Skripsi selalu menjadi momok untuk mahasiswa. Bukan hanya mahasiswa tingkat akhir, yang gundah gulana tak kunjung lulus. Tetapi juga mahasiswa baru, yang menerka-nerka seberapa "ngerinya" skripsi dan dosen pembimbing yang membuat kakak tingkatnya hampir menjadi mahasiswa abadi.
Sampai saat ini skripsi masih menjadi syarat untuk mahasiswa memperoleh gelar sarjana di jenjang pendidikan S1. Beberapa hal seperti malas, tidak paham penelitian, dosen pembimbing yang susah ditemui, sibuk bekerja sambilan dan lain sebagainya sering menjadi alasan mahasiswa tak kunjung menyelesaikan skripsinya. Dampaknya, biaya kuliah harus terus dibayar tiap semesternya, orang tua yang terus menanti anaknya wisuda, hingga kemungkinan drop out karena melewati batas maksimal perkuliahan.
Di bawah ini adalah 11 hal yang bisa kamu lakukan, jika ingin skripsimu cepat selesai. Bukan hanya untuk mereka yang semester tua, tetapi bisa mulai diusahakan buat kamu yang masih semester awal.
ADVERTISEMENTS
1. Ikuti Kelas Metode Penelitian dengan Baik
Di jurusan apapun pasti ada kelas metode penelitian, yang mengajarkan mulai dari jenis-jenis penelitian hingga langkah-langkah melakukan penelitian. Ikuti perkuliahan dengan baik, agar kamu memiliki pemahaman dasar dalam melakukan penelitian skripsi nantinya.
ADVERTISEMENTS
2. Kerjakan Tugas, Tetapi Jangan Jadi Plagiat!
Di akhir kelas metode penelitian, dosen umumnya meminta mahasiswa membuat proposal penelitian sesuai dengan minatnya. Pada saat itulah, kamu bisa melatih pemahamanmu akan metode penelitian yang kamu pelajari sebelumnya dan mewujudkannya dalam bentuk proposal.
Jangan karena ini hanya tugas kuliah, lantas meng-copy paste penelitian yang bertebaran di internet. Justru tugas kuliah ini menjadi foreplay sebelum pertaruangan yang sebenarnya. Dan mengukur tingkat pemahamanmu.
ADVERTISEMENTS
3. Segera Temukan Minatmu!
Jangan menunggu sampai semester 7, dari semester 1 kamu harus mengatahui minat belajarmu pada bidang apa. Contohnya, kamu mahasiswa komunikasi ternyata lebih berminat dalam hal jurnalistik daripada periklanan.
Semakin awal kamu tahu minatmu, akan membuatmu lebih fokus dalam belajar dan memiliki acuan dalam mengerjakan skripsi nantinya sesuai minat keilmuan yang kamu sukai.
ADVERTISEMENTS
4. Belajar Membaca Jurnal Penelitian
Saat ini buku dianggap kurang up to date ketika dijadikan referensi penelitian. Cobalah baca-baca jurnal baik nasional maupun internasional terbaru sesuai topik yang kamu senangi. Banyak situs penyedia jurnal penelitain, ada yang gratis ada yang berbayar. Biasanya kampus akan berlangganan jurnal Internasional yang bereputasi dan berbayar. Makanya, coba main ke perpus. Umumnya disana ditempel password untuk mengakses jurnal berbayar tersebut secara gratis.
ADVERTISEMENTS
5. Pepustakaan Bukan Kuburan. Datangilah!
Mungkin kamu mau cari inspirasi, ide untuk penelitianmu nanti. Atau mungkin iseng-iseng saja biar dianggap rajin. Maka datanglah ke perpustakaan. Bacalah beberapa skripsi dari kakak tingkat. Plagiarisme itu DILARANG, tetapi kamu boleh saja memodifikasi penelitian sebelumnya dan mengembangkannya menjadi lebih aktual.
ADVERTISEMENTS
6. Temukan Dosen yang "Klik" Denganmu.
Sebelum waktu mengerjakan skripsi tiba (umumnya disemester 6 atau 7), kamu bisa mencari dosen yang sejalan dengan visi atau ahli di keilmuan yang kamu minati. Ajak dosen tersebut berdiskusi. Jika kamu merasa nyaman dengan dosen tersebut, coba mintalah memo dari dosen itu untuk menjadikanmu mahasiswa bimbingannya.
Percayalah, kecocokan dengan dosen pembimbing itu mahal harganya. Ketika menemukan dosen yang pas, skripsimu akan lebih lancar.
Nah, ketika waktu mengerjakan skripsi akhirnya datang juga, lakukan hal berikut ini.
7. Tidak Ada Ide Penelitian, Kembangkan dari Tugas Kuliah Dahulu.
Mahasiswa umumnya akan diminta membuat proposal penelitian (Jika di skripsi sampai BAB 3) atau bisa juga dengan mengajukan beberapa judul penelitian untuk didiskusikan dengan "dosbing", dosen pembimbing.
Manfaatkan tugas kuliah yang pernah kamu kerjakan dulu di kelas metode penelitian. Jika kamu mengerjakan dengan sungguh-sungguh, penelitianmu sudah terbentuk hingga setengah jalan. Tinggal konsultasikan dengan dosbing, apakah kerangka penelitiannya sudah benar atau belum, referensi yang perlu ditambah apa saja, dan lain sebagainya.Jadi tugas kuliahmu tidak akan menguap percuma.
8. Atur Jadwal Konsultasi dengan Dosen Pembimbing
Sejak awal buatlah kesepakatan dengan dosen mengenai waktu dan tempat konsultasi. Untuk dosen yang juga menjabat, umumnya susah untuk ditemui.
Setelah jadwal disepakati, berusahalah disiplin untuk selalu konsultasi di jadwal tersebut dan jangan melewatkannya. Ingatkan dosen 1 hari sebelumnya, jika keesokan harinya kamu akan konsultasi. Sehingga, dosenpun dapat mengatur jadwal kerjanya sendiri.
9. Selesai Konsultasi, Segera Kerjakan Revisi
Setelah konsultasi, segera duduk manis didepan laptop dan kerjakan revisian. Semakin ditunda akan semakin membuatmu malas mengerjakannya.
10. "Kosongkan Gelas" dan Mintalah Bimbingan
Idealis dalam mempertahankan pemikiran boleh, tapi jangan ngeyel juga. Proses konsultasi skripsi adalah sebuah bentuk kerja sama. Dari pada ngeyel, kamu bisa "mengosongkan gelas" pemikiran dan siap menerima ilmu dan bimbingan dari dosen. Perhatikan setiap arahannya yang akan membantu selesainya skripsimu.
11. Catatlah Setiap Detail Hasil Konsultasi
Terkadang dosbing lupa dengan sesi konsultasi yang dilakukan sebelumnya. Sehingga, mereka akan berputar-putar di bab yang sama. Cobalah untuk mencatat setiap hasil sesi konsultasi. Dan jika dosbing membahas hal yang sama, katakan itu sudah dibahas sebelumnya dan kamu telah merevisinya.
Jika dari awal perkuliahan kamu sudah mempersiapkan dengan baik, jangan heran jika skripsimu selancar melewati jalan tol. Terlebih, jika kamu paham betul topik, metode penelitian, metode pengumpulan dan analisis data serta didukung referensi yang kuat. Dosen pembimbingmu akan bekerja dengan mengarahkanmu saja. Jangan kaget, 3 bulan skrispimu selesai dan siap pendadaran.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”