan bagi setiap pasangan yang sedang menantikan keturunan dari Sang Pencipta.
ADVERTISEMENTS
1. Pertanyaan kapan hamil yang terus berulang membuat seorang wanita bisa kesal dan sakit hati
Berkumpul dengan keluarga besar atau suasana reunian memang sesuatu yang ditunggu-tunggu. Namun hal ini bisa menjadi bencana tersendiri kalau sudah ada pertanyaaan-pertanyaan sensitif yang mengganggu telinga. Siapa yang tidak ingin punya anak?
Tetapi kehamilan bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan sekehendak hati kita. Jadi pertanyaan berulang tentang kehamilan bisa membuat stress si wanita sehingga emosinya tidak bisa di kontrol dengan baik.
ADVERTISEMENTS
2. Seorang perempuan akan kehilangan semangat untuk berusaha hamil karena sudah capek terus diteror dengan pertanyaan kapan hamil
Pertanyaan kapan hamil mungkin ditanyakan untuk membuka obrolan bagi sebagian orang. Namun tanpa disadari pertanyaan ini meninggalkan bekas yang tidak baik bagi psikologis perempuan. Mereka jadi putus asa karena merasa usahanya selama ini sia-sia dan orang-orang tidak bisa melihat betapa keras ia berusaha.
ADVERTISEMENTS
3. Karena menghindari pertanyaan kapan hamil mereka akan mulai mengasingkan diri dan menghindari ajakan bertemu
Banyak orang berpikiran bahwa setelah perempuan telah menikah tahap selanjutnya adalah hamil dan kemudian memiliki anak agar mereka menjadi keluarga seutuhnya dan bahagia. Perlu ketabahan ekstra agar kewarasan tetap terjaga apabila orang-orang akan memberondongnya dengan ragam ekspresi.
Apalagi ditambah pertanyaan “Kapan hamil?” atau “Kapan mau punya anak?” seolah beban berat di pundak yang harus ditanggung jadi semakin berat. Untuk menghindari hal itu sebagian perempuan akan memilih menghindari pertemuan agar terhindar dari hal sensitif itu. Mereka menjadi anti-sosial agar tidak ada lagi yang membebaninya dengan pertanyaan buruk itu.
ADVERTISEMENTS
4. Kehidupan rumah tangga menjadi rentan rusak karena banyaknya tekanan yang datang dari banyak pihak
Terkadang kenyataan tak selalu berjalan sesuai keinginan. Meski sudah melakukan berbagai cara, hasil testpack selalu saja negatif. Yang membuat makin sedih, komentar orang semakin beragam hanya karena kita belum punya kesempatan yang sama seperti pasangan lain. Mulai dari yang sekadar tanya sampai lebih kepada menuduh.
Tekanan yang datang seringkali juga akan berdampak pada kehidupan rumah tangga seseorang. Kehidupan pasangan yang telah menikah tetapi belum punya anak akan terancam hancur hanya karena mereka terlalu sering mendengar stigma negatif dari luar. Bahkan hal ini juga bisa berdampak pada perceraian.
Kehidupan pasangan yang telah menikah tetapi belum punya anak akan terancam hancur hanya karena mereka terlalu sering mendengar stigma negatif dari luar.
ADVERTISEMENTS
5. Mereka pada akhirnya tidak tahu lagi caranya untuk hidup bahagia
Baik dengan niatan bercanda atau hanya sekedar cara mengisi obrolan, pertanyaan kapan hamil meninggalkan trauma tersendiri pagi setiap perempuan. Momok pertanyaan itu membuat kehidupan mereka terusik dan menjauhkannya dari kebahagian yang seharusnya mereka nikmati.
Daripada terus mengatakan hal konyol pada perempuan yang belum hamil dan menyakiti perasaannya. Lebih baik menguatkan dan mendoakan mereka dengan cara memberi semangat dan meminta mereka selalu berpikiran positif. Doa yang diucapkan secara langsung maupun secara diam-diam dapat memberikan kebahagiaan tersendiri pada orang tersebut.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”