8 Film Legendaris Indonesia yang Sukses Dan Menarik Untuk Ditonton Kembali

Sudahkah kamu menonton film-film ini?

Selamat hari film nasional! 72 tahun sudah dunia perfilman Indonesia berjalan, tahun 1950 menjadi awal mula sejarah perfilman Indonesia tercatat. Tahukah kamu, tanggal 30 maret 1950 diperingati sebagai hari film nasional? Pada hari itu dilakukan pengambilan gambar perdana film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang merupakan film lokal pertama yang disutradarai oleh Umar Ismail dan diproduksi oleh orang Indonesia. 

Umar Ismail merupakan sosok yang berjasa membangun dunia film, beliau dikenal dengan sebutan Bapak Film Indonesia. Umar Ismail berhasil mendirikan perusahan film miliknya sendiri, Perfini. Film Darah & Doa menceritakan rakyat Indonesia dan ideologi kemerdekaan. Ini menjadi titik awal bangkitnya dunia perfilman Indonesia. Untuk memperingati hari film nasional pastikan untuk kita selalu menonton film Indonesia.

 Berikut ini beberapa daftar film legendaris Indonesia yang bisa dijadikan rekomendasi dan seru untuk di tonton ulang. Apa saja sih daftarnya?

ADVERTISEMENTS

1. Petualangan Sherina (2000)

Foto oleh Petualangan Sherina @filmpetualangansherina via Instagram

Foto oleh Petualangan Sherina @filmpetualangansherina via Instagram via https://www.instagram.com

Masih ingatkah kalian dengan film keluaran tahun 2000? Anak angkatan 90 pasti mengenal  dan menjadi salah satu film yang terbaik pada masanya. Petualangan Sherina tidak hanya laris manis tapi juga menjadi titik terang bagaimana film anak sorotan dan mulai diminati. Film ini menampilkan sisi persahabatan semasa kecil, dan petualangan yang dialami oleh karakter Sherina.

Karakter Sherina memberikan inspirasi pada anak anak untuk menjadi seorang anak yang pemberani dan punya jiwa sosial tinggi serta menjungjung tinggi kesetiakawanan. Menonton kembali film Petualangan Sherina seperti menyelami masa kecil. Masa masa nostalgia ketika duduk dibangku sekolah. Tentunya banyak edukasi dan pesan moral yang mengingatkan kita. Film ini bisa ditonton kembali di layanan streaming official berbayar seperti Netflix dan Vidio. Jangan lupa pula untuk mengajak anak anak ketika menonton film ini.

ADVERTISEMENTS

2. Jelangkung (2001)

Foto oleh Donny Kriscahyadi @hobijadul via Instagram

Foto oleh Donny Kriscahyadi @hobijadul via Instagram via https://www.instagram.com

Siapa yang tak kenal dengan film Jelangkung ini? Jelangkung adalah film pertama terseram di Indonesia. Jelangkung menjadi titik awal berkembangnya genre horror di Indonesia. Tidak hanya itu, film ini pun berhasil menciptakan satu sosok hantu yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu suster ngesot. Sosok hantu suster ngesot kemudian menjadi satu ikon horor di masyarakat hingga saat ini.

Jelangkung menceritakan empat sekawan yaitu Ferdi, Gita, Gembol dan Soni yang suka dengan hal-hal mistis. Mereka mendatangi tempat tempat angker tapi tidak pernah menemukan sesuatu. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke desa Angkerbatu yang konon banyak menampakkan hal mistis. Mereka pun menemukan sebuah kuburan terpisah dan memutuskan bermain Jelangkung atau ritual pemanggilan arwah menggunakan sebuah media boneka dari batok kelapa. Namun, tanpa disadari mereka akhirnya justru mendapatkan malapetaka. Film ini sukses dan mencapai 4 juta penonton.

ADVERTISEMENTS

3. Ada Apa Dengan Cinta (2002)

Foto oleh Rita @rita_1ta via Instagram

Foto oleh Rita @rita_1ta via Instagram via https://www.instagram.com

Siapa sih yang tak kenal sosok Cinta dan Rangga. Film satu ini laris ditonton oleh 4 juta penonton, memecahkan rekor pertama film terlaris di Indonesia. Film ini juga terkenal di Malaysia dan Singapore, dan meraih berbagai penghargaan. Soundtracknya juga membuat kita nostalgia ke masa SMA. Sukses dengan sekuel pertama AADC pun berlanjut ke sekuel kedua. Sosok Rangga yang puitis dan idealis memberikan daya tarik tersendiri. Kisah cinta remaja SMA ini sukses

ADVERTISEMENTS

4. Soe Hok Gie (2005)

Foto oleh Yeridols Records @yeridolsrecord via Instagram

Foto oleh Yeridols Records @yeridolsrecord via Instagram via https://www.instagram.com

Buat yang suka dengan sosok Soe Hok Gie, pastinya film yang diadaptasi dari buku harian Soe Hok Gie berjudul Catatan Harian Seorang Demonstran tahun 1983 sudah tak asing lagi. Film ini diproduksi tahun 2005. Film Gie mengisahkan seorang mahasiswa fakultas sastra (1962-1969) yang memiliki idealisme tinggi. Dia memiliki semangat pejuang, setia kawan dan memiliki kepedulian akan orang lain serta tanah air. Pribadinya membentuk diri dengan idealisme tinggi melawan ketidakadilan.

Sosok Gie penuh dengan kontroversi banyak orang yang salah arti terhadap gagasannya. Karyanya pun memiliki ideologi dan paham semangat keadilan di masa orde baru, diantaranya Zaman Peralihan (1995), Orang Orang di Persimpangan Kiri Jalan (1997) dan Di Bawah Lentera Merah (1999) Skripsi yang kemudian di bukukan. Film ini sangat seru untuk kembali ditonton. Latar tempat dan waktu mengingatkan kita pada semangat juang. Seperti kembali ke zaman mahasiswa dan pemerintahan Soekarno dan Soeharto.

ADVERTISEMENTS

5. Laskar Pelangi (2005)

Foto oleh Kupstape @kupstape via Instagram

Foto oleh Kupstape @kupstape via Instagram via https://www.instagram.com

Laskar Pelangi film inspiratif anak lainnya yang juga sukses menyentuh hati. Laskar Pelangi adalah film adaptasi dari novel Andrea Hirata yang dirilis tahun 2005. Film ini sukses dengan meraih 4,6 juta penonton. Laskar Pelangi adalah kisah nyata tentang persahabatan siswa sekolah dasar di Belitung, Sumatra. Mereka berjuang untuk bisa terus bersekolah. Salah satunya karakter Lintang yang harus putus sekolah dan bekerja sambilan untuk menghidupi ketiga adiknya.

Laskar Pelangi menampilkan latar waktu tahun 1970an. Film ini dipenuhi kisah perjuangan masyarakat pinggiran dan perjuangan hidup anak anak untuk menggapai mimpi. Latar tempat memberikan fenomena yang kuat dan ketertarikan terhadap keindahan alam. Banyak edukasi serta pesan moral yang disampaikan. Film ini sungguh mengharukan. Perjuangan menggapai cita cita dan memegang teguh harapan menjadi hal yang patut dijungjung tinggi.

Berbagai karakter inspiratif dimunculkan seperti Ikal, Mahar, Lintang, Kucai, Syahdan, A Kiong, Borek, Harun, dan Sahara. Ikal adalah sosok dari Andrea Hirata yang berhasil sukses dan melanjutkan studi ke Perancis dan kemudian menuangkan ceritanya dalam sebuah novel.

ADVERTISEMENTS

6. Ayat-Ayat Cinta (2008 dan 2018)

Foto oleh Ayat Ayat Cinta Official @filmaac via Instagram

Foto oleh Ayat Ayat Cinta Official @filmaac via Instagram via https://www.instagram.com

Ayat-Ayat Cinta adalah film legendaris lainnya yang sukses menjadi film nomor satu pada masanya. Masih ingatkah ceritanya? Fahri dan Aisha adalah karakter utama dalam film ini. Ayat Ayat Cinta menceritakan perjalanan hidup seorang Fahri yang melanjutkan studi masternya di Al-Azhar Kairo. Kisah cinta yang ditampilkan berunsur keagamaan dan budaya islami.

Film ini menampilkan sisi budaya islami yang tinggi tapi juga penuh warna. Sosok Fahri yang teladan dan bersahaja menjadikannya banyak disenangi kaum hawa. Namun, akhirnya Fahri dipertemukan dengan Aisha wanita yang dia cintai.

Kisah perjalanan Fahri yang merantau dan romansa cinta islami memberikan daya tarik tersendiri. Film ini diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy. Latar tempat dan budaya islami yang kental sangat menarik perhatian penonton. Ayat-Ayat Cinta mencapai 4,1 juta penonton.  Sedangkan Ayat-ayat Cinta 2 mencapai 2,8 juta penonton. Ceritanya pun tak kalah seru dengan Ayat-Ayat Cinta 1.  

7. 5 CM (2013)

Foto oleh Film Indonesia @film_indonesia via Instagram

Foto oleh Film Indonesia @film_indonesia via Instagram via https://www.instagram.com

5 CM adalah film yang diadaptasi dari novel karya Donny Dhirgantoro. Film ini mengisahkan perjalanan kelima orang sahabat Genta, Riani, Zafran, Arial serta Ian yang terus hidup berdampingan. Setiap akhir pekan mereka habiskan untuk bersama hingga akhirnya memutuskan untuk menaklukan puncak gunung tertinggi di pulau Jawa. Kelima karakter dalam film ini tentunya memiliki keunikan tersendiri. Zafran yang puitis, Riani yang cerdas, Genta yang suka menolong, Arial yang macho dan Ian yang gemar makan mie instan.

Film ini dibalut dengan romansa persahabatan dan juga cinta. Genta yang mencintai Riani mengungkapkan perasaannya, namun justru Riani mencintai Zafran. Kisah cinta dalam persahabatan menjadi daya tarik. Sedang kesetiakawanan adalah nilai moral yang ditampilkan. Latar pegunungan yang indah pun tak kalah menarik memikat mata penonton. Seperti sedang berlibur dan mendaki kita bisa merasakan ketegangan serta perasaan haru saat menonton.

8. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013)

Foto oleh Film Indonesia @film_indonesia via Instagram

Foto oleh Film Indonesia @film_indonesia via Instagram via https://www.instagram.com

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck adalah film yang diadaptasi dari novel karangan Buya Hamka tahun 1983. Film ini menceritakan tentang seorang pria, Zainnudin berdarah Bugis-Minang yang jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Hayati berdarah asli Minang. Kisah cinta Zainnudin dan Hayati diwarnai dengan unsur budaya adat Minang.

Zainnudin yang berdarah Bugis tidak bisa menikahi hayati karena garis keturunan ibunya berasal dari Bugis. Meski ayahnya Zainnudin berdarah Minang, namun keluarga Hayati menolak lamarannya karena sistem adat Minang mengharuskan garis keturunan dari pihak Ibu. Hayati pun menikah dengan Aziz seorang bangsawan yang dipilih keluarganya. Putusnya hubungan dengan Hayati, membuat Zainnudin bangkit dan akhirnya menjadi seorang yang dikenal dan bergelimang harta.

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck pun adalah kisah nyata, kapal milik maskapai Belanda tersebut memang tenggelam di Perairan Lamongan tahun 1936. Kapal ini disebut sebagai Kapal Titanic versi Indonesia. Latar tempat dan waktu di film ini sungguh menyuguhkan kecantikan di masa lampau. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).