Suka Duka Menjadi Mahasiswa Abadi

5. Kalau Bukan Karena Teman Seperjuangan, Mungkin Kami Takkan Kuat

Senyuman "Mahasiswa Abadi" yang rata rata lama lulusnya via https://www.instagram.com

Salah satu yang patut disyukuri saat menjadi "Mahasiswa Abadi" adalah memiliki teman seperjuangan. Kami rata-rata punya penyakit yang relatif sama, malas. Diantara kami ada yang cepat tobat, agak lama tobat dan nggak tobat-tobat dari penyakit malas. Kami bilang rasanya sakit dilangkahin lulus sama adek tingkat, tapi ternyata lebih sakit rasanya ngeliat teman seperjuangan kita lulus duluan.

Rasanya kemaren masih males-malesan barengan tiba-tiba dianya udah tobat duluan dan lulus duluan. Tobat kok nggak ngajak-ngajak. Hal yang menakjubkan dari "Mahasiswa Abadi" mereka nggak akan ngelupain temen mereka yang belum tobat walaupun mereka udah lulus duluan dan merantau ke kota lain.

Mereka masih ngasih waktunya buat sekedar nelepon teman seperjuangannya yang belum tobat, walaupun kadang caranya brutal. Mereka bilang caranya memang harus brutal karena yang disemangatin susah tobatnya. Terima kasih ya guys, karena kita pernah saling menguatkan di saat-saat paling berat. You're the best!

Kalian setelah baca ini semoga jangan penasaran dan pengen nyoba untuk mengikuti jalan ninja kami si "Mahasiswa Abadi" ini. Kalian pasti nggak akan kuat, tetap di jalan yang lurus aja ya. Kalian yang udah terlanjur terjebak di jalan ninja "Mahasiswa Abadi" semangat ya. Hidup terlalu indah buat dibawa sedih. Selalu ada teman dan harapan di saat yang bahkan rasanya paling berat. Jangan terlalu lama tersesat ya, temukan jalanmu dan tunjukkan pada dunia walaupun kita pernah tersesat di jalan yang salah kita masih bisa meraih impian kita.

Hidup Mahasiswa