Tanpa Kamu si Pembuat Luka, Aku Mungkin Tak Sekuat Ini

 

“Kamu harus belajar untuk kuat ketika hidup sendiri. Bayangkan saja, bayanganmu saja meninggalkanmu disaat gelap..”

Pepatah itu yang kerap kali kuingat setelah kepergianmu. Aku belajar tegar. Aku belajar meyakini bahwa akan ada hari cerah setelah hujan deras dan awan gelap menyelimuti hidupku.

 <>1. Dulu, luka ini sudah membuatku jatuh, sejatuh-jatuhnya.
luka ini membuatku terpuruk

luka ini membuatku terpuruk via http://google.com

Masih kuingat dulu bagaimana rasanya saat aku masih mengharapkanmu. Mencintai, dan berharap aku juga mendapat hal yang sama darimu.

Sempat mencoba mencari kesenangan diluar sana. Berharap kekosongan hati yang kusiapkan untukmu bisa digantikan oleh yg lain. Tapi ternyata tidak. Hati ini tetap kosong. Menanti kasih sayangmu yang tak pernah layak kudapat.

Belum pernah aku merasa terpuruk sejauh ini. Banyak memang keceriaan diluar sana. Namun, saat aku memasuki keheningan malam, air mataku kembali mengalir tak bisa berbohong betapa sebenarnya aku sangat terluka karena mengharapkanmu.

 

<>2. Aku berharap kita bisa berbagi banyak hal, namun apa daya?
dulu, kurasa kamu adalah partner terbaikku

dulu, kurasa kamu adalah partner terbaikku via http://google.co.id

Senang rasanya saat aku begitu meyakini keberadaan dirimu. Aku yakin kita adalah pasangan yang dapat saling melengkapi. Dapat berbagi banyak hal, baik suka maupun duka.

'Badai' mungkin ada disetiap perjalanan, namun bahu ini akan terasa lebih kuat saat kamu ada disisi. Tapi, angan itu harus kutepis jauh-jauh. Karena ternyata lagi-lagi aku harus 'ditampar' kenyataan. Aku harus kuat berdiri sendiri, karena kamu yang aku harapkan justru enggan menemaniku melewati 'badai' yang ada.

 

<>3. Berulang kali aku mencoba bangkit. Suatu usaha yang tak bosan untuk kuulang.
kucoba untuk lepas dari rasa terpuruk

kucoba untuk lepas dari rasa terpuruk via http://google.com

Berulangkali memori ini berlari mundur, kembali ke waktu dimana aku terluka. Disaat yang sama pula aku mulai menangis.

Terkadang aku bertanya pada diriku, "apa yang membuatku begitu pantas untuk diacuhkan?" "Apa salahku?". Kedua pertanyaan itu kerap menghantuiku berulang-ulang.

Kucoba untuk menepis semua memori buruk itu, agar guratan senyum bisa kembali menghiasi wajahku. Tak mudah memang. Namun bukan berarti aku tak mencoba lagi disaat gagal.

<>4. Sebelum ada kamu hidupku indah, kepergianmu seharusnya tak mengurangi hal itu.
hidupku akan tetap sama indahnya

hidupku akan tetap sama indahnya via http://google.com

Sebelum mengenalmu, hidupku sudah dihiasi dengan kebahagiaan. Sekarang, saat kamu pergi, kurasa aku bisa tetap merasakan kebahagiaan tanpa berkurang sedikit pun.

Memang, kuakui, ada banyak luka yang kamu tinggalkan. Luka dalam yang membawa duka. Namun, sederas apapun hujan, pasti akan ada hari cerah setelahnya. Harapan itu saja yang membuat senyumku mulai kembali

<>5. Sekarang, ingin kubisikkan "terima kasih" untuk semua pelajaran ini.
selalu ada syukur yang ingin kuucap

selalu ada syukur yang ingin kuucap via http://google.com

Kamu tahu? Semua kesedihan yang ada di hari kemarin itu justru mendewasakanku. Darimu, aku akhirnya belajar untuk bersabar meski semua berjalan tak sesuai harapan. Darimu, aku belajar untuk mandiri, harus kuat sendiri di situasi apapun. Darimu, aku belajar untuk mencoba, meskipun gagal. Ulang, ulang, dan terus ku ulang.

Tak ada yang salah dari kisah kita. Yang ada hanyalah pembelajaran. Aku pun tak ingin terus berlarut dalam dukaku.

Terima kasih masa lalu, tanpamu mungkin aku tak bisa sedewasa ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penulis amatiran, menulis karena hobi ? ? ? punya akun personal di http://sonyarutnaully.blogspot.com

7 Comments

  1. Karna pribadi yg ada hari ini adalah bentukan dari setiap masa lalunya…