Apakah kamu pernah mendengar istilah toxic? Iya, toxic atau racun, tapi racun kali ini bukan berasal dari ular berbisa ataupun zat kimia. Melainkan, toxic yang bersumber dari sifat manusia. Lalu, apa sebenarnya toxic itu? Toxic adalah istilah yang sering ditujukan pada seseorang yang ‘beracun’ atau membawa dampak buruk bagi orang lain. Dampak buruk itu timbul dari perilaku negatif seseorang yang akhirnya memperngaruhi lingkungan sekitarnya.
Mungkin banyak sekali kita menjumpai orang-orang toxic dalam kehidupan, namun kita tidak menyadarinya. Seperti misal dalam hubungan percintaan sering terjadi toxic relationship, ataupun dalam hubungan pertemanan juga sering terjadi toxic friendship. Yang mana, dalam ikatan hubungan itu ada satu orang yang terlalu egois hingga menyakiti ataupun meracuni yang lainnya. Itulah toxic jika dilihat dari aspek eksternal diri kita. Selain itu, sebenarnya toxic juga bisa saja bersumber dari internal diri kita sendiri. Tak hanya mampu meracuni orang lain di sekitar kita, tapi juga bagi diri kita sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa tindakan yang kita lakukan itu meracuni diri sendiri? Agar kita tahu, maka penting bagi kita mencermati tanda-tandanya. Maka dari itu, yuk simak dulu perilaku toxic yang dapat meracuni diri kita sendiri!
ADVERTISEMENTS
1. Meragukan diri sendiri
Telalu meragukan kemampuan diri sendiri sehingga selalu pesimis untuk berekspresi juga salah satu toxic lho. Seolah kita menganggap bahwa diri ini tak memiliki kapasitas yang cukup untuk berusaha meraih apa yang kita impikan.
Tentu itu hanya akan membawa kerugian bagi diri kita sendiri, karena kita menjadi takut untuk melangkah lebih maju. Maka dari itu, yuk bebaskan diri kita untuk lebih optimis dan lebih leluasa mengeksplor skill, agar tak hanya terkungkung dalam pekatnya toxic yang kita buat.
Tuhan telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna, jadi janganlah kita menghina mahakarya-Nya dengan ragu akan kemampuan diri.
ADVERTISEMENTS
2. Memforsir tubuh untuk melakukan kerja berat
Hal yang terasa biasa namun ternyata sangat bahaya, lain tak lain adalah membiarkan tubuh bekerja secara menerus yang tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup. Terlalu memforsir tubuh itu tak hanya mampu merusak fisik, namun juga merusak mental kita.
Tanpa disadari, perilaku toxic pada diri sendiri mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental jika dilakukan secara terus-menerus. Maka, jagalah dirimu dari perilaku toxic yang merugikan diri sendiri. Ingat! Kita itu manusia, bukan robot.
Fisik kita butuh asupan istirahat. Jika kita terus-menerus mempekerjakan tubuh kita terlalu keras, maka sama saja kita telah menyakiti diri kita sendiri. Maka dari itu bekerjalah secukupnya, karena istirahat juga menjadi satu kebutuhan utama.
ADVERTISEMENTS
3. People Pleaser
Sebenarnya aku nggak mau ikutan, tapi aku ngerasa nggak enak buat menolak. Sebagian dari kita pasti pernah berada dalam posisi seperti ini. Inilah salah satu contoh dari sifat people pleaser.
People pleaser yaitu sebutan untuk seseorang yang selalu berupaya untuk menyenangkan hati orang lain. Hal tersebut ditandai dengan sikap yang selalu menuruti permintaan orang lain hanya karena merasa nggak enak kalau ditolak. Seorang people pleaser hanya peduli pada perasaan orang lain, dan justru mengorbankan dirinya sendiri hanya karena sifat ‘nggak enakan’. Please, tolong hentikan sifat seperti ini, jangan selalu memaksa diri sendiri agar tetap menerima walau sebenarnya ada penolakan dari batin. Lalu, bagaimana agar kita bisa terlepas dari sifat ‘nggak enakan’ ini? Yang wajib kita lakukan yaitu, berani bilang TIDAK.
Adakalanya kita berani untuk menolak ajakan seseorang karena sebenarnya kita sendiri tak menyukainya. Namun, penolakan itu juga harus dilakukan dengan cara yang baik agar orang lain tidak terlukai hatinya. Gimana nih, apakah kamu siap untuk bilang TIDAK?
Jangan egois pada diri sendiri, karena pada hakikatnya setiap diri juga ingin dimengerti.
ADVERTISEMENTS
4. Negative Self-Talk
Pada hakikatnya, self talk atau berkomunikasi dengan diri sendiri itu suatu interaksi yang lebih banyak kita lakukan daripada berkomunikasi dengan orang lain. Self talk sangat menentukan bagaimana karakter dan mindset kita dapat terbentuk.
Namun, ternyata terdapat aspek berbahaya juga dari self talk, yaitu saat kita melakukan inner critic atau mengkritik diri sendiri. Bahayanya di sini yaitu melakukan kritik pada diri sendiri secara terus-menerus tanpa melihat potensi yang patut diapresiasi. Sangat disayangkan bukan? Niatnya hanya ingin melakukan kritik diri agar menjadi lebih baik, namun justru malah membuat diri semakin terpuruk. Kritik negatif ini sangat berbahaya bagi kita, karena mampu menghambat pengembangan diri. Hal itu karena kita sudah terlampau menjudge negatif pada diri sehingga timbul rasa tidak percaya akan kinerja yang kita lakukan.
Padahal, melakukan self talk juga ada batasannya! Janganlah kita terlalu menyalahkan, tapi cobalah lebih menghargai dan mengapresiasi diri atas usaha yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENTS
5. Kadar insecurity yang terlalu tinggi
Saat rasa insecure semakin menggerogoti, maka diri semakin pesimis dan cenderung menjadi rendah diri. Saat itulah kita semakin malas melakukan suatu hal karena kita menganggap bahwa hasil dari sesuatu yang kita lakukan itu jauh dari kata sempurna. Kenapa? Ya, tentu karena kita menjadikan hasil atau pencapaian orang lain menjadi tolok ukurnya. Jika hasilnya dirasa tak sama, ada dua pilihan bagi orang yang selalu insecure, yaitu dengan menjadi malas melakukan sesuatu dan juga memendam rasa iri.
Padahal, hal ini hanya membuat sakit hati semata. Ada hal lain yang lebih berfaedah jika kita memang sedang insecure, yaitu menjadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi agar kita mampu bekerja lebih baik lagi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”