Kebersamaan kita memang terhitung arang. Waktu kita didominasi untuk berjalan sendiri tidak beriringan. Bukan karena bosan atau sudah lelah, tetapi karena memang kita tidak sedang berdekatan. Hidup di kota yang berbeda membuatku sadar, ada beberapa detik pertama pada dirimu yang seakan canggung saat menatap ku hadir kembali di hadapmu. Walau aku pun sadar betul, selanjutnya kamu akan terbiasa dan bersikap konyol seperti yang pernah kau lakukan. Hal yang paling tidak bisa ku lupa adalah ketika kau hanya diam dan senyummu selalu mengembang.
Sungguh, semua terlihat manis sekali
Tapi disisi lain, sebagai wanita pada umumnya, aku selalu bertanya pada hati. Sejauh mana nyaman yang kau rasakan selama ini. Bukan karena aku tidak percaya terhadapmu, aku hanya sekedar ingin tahu dan semoga kau mengerti apa yang ku mau.
Mungkin aku terlalu sering menanyakan sesuatu kepada mu, entah masalah sepele yang mungkin menurut orang lain atau bahkan kamu sendiri tidak penting. Sampai hal yang membuatmu mendadak bingung untuk menjawab. Sempat kamu pun melontarkan kalimat yang sungguh tak aku duga. Kamu berkata "tidak ingin membahasnya."
Tapi disisi lain aku pun tak menyangka, kamu tetap bersabar meski kadang harus payah menghindar. Jika waktu sudah larut, kamu pun beralibi ngantuk dan mengajak segera menarik selimut. Tetapi jika waktu tidak berpihak kepada mu, dengan tenang kamu mencoba menjawab sebaik yang kamu mampu.
<>2. Bukan kali pertama aku terkesan manja dan merepotkan, tapi ku harap kau tetap tersenyum manis dan menatapku sayang>
Bukan aku tidak tahu diri terhadapmu, tapi jika menurutmu begitu maafkan aku, Terimakasih untuk roti yang sempat kau antar saat perjalanan pulangku, terimakasih untuk waktu yang kau luangkan dan bersabar menunggu. Hampir semua temanku heran dan bertanya - tanya. Alasan apa yang membuatmu bertahan sejauh ini denganku. Karena yang mereka tahu, aku hanya gadis yang penuh dengan sifat manja dan bergantung terhadapmu.
Dikit, dikit ngehubungin dia terus minta dibantuin, kan kasihan
Begitu kalimat yang sering dilontarkan mereka terhadapku jika aku memiliki masalah atau sedang tidak sepakat dengan sesuatu. Tapi hal yang selalu aku lakukan hanyalah bersikap tak peduli dan yang tahu pasti akan semua ini, hanya lah aku. Iya, aku dan juga kamu
<>3. Maaf atas kejujuranku yang terkadang membuatmu sendu, tapi percayalah aku hanya ingin kau tahu begitu caraku mempercayaimu>
Semenjak kita memutuskan untuk berteman beberapa tahun yang lalu, aku sudah mulai terbiasa menceritakan hal apapun terhadapmu. Yah, kadang aku berlebihan dalam berbagi cerita. Aku pun tak tahu, apa yang sebenarnya kamu rasakan saat mendengar semua ceritaku. Ah, aku hanya ingin sebatas berbagi dan tak perlu kamu ikut merasakan. Tapi saat kau diam, aku mulai sadar kau memasukkannya dalam perasaan dan membuat sendu terpancar. Kini, bercerita panjang lebar mengenai apapun menjadi kebiasaan.
<>4. Mungkin aku belum cukup dewasa dalam menjalin hubungan, tapi semoga kau tetap sabar dan bertahan>Beberapa bulan yang lalu, sungguh aku merasa kehilangan mu. Bukan dalam artian sesungguhnya, hanya saja kau sibuk dengan rutinitas baru mu hingga mengabariku saja kau tak mampu. Aku mulai mengobrol dengan teman semasa sekolah menengah petama. Yah, takdir berkata lain dan aku malah kena omel.
KKN itu gak gampang, capek mana tiap malam harus rapat apalagi kalo prokernya banyak. Jahat
Sedikit keluhan teman yang sedang menjalani rutinitas yang sama dengan kamu sebagai mahasiswa hampir tingkat akhir. Akhirnya aku hanya bisa berdiam dan menunggu kapan kamu selo untukku. Sebulan berlalu dan akhirnya kita bisa bertemu, dan ternyata benar. Kau nampak kusam tidak seperti biasanya, yah aku jujur jahat sekali.
Bosan, itu merupakan hal yang manusiawi. Tapi semua kembali kepada kita yang mengolahnya. Aku pun juga pernah merasakannya terhadapmu, padahal jika diingat kembali kurang apa dirimu. Lantas bagaimana dengan mu yang bersama gadis penuh kekurangan sepertiku? Sedikit pun aku tidak akan menyalahkan
Kamu hanya perlu sedikit bergeser tapi tetap disini, bersama ku
Karena nyaman, layaknya sebuah posisi. Kamu hanya perlu sedikit bergeser tanpa perlu meninggalkan. Bertahan dengan apa yang sudah kau yakini dan menjaga apa yang sudah kau sayangi.
<>6. Dengan begitu, kau akan tahu kemana kamu akan pulang dan lelahmu akan pudar bukan sendu yang meradang>
Karena aku percaya bukan karena terbiasa. Selama kamu denganku merasa nyaman, kau tidak akan berlalu kemudian meninggalkan. Kau akan kembali dan seakan pulang, melangkahkan kakimu perlahan dan berbisik pelan.
Ku temukan tempat tinggal yang tak akan ku biarkan suram
Tidak perlu dia yang sempurna yang menempati ruang sepi dalam hati ini. Cukuplah kamu yang mampu mencintai aku dengan cara yang sederhana hingga semua terasa sempurna. Secukupnya dalam setiap waktu tidak perlu berlebihan yang hanya akan habis tak bersisa tergerus masa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.