Hai gaes…
Sudah lama aku tidak menulis akibat kesibukanku menjadi jobseeker, hehe. Kali ini aku akan membagikan kisahku mengenai #BertepukSebelahTangan sebagai seorang jobseeker. Ini adalah pengalaman nyataku yang pernah tertolak bahkan menolak beberapa pekerjaan. Oke, check it out! 🙂
ADVERTISEMENTS
1. Terkirimnya puluhan surat ke beberapa instansi yang berujung pada kata TIDAK
Oke, yang pertama adalah aku mengirimkan berbagai puluhan surat via pos ke beberapa instansi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan minatku. Awalnya sih semangat 45, dan udah PD pasti beberapa instansi itu akan memanggilku untuk beberapa ujian atau sekedar wawancara. Dalam hitungan 1 bulan tidak ada balasan, membuatku sedikit santai.
Dua bulan kemudian, masih juga tidak ada balasan, yaa lumayan bikin hati deg-deg an. Dan, pada bulan ketiga, jeeeng jeeeng jeeng, ada bom email dan surat yang datang kepadaku. Mereka menyatakan bahwa BELUM MEMBUTUHKAN KARYAWAN BARU. Hikkksss, sedih banget nggak sih, menunggu berbulan-bulan tapi ujung-ujungnya.
ADVERTISEMENTS
2. Panggilan wawancara kerja yang dadakan, bikin kelimpungan
Kedua adalah kisahku yang tiba-tiba dipanggil untuk wawancara di salah satu instansi swasta. Hal ini bagaikan udara segar yang mengguyur rongga paru-paruku (heleeh). Dengan penuh percaya diri, dan dengan keyakinan luar biasa, aku memenuhi panggilan itu.
Semua wawancara berjalan dengan lancar, bahkan aku mendapatkan siraman rohani ketika wawancara 😀 hehehe. Dari hasil evaluasi wawancara itu, aku udah percaya diri bakal dihubungi lagi. Tetapi, sampai detik ini, pihak instansi itu belum menghubungi, sedih nggak sih. Yuk saatnya move on!
ADVERTISEMENTS
3. Ujian di luar kota yang menguras pikiran dan dompet, habis gitu, ya tidak lulus, nyesek banget!
Ketiga adalah pengumuman pelaksanaan ujian di luar kota yang sangat menguras pikiran dompet. Pengalaman pahit pertama adalah panggilan ujian di kota B yang sangat dadakan. Hari ini pengumuman kelulusan administrasi dan besoknya adalah pelaksanaan ujian. Ya nekat dong naik pesawat, tapi ujung-ujungnya ada kendala mesin di pesawat dan miss komunikasi dengan pihak maskapai.
Yaa meskipun dapet kompensasi dari maskapai itu, tetap saja, uang melayang dan ujian pun gagal. Ujian kedua, dilaksanakan di kota yang lumayan tidak dadakan. Ujian tulisku lancar sih, dan soalnya tidak seberapa sulit, tapi karena kesalahanku menulis identitas saat administrasi, akupun gagal saat pengumuman final. Sedih nggak sih. Kalian harus teliti yaa.
ADVERTISEMENTS
4. Lelahnya hati ketika keluarga mendesak untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Oke, aku akui, aku tidak pernah terbuka dengan masalah di mana aku melamar pekerjaan. Aku memang sengaja menutupinya agar keluargaku tidak pernah berharap banyak sehingga nantinya kecewa berat. Cara ini sebenarnya salah sih, restu Illahi tergantung restu orang tua. Tapi aku juga memikirkan psikisku yang terus-terusan akan ditanya bagaimana pengumuman di A, bagaimana pengumunan di B, kok belum kerja-kerja.
Itulah patah hati terbesarku sebenarnya, di mana keluarga yang tidak memahamiku dan hanya mendesakku. Ya akupun memakluminya sih, ini bukan jamannya mama papa dulu di tahun 70an yang gampang banget nyari kerjaan.
ADVERTISEMENTS
5. Patah hati di saat jadi jobseeker? Pernah!
Ini adalah hal yang lucu (padahal sebelumnya aku sempet mewek juga, di saat aku membutuhkan penguat eksternal, eh malah ditinggal). Jadi, ya begitu lah, kisah #BertepukSebelahTangan.
Ditinggalin saat aku sedang mencari kerjaan, mungkin dia sudah nggak sabar dengan pengangguran 😀 hehehe. Ya sudahlah, yang penting nanti tidak datang saat kesuksesan saja (idiiiihhh, PD :p ).
ADVERTISEMENTS
6. Akibat patah hati dan nyeseknya pada saat jobseek, akhirnya aku memutuskan untuk membuat jadwal kegiatan.
Apa salahnya sih kita ikut kursus? Saat ini aku memperdalam ilmu bahasa Inggrisku dan berusaha belajar tes potensi akademik terutama matematika dasar. Dua ilmu itu adalah kelemahanku. Selain itu, aku juga banyak membaca buku random sih, tidak melulu ilmu yang sesuai dengan latar belakang pendidikanku.
Aku sering banyak baca buku berbau agama, sosial, politik, hukum, pendidikan, novel, dan komik. Aku juga sering melihat youtube yang lumayan bisa menghabiskan jatah kuotaku karena aku bukan pawang kuota. Kegiatan inilah yang menjadi rutinitas sehari-hari (bahkan sempet banget nulis beberapa artikel di Hipwee, wkwkwk).
Jadi, buat kalian tetap produktif di masa menjadi pengangguran ya dan nggak perlu iri dengan kesuksesan orang lain, siapa tahu kamu adalah calon orang sukses di masa depan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”