Tak Selamanya Sekolah Daring Menyebalkan. Inilah 5 Sisi Positif yang Bisa Kita Rasakan Lhoh~

Menilik belajar daring dari sisi positifnya

Sudah 8 bulan, rakyat Indonesia berjibaku dengan virus Covid-19 dan tampaknya belum ada tanda-tanda pandemi ini akan segera berakhir, sebab, angka positif Covid-19 terus mengalami lonjakan setiap harinya. Temuan inilah yang membuat sejumlah pemimpin daerah memutuskan tetap menjalankan belajar di rumah untuk menutup kemungkinan penyebaran virus di sekolah. Sejalan dengan masih maraknya kasus positif, banyak pula masyarakat Indonesia yang mengeluhkan system pendidikan selama 8 bulan ini yang dirasa kurang efektif dan cukup membebani para murid juga para orangtua.

Namun, jika ditilik kembali, tidak sepenuhnya belajar dari rumah negatif lho. Ada beberapa hal positif yang bisa kita temui bila direnungkan dengan baik. Berikut 5 sisi positif belajar dari rumah.

ADVERTISEMENTS

1. Orangtua memberi perhatian lebih pada anaknya, terutama dalam pendidikan dari rumah selama pandemi

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Sebelum adanya pandemi di Indonesia, orangtua bertugas mengantarkan anak-anak ke sekolah kemudian menjemput kembali pada jam pulang sekolah. Begitu setiap hari. Namun, pola antar-jemput anak berubah kala pandemi mengancam dan tidak memberikan ruang aman bagi siapapun. Sehingga pemerintah memutar otak dan memutuskan untuk mengadakan sekolah daring sementara waktu.

Sebenarnya, tugas orangtua bukan bertambah melainkan diganti dengan mengawasi anak-anak ketika belajar di rumah. Sesekali orangtua akan menjadi tempat bertanya bagi anak-anak saat ada soal atau penjelasan yang tidak dimengerti. Dengan kegiatan seperti ini, hubungan antara anak dan orangtua semakin lekat dan kuat.

ADVERTISEMENTS

2. Guru menjadi melek teknologi

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Selama ini cara mengajar sebagian guru di sekolah dinilai ‘kuno’ terutama di daerah-daerah, karena biasanya guru datang ke kelas memberi penjelasan lisan, menulis contoh atau soal di papan tulis dan meminta murid-muridnya mengumpulkan tugas di buku. Begitu pula saat merekapitulasi nilai murid-murid, mereka memindahkan nilai di buku khusus bukan ke dalam excel ataupun word.

Hari ini, berkat adanya pandemi Covid-19, para guru jadi lebih melek teknologi. Mau tidak mau, mereka harus menyeimbangkan kemahirannya dengan murid-murid yang lebih dulu paham teknologi. Belum lagi mereka diharuskan daring ketika mengisi materi dan memindahkan nilai serta mengakumulasikannya sebab laporan nilai pun dilakukan secara daring. Berlatar situasi inilah guru seolah terbuka dan akrab dengan teknologi agar memudahkan segala bentuk kegiatan akademik.

ADVERTISEMENTS

3. Referensi pembelajaran lebih bervariasi, tidak sebatas textbooks tetapi juga daring

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Jika di sekolah sumber bacaan dan referensi tugas berasal hanya dari buku pelajaran atau sering disebut buku cetak, berbeda ketika sekolah ‘pindah’ ke rumah. Pada saat sekolah ‘pindah’ ke rumah, secara otomatis para murid akan mencari sumber referensi lain untuk memperkaya pengetahuan mereka. Salah satunya mencari bacaan dan materi yang sesuai pelajaran dengan memanfaatkan keberadaan internet. Sehingga, murid tidak hanya memegang buku cetak dalam proses kegiatan belajar di rumah tetapi juga sejumlah sumber rujukan yang berasal dari internet.

ADVERTISEMENTS

4. Mengusung metode proses pembelajaran yang segar dan menuntut murid lebih aktif

Photo by Unsplash

Photo by Unsplash via https://unsplash.com

Belajar di rumah, artinya tugas guru menjelaskan memiliki porsi yang lebih sedikit dibandingkan belajar di sekolah. Oleh karena itu, guru memberikan tugas-tugas yang mana menuntut para murid untuk lebih aktif dan kreatif. Seperti, menugaskan murid melakukan eksperimen dengan bahan-bahan yang telah ditentukan, memeragakan penjelasan struktur tulang manusia melalui gambar, atau meminta murid melukis sekolah mereka yang telah lama tidak dikunjungi.

Dengan demikian, aktivitas yang menuntut murid aktif secara tidak langsung akan membuat mereka lebih produktif dan lebih berani untuk mengekspresikan diri, dibandingkan ketika belajar di sekolah yang kebanyakan memilih menutup diri.

ADVERTISEMENTS

5. Mengandalkan internet sebagai sumber informasi baik oleh guru maupun murid

Photo by Unsplash

Photo by Unsplash via https://unsplash.com

Pandemi belum beranjak pergi, maka internet adalah satu-satunya media yang bisa menghubungkan antara guru dan murid-muridnya. Dalam situasi seperti sekarang, internet memang sangat dibutuhkan, terutama untuk mendapatkan informasi, mengirim tugas dan belajar di rumah secara daring. Tidak bisa dibayangkan jika suatu hari internet diputus atau tidak sengaja terputus. Dengan internet, segalanya menjadi lebih mudah apalagi kondisi yang tidak memungkinkan guru dan murid bertemu dalam satu ruang kelas, melanjutkan aktivitas belajar dan mengajar. Jadi, meski tidak bisa bertatap muka di kelas, guru tetap dapat mengedukasi para muridnya, juga bertukar informasi sekiranya ada tugas atau libur.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis