Termasuk Mengatasi Overthinking, ini Dia Beberapa Manfaat Detoks Media Sosial

Ketika kamu bangun pagi, apa yang pertama kali kamu lakukan? Apakah mengecek media sosial termasuk aktivitas awal yang kamu lakukan? Memang tidak bisa dipungkiri penggunaan sosial media sudah menjadi kebiasaan bagi kita, bayangkan saja ketika kita bangun di pagi hari hal yang pertama kita lakukan mungkin mengecek sosmed. 

Belum lagi di sela-sela aktivitas kita lainnya seperti saat kita sedang bekerja di kantor, saat sedang ngampus, hingga bahkan saat makanpun kita masih aktif aja bersosial media. Kebiasaan mengakses medsos jika dilakukan secara terus menerus ternyata bisa bikin kecanduan loh, maka dari itu untuk mengatasinya kita bisa mulai melakukan detoks sosial media.

Detoks medsos dilakukan dengan mengurangi penggunaan medsos atau bahkan menghentikan penggunaan medsos untuk sementara waktu. Nah selama melakukan detoks dengan berhenti menggunakan medsos untuk beberapa waktu, ada beragam manfaat yang bisa kita rasakan selama melakukan detoks medsos, diantaranya sebagai berikut:

ADVERTISEMENTS

1. Lebih produktif

Ilustrasi Produktif

Ilustrasi Produktif via https://www.pexels.com

Selama periode detoks yang kebanyakan mengharuskan kamu untuk tidak mengakses sosial media sama sekali, maka waktu yang biasa kamu gunakan untuk mengakses sosial media dapat kamu alihkan untuk kegiatan-kegiatan yang lebih produktif.

Misalnya jika kamu masih seorang mahasiswa ataupun pekerja kantoran, maka kamu bisa menggunakan waktu tersebut untuk mencicil tugas-tugas kamu meskipun deadline pengumpulannya masih jauh.

Dengan demikian kamu para mahasiswa tidak perlu lagi deh kejar-kejaran dengan deadline dari dosen sedangkan untuk kamu para pekerja kantoran kamu juga tidak perlu lembur hingga larut lagi deh. Selain itu kamu juga bisa kok alihkan waktu kamu dengan lebih banyak menjalankan hobi, yang mungkin aja bisa menjadi passive income buat kamu.

ADVERTISEMENTS

2. Mengatasi overthinking

Ilustrasi Overthinking

Ilustrasi Overthinking via https://www.pexels.com

Medsos memungkinkan kita sebagai pengguna untuk semakin banyak memperoleh informasi. Hal tersebut tentu berdampak baik, walaupun terkadang juga dapat berdampak buruk bagi kita. Melalui sosmed kita memperoleh terlalu banyak arus informasi, sehingga k menjadi sulit bagi kita untuk menyaring informasi mana yang kita perlukan dan mana yang tidak kita perlukan.

Banyak informasi di sosmed yang tidak kita perlukan kemudian juga kita konsumsi, seperti misalnya gaya hidup mewah dari para selebriti, kemudian kita disuguhi dengan banyaknya tokoh muda yang sukses dibarengi dengan berbagai flexing yang mereka lakukan di medsos, atau bahkan dari teman yang rasanya setiap hari bisa asik pergi dan liburan terus menerus.

Daripada kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan yang ada bikin kita overthinking karena kebanyakan pantengin sosmed, gak ada salahnya nih kita mulai membatasi penggunaan sosmed dengan melakukan detoks medsos selama beberapa waktu.

ADVERTISEMENTS

3. Mengurangi impulsive buying

Ilustrasi Impulsive Buying

Ilustrasi Impulsive Buying via https://www.pexels.com

Siapa nih yang sering tiba-tiba tergoda untuk belanja pakaian baru padahal pakaian lama saja masih ada satu lemari penuh. Jika kamu termasuk yang sering membelanjakan uangmu untuk pembelian-pembeilain yang tidak perlu, maka kamu bisa dikatakan kamu sedang malakukan impulsive buying.

Sosial media mendukung perilaku impulsive buying kita sebagai konsumen, dimana sosmed memungkinkan kita untuk memperoleh berbagai informasi diskon hingga berbagai promo dari berbagai produk, belum lagi fomo akan trend fashion terbaru.

Akhirnya kita jadi makin boros, ujung ujungnya baru gajian uang kita udah habis lagi deh. Kabar baiknya dengan detoks sosial media memungkinkan kita untuk lebih sedikit terpapar impulsive buying, karena dengan membatasi penggunaan sosial media kita juga membatasi arus informasi yang bisa kita peroleh, sehingga kita gak boros lagi deh.

ADVERTISEMENTS

4. Lebih peduli dengan sekitarmu

Ilustrasi Keluarga

Ilustrasi Keluarga via https://www.pexels.com

Kita mungkin sering mendengar pernyataan bahwa medsos mendekatkan yang jauh, sekaligus menjauhkan yang dekat. Pernyataan tersebut cukup relevan dengan realitas kita saat ini. Terkadang dengan medsos kita terlalu fokus dengan orang-orang yang tidak dekat dengan kita, bahkan mungkin kita tidak saling kenal.

Kita terlalu sibuk memperhatikan orang lain, sibuk menganalisis mereka, sibuk mengikuti mereka, dan kadang malah sibuk mencari perhatian mereka. Padahal sebetulnya mereka bukanlah orang penting dikehidupan kita. Sedangkan orang-orang penting dikehidupan kita seperti keluarga, sahabat, juga mungkin pasangan terkadang kita tidak memiliki waktu lebih untuk mereka.

Detoks medsos memungkinkan kita untuk memiliki lebih banyak waktu yang bisa kita habiskan dengan orang-orang terdekat kita, dan dari sana kita bisa memperoleh kebahagian yang jauh lebih nyata dibandingkan kebahagiaan semu di medsos.

ADVERTISEMENTS

5. Privasi lebih terjaga

Ilustrasi Bahagia

Ilustrasi Bahagia via https://www.pexels.com

Dengan kamu yang berhenti sementara menggunakan medsos, maka kamu tidak perlu lagi sibuk membagikan momen pribadi kamu dengan para followers kamu. Hal tersebut tentu berdampak positif sebab kamu tidak perlu memikirkan bagaimana tanggapan mereka terhadap kamu, apa ekspketasi mereka terhadap kamu, sehingga kamu bisa lebih berfokus pada hal-hal yang memang membuatmu bahagia.

Kamu bisa menikmati segala pencapaian kamu dengan kebahagiaan yang memang bersumber dari diri kamu, bukan dari tanggapan orang lain. Awalnya mungkin akan terasa aneh, tetapi jika dilakukan secara terus menerus kamu pasti akan menyadari kebagaiaan internal yang kamu peroleh akan lebih berharga dibadingkan kebahagiaan yang kamu peroleh dari tanggapan orang lain di media sosial.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa jurusan manajemen salah satu kampus swasta di Jakarta yang lagi sibuk nyiapin skripsian