Hai, apa kabar kau disana? Aku yakin kau baik-baik saja disana? Setelah tadi kita sedikit beradu status di blackberry messenger.
Dirimu menuliskan, “Karena akan ada waktunya dimana aku tidak lagi tersenyum saat mendengar namany disebut.”
Aku yang baru pulang dari kantor langsung tertegun membacanya. Ketika tadi saat perjalanan pulang, aku berharap akan ada sedikit pesan dari mu atau mungkin, sekedar postingan manis di status mu tentang ku.
“Mungkin kamu akan tersenyum jika mendengar nama selingkuhanmu disebut? Haha” tulis ku di status blackberry messengerku.
Kekanak-kanakan memang. Seketika itu juga beberapa temanku mengirimkan pesan dan menanyakan apa yang terjadi.
Perjalanan cinta kita yang sudah hampir genap 12 bulan kandas begitu saja oleh karena keegoisan hatimu yang menodai cinta kita dengan cinta lainnya.
Aku bukanlah wanita yang mudah untuk jatuh cinta. Namun kali ini aku bertekuk lutut setelah sekian tahun aku takluk terpaku pada satu orang yang sama. Entahlah, dengan perlahan sosoknya masuk kehati dan menghapus semua rasa yang ku punya untuk lelaki dari masa laluku itu. Tanpa perlawanan, aku dibuatnya jatuh, bukan untuk yang kesekian kalinya, tapi untuk yang pertama. Rasa ini berbeda, degupan yang kurasakan juga berbeda, bahkan rasa sakit yang kurasakam kian permanen.
Pacar mudah dicari, kapanpun itu siapapun pasti bisa menemukannya. Tapi perasaan dimana jantungmu berdegup kencang tiap kali mata mu menangkap bayangnya, dimana otakmu tak bisa berhenti memikirkannya satu detikpun, dimana kau selalu haus akan kecupan bibirnya, dimana lengan itu selalu kau impikan ditiap malammu, dan nama yang terucap disetiap percakapanmu dengan Yang Maha Kuasa, itu semua beda cerita, sayang
<>2. Ada masa di mana mata dan pikiran ingin berhenti menjelajah, lelah dan ingin menetap. Ketika semua pencarian terhenti, apakah itu tandanya sudah menemukan?>Cinta itu seperti mendapat sebuah kado. Kau tidak pernah tahu isinya. Namun tiap kali kau akan membukanya, kau merasakan perasaan gejolak yang sulit untuk diugkapkan. Ya! Seperti itu! Seperti itu perasaanku ketika bersamamu. Semuanya bercampur menjadi satu, dan aku menikmatinya.
Kamu, yang datang tanpa pernah aku duga. Hadir begitu saja. Entahlah apakah ini yang dikatakan takdir? Kata-kata pertama yang aku ucapkan padamu tak pernah akan aku lupakan. Akan selalu menjadi hal yang membuatku tersenyum. Aku tidak mencintaimu sekaligus, sayang. Semuanya bertumbuh dengan perlahan, sama seperti hidup. Kadang ia sehat, lalu sakit, kemudian terobati. Seperti itulah, ia hidup. Ia mengalir.
Aku selalu menawar pada waktu, agar ia memberikan sedikit bagian darinya untuk kita, sedikit lagi, lagi, dan lagi.
Aku ingin mendekati takdir, agar aku dan dia semakin akrab, sehingga suatu saat ketika aku memintanya untuk tidak memisahkan kita, ia mengabulkannya.
Hal terindah dalam hidup manusia adalah ketika mulai mengenal cinta.
Ketika manusia itu rela memberikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya untuk orang yang Ia cintai, waktu.
Ia mulai melakukan hal-hal gila demi manusia lain yang tak bernafas melalui raga yang berbeda.
Ia mulai tersenyum oleh karena hal-hal kecil yang dilakukan oleh manusia lain.
Dan bahkan ketika air mata tak kunjung berhenti pun, Ia tetap bertahan. Cinta itu indah. Luar biasa. Mampu membuat ego bertekuk lutut, mampun membuat emosi membeku, dan mampu membuat setiap nafas yang dihembuskan mempunyai makna lebih dari sekedar kehidupan.
Dan ternyata…
Aku terlalu cinta dia.
Cinta ini terlalu besar untuk direlakan pergi begitu saja. Aku ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, tidak sesiap yang aku perkirakan. Aku ingin bertahan. Entah untuk berapa lama, tapi izinkan aku tetap bisa berbaring dibahunya, merasakan kehangatan dipelukannya, tenang melihat senyumnya, tatapannya. Entah untuk berapa lama, tapi izinkan bibir ini terus bertaut dengan bibirnya, izinkan tangan ini membelai rambutnya. Aku akan bertahan.
Tuhan, aku tahu kau yang mempertemukan kita. Entah untuk sebuah maksud, ataukah hanya sebatas perkenalan. Tapi aku merasa jemari ini telah menemukan dermaga saat dia menggenggam jemariku. Hati ini seperti menemukan pelabuhan untuk ditinggali, aku tenang. Aku tidak pernah sekuat ini, tidak pernah seberani ini. Karena aku tahu, dia bersama ku, dan Kau mengawasi kami.
Tuhan maafkan aku yang ingin memiliki dia seutuhnya tanpa menyadari bahwa semuanya milik Engkau. Maafkan aku yang telah menyimpan ego untuk mencintainya sangat dalam. Aku kadang bertindak paksa, agar Engkau tidak memisahkan kita. Tuhan, air mata ini Kau tahu kan maksudnya? Karena ego ku yang terlalu memaksa Engkau.
Tuhan, salahkah aku jika ingin Kau menggoreskan ceritaku dan ceritanya pada kertas yang sama. Bahkan aku tak sanggup bernafas hanya kerena tak mendengar kabar darinya. Dia milikMu Tuhan. Iya, aku sadar itu. Bolehkah aku meminta satu hal dariMu Tuhan? Aku janji tidak akan memaksa lagi. Aku hanya ingin menjaga dia, disisiku, sampai aku bertemu dengan Mu nanti.
<>5. Dulu kau yang menawarkan cinta, dan sekarang kau pula yang menanamkan luka.>Ketika aku mati-matian mempertahankan hubungan kita disaat kamu mati-matian ingin mengakhiri semuanya.
Iya, pantas memang jika aku dikatakan perempuan bodoh. Tapi aku bisa apa? Aku tak ingin menyesal pada akhirnya, salahkah jika aku ingin mencoba lagi? Mencoba terus? Mempertahankan ketidakmungkinan ini?
Jika memang ternyata kita tak lagi bisa bersama, katakan itu sayang, karena aku tak akan mungkin sanggup mengatakannya. Jika nanti kelak kita sudah berjalan sendiri-sendiri dan kau melihatku tertawa dan tersenyum, ingatlah sayang, kau pernah menjadi alasan dibalik itu semua. Dan mungkin akan tetap menjadi alasan alasan yang tidak dapat ku tunjukan nanti.
Jika nanti kau temukan yang lain setelah kepergianku, aku tak rela sayang, tak akan rela. Senyummu, tawamu, dan bahagiamu tanpa diriku, aku tak rela sayang. Tak akan pernah rela...
<>6. Jika aku adalah deburan ombak yang membawa pergi rasa sakitmu? Lantas mengapa engkau layaknya batu karang yang selalu menabrakku, pedih.>Aku memang berjanji, tapi setelah lama, aku memang sadar aku tidak lagi cinta kepadamu. Semejak kejadian kamu memukulku, merusak barang-barangku. Aku tahu aku salah, tapi kamu ga berhak untuk melakukan itu semua. Waktu kamu datang ke kos ku, meluk aku, dan memohon, aku berusaha untuk menerima dan berusaha sayang lagi dengan kamu. Tapi ternyata rasa ku udah ga sama kayak dulu lagi...
Kau!
Dengan beraninya berkata seperti itu. Ketika kau menjalin hubungan terlarang dengan wanita itu dibelakangku, aku... Aku memaafkanmu. Bahkan pada akhirnya aku yang memohon-mohon untuk kembali bersamamu. Namun... mengapa? Mengapa kau malah menjadikan itu sebagai permainan yang kau ulangi berkali-kali.
Apakah perasaanku hanyalah sebuah permainan bagimu?
Dan setelah semuanya, kau meninggalkanku.
Setidaknya hati ini pernah kau bubuhkan cinta, dan kemudian kau iris dalam-dalam. Kau tancapkan segala macam luka dan kemudian kau taburi garam.
Setidaknya mata ini pernah berbinar karenamu, dan kemudian kau buat pedih hingga tak bisa ku hitung lagi berapa tetes yang telah jatuh tiap malamnya.
Setidaknya aku pernah mencoba. Setidaknya aku pernah tidak gagal.
<>7. Namun, aku masih tetap mencintaimu...>
Aku tak setegar itu… Mengetahui orang yang sangat ku cintai, pergi begitu saja, pergi tanpa cinta yang tersisa untukku. Entah sampai kapan rasa sakit ini menyelimutiku. Entahlah…
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Luarrr biasa kata2nya,,,,,,sukses!
Kisah nya sama seperti aku.
Sedih dan begitu sakit yg kurasakan.
Hhmmm.. kisah yg mengingatkanku akan masa laluku..