Mengulas kehidupan percintaan memang nggak ada habisnya. Namanya juga manusia. Mereka ada karena cinta, hidup juga dari cinta, yah pasti menjalani hidup juga dengan cinta. Cie..
Tapi kadang kehidupan percintaan tiap orang memang berbeda-beda. Ada yang lurus bin mulus bak jalan tol, ada yang belok-belok penuh tikungan tajam, ada yang bikin dag dig dug berasa main roller coaster. Satu bagian kisah percintaan yang paling sering dibahas memang kehidupan percintaan di kampus. Yah, bagaimana pun juga tempat ini adalah tempat yang menjadi bukti seseorang tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tangguh dan pantang menyerah selama beberapa tahun lamanya.
Ditengah-tengah proses menjadi pribadi yang mumpuni, pasti ada sekelumit kisah percintaan para mahasiswa. Entah dengan teman seangkatan, teman seorganisasi, teman satu bimbingan, kakak tingkat, kakak satu ekskul, kakak satu bimbingan, kakak satu penelitian, yang bisa berakhir menjadi manten atau menjadi mantan setelah lulus kuliah. Tapi, jatuh cinta dengan dosen? Seberapa banyak sih mahasiswa/mahasiswi yang merasakan itu? Tentunya nggak banyak kan? Karena rata-rata, kampus dosennya udah pada tuwir-tuwir. Kalau pun ada, dosen muda pasti nggak banyak.
Nah, sebenarnya salah nggak sih mahasiswa naksir dosennya sendiri? Terlepas dari salah atau enggak, naksir dosen itu membawa sisi positif lho bagi kehidupan kampus si “mahasiswa” yang naksir dosen itu.
Mahasiswa atau mahasiswi yang naksir dosennya pasti lebih rajin ngampus dibanding teman-teman yang lain. Tujuannya biar bisa ketemu sama sang dosen pujaan atau minimal biar bisa nampang muka sama dosen pujaan. Padahal belum tentu juga dosennya “ngeh” mau ada dia atau nggak hari itu.
Apalagi kalau ada mata kuliah sang dosen pujaan, mahasiswa yang naksir ini bisa datang beberapa jam sebelum kuliah dimulai, dengan alasan takut telat, padahal pasti ada kegiatan terselubung. Dandan misalnya.
<>2. Duduk paling depan, rajin nyatet dan jadi nggak ngantukan>Selama jalannya perkuliahan, boro-boro mau ngelirik hape atau cek instagram sebentar, apa ngobrol sama teman di sebelahnya. Mahasiswa yang naksir dosen pasti akan fokus pada satu tujuan, fokus ngeliat ke depan, entah merhatiin yang dijelasin atau mandangin dosennya. Mendadak catatannya full, rapi dan bagus. Dan matanya selalu on menatap ke layar depan atau ke arah dosennya berjalan. Disertai manggut-manggut dikit sehabis dosennya ngejelasin, biar disangka dosennya ngerti.
<>3. Mendadak sering berpendapat di kelas, supaya dapat perhatian walau sedikit saja :)>
Mahasiswa yang naksir dosennya pasti lebih ngerti mata kuliah sang dosen karena selalu fokus saat dosennya ngajar. Alhasil, kalau diminta jawab pertanyaan atau diminta kasih pendapat, mahasiswa ini pasti nunjuk tangan. Sekalian carmuk (cari muka) dan carper (cari perhatian). Dengan jurus jitu seperti ini, mahasiswa berharap dosen pujaannya bakalan selalu inget sama dia.
<>4. Ngincer dosen yang ditaksir, supaya jadi dosen pembimbing skripsi>Kalau cuma ngarepin 'carmuk' di kelas, lama-lama dosen bisa lupa. Jurus jitu lainnya adalah milih dosen pujaan sebagai salah satu dosen pembimbing skripsi. Dengan cara seperti ini, mahasiswa bisa deket dengan dosennya bahkan bisa saling curhat-curhatan. Karena biasanya banyak faktor yang menjadi tantangan dan hambatan dalam skripsi dan dosen pembimbing berperan sangat penuh.
Selain bisa curhat, kalau dosen pujaan jadi dosen pembimbing, mahasiswa jadi semangat buat bimbingan, mau coretan berapa banyak pun tetep diperbaiki secepat mungkin dan bimbingan lagi. Bimbingan pun berasa ngedate dan jadi nggak ngebosenin.
<>5. Tapi, memastikan bahwa dosen masih single adalah yang utama!>Namanya juga naksir, pasti ada keinginan untuk bersama, tapi satu hal yang harus diingat, pastikan si dosen belum punya pasangan apalagi udah nikah dan punya anak. Menjadi dosen prosesnya panjang dan pasti bukan di umur yang muda atau seumur dengan si mahasiswa. Jadi mustahil dia belum punya pasangan. Kalau memang sang dosen masih single ya nggak apa-apa lanjutkan, tapi kalau dia sudah ada yang punya, berhenti aja deh. Jangan berharap bahagia di atas penderitaan orang lain ya.
<>6. Kadang sebenarnya itu bukan rasa cinta, tapi hanya kagum semata>Namanya juga dosen, pasti dia datang dari kalangan orang yang pintar dan berpendidikan tinggi. Malah kebanyakan lulusan luar negeri. Jika dua poin itu ditambah dengan masih muda, baik, lemah lembut, nggak pernah marah dan nggak pelit nilai, memang bisa bikin mahasiswa klepek-klepek nggak karuan. Hayo? Kamu mahasiswa ini bukan? Coba cek hatimu? Itu cinta apa hanya kagum saja.
Jatuh cinta sama dosen memang nggak salah, karena cinta kan memang nggak bisa disalahkan. Tapi alangkah baiknya, kalau kita bijaksana menempatkan diri sebagai mahasiswa, yah sekali-kali 'caper' sedikit nggak apa-apa tapi jangan kelebihan. Jadikan dosen pujaan sebagai penyemangatmu mendapatkan gelar. Kalau memang jodoh pasti nggak ke mana, kok.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Hong ji hoong �
Semoga jodoh ya tang. Amin ���
Hahahahahaha kok ada lo disini wkwkwkwk