Menulis adalah kegiatan yang sangat menakjubkan. Menulis merupakan cara ajaib, untuk menuangkan isi hati. Dengan menulis kita bisa berekspresi, menyampaikan apa yang terlintas dalam pikiran. Tidak hanya itu, menulis juga membuat diri kita berkembang. Menjadi Penulis bukanlah suatu keharusan. Tetapi dengan menjadi Penulis, kita bisa menikmati hidup yang beragam.
ADVERTISEMENTS
1. Jalan-jalan Ke Berbagai Tempat Istimewa
Tidak semua orang, bisa mengunjungi berbagai tempat istimewa. Apalagi jika pilihan tujuannya berkeliling dunia. Bisa jadi list keinginan itu cuma sebatas mimpi. Yang entah kapan bisa terealisasi. Tidak dipungkiri, biaya jadi kendala terbesar untuk merealisasikannya. Mungkin saja ada, sebagian orang yang tidak memikirkan biaya. Tentu saja dia adalah orang berpunya atau faktor keberuntungan semata.
Namun buat seorang penulis, jalan-jalan ke berbagai tempat istimewa, bahkan keliling dunia. Bukanlah hal yang sulit. Mereka bebas singgah, di berbagai negara yang disuka. Bahkan hanya bermodal quota beberapa giga byte saja. Ada benarnya jika menganggap penulis adalah traveler sejati. Mereka bisa singgah dari negara yang satu ke negara lainnya. Tanpa perlu memikirkan biaya, hingga urusan dokumen yang memusingkan kepala. Asik bukan ?
ADVERTISEMENTS
2. Kami Tidak Pernah Mendeklarasikan Diri Sebagai Tuhan
Ingin tertawa hingga terpingkal, saat mendengar anggapan orang. Tentang penulis yang seperti Tuhan. Pahamilah … kami juga hanya manusia biasa. Sama seperti kalian semua, kami tidak pernah mendeklarasikan diri menjadi Tuhan. Ketahuilah kami juga menyembah dan mengagungkan Tuhan yang sama. Dan, kami pun diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Memang benar adanya, kepala kami kerap dipenuh ide-ide gila. Bahkan kerap dikelilingi imajinasi. Kami sering menghabiskan waktu di tempat sunyi, hanya untuk mendapat inspirasi. Hampir semua waktu luang, habis untuk memikirkan alur cerita, tokoh yang kami ciptakan. Emosi dan perasaan kami pun tidak menentu, mengikuti alur cerita yang tertorehkan. Dengan mudah kami menyelami setiap cerita, seolah tokoh yang kami ciptakan itu nyata. Tapi, kami tetap saja manusia biasa. Makhluk yang diciptakan Tuhan untuk menempati bumi-Nya.
ADVERTISEMENTS
3. Kami Memang Identik Dengan Kesunyian
Profesi sebagai penulis sangat identik dengan kesendirian, dan kesunyian. Kami kerap menjauh dari keramaian. Menghabiskan hari di pojok ruangan dengan secangkir kopi, menjadi pilihan. Bukan karena kami tidak butuh teman, tapi kami lebih merasa nyaman, dan bebas mengurai inspirasi yang datang. Mungkin bagi sebagian orang, kami makhluk aneh yang hidup dalam khayalan.
Tolong mengerti pilihan kami. Ada saatnya kami butuh kalian di sisi, dan ada pula waktunya kami sendiri. Keluar dari dunia kami sebagai penulis, kalian memiliki arti lebih dalam mengisi hari.
ADVERTISEMENTS
4. Menulis Bukan Sekedar Untuk Uang
Kami memilih menjadi seorang penulis, bukan semata-mata karena uang. Menurut kami menulis itu menyenangkan, banyak pelajaran yang kami serap dari menulis. Tidak munafik, kami memang butuh uang. Tapi bukan menulis yang menjadi andalan. Alasan yang kami kemukakan mungkin sedikit klise, bahwa kami menulis untuk ikut serta dalam merubah dunia.
Sudahilah pandangan miring kalian. Tentang profesi penulis, yang mengharap pundi-pundi uang dari sebuah karya yang mereka hasilkan. Pada dasarnya kami memang bukan menulis karena uang. Tapi kalau Tuhan menghendaki, memberi rezeki pada kami melalui jalan ini. Sebagai manusia kami hanya bisa menjalani, skenario sudah diatur oleh-Nya, pemilik hidup dan tempat kami kembali.
ADVERTISEMENTS
5. Dalam Urusan Cinta, Penulis Punya Kisah Lebih Berwarna
Bukan karena kami kerap berkutat dengan kesendirian, lalu kalian berhak mengatakan bahwa penulis adalah orang yang kesepian. Kami memang lebih senang menyendiri. Tapi kalau urusan cinta! Kami bisa menjalani dengan lebih berwarna. Kami bisa menyelam dalam kisah, inci demi inci. Merasakan gejolak di hati, hingga ke relung terdalam.
Dengar dan mengertilah kalau cinta yang kami punya sangatlah luar biasa.
Ketahuilah … jika kami sudah mencintai seseorang. Maka cinta kami tidak akan pernah mati. Namanya akan selalu terpatri dalam hati. Akan mencintai layaknya mencintai profesi kami.
Keyakinan kami pada cinta yang fitrah, sama seperti menyakini profesi yang kami geluti. Untuk itu kami mencoba percaya bahwa kehidupan yang indah tidak terjadi begitu saja. Ada jalan terjal dan berliku yang harus dilalui, ada kerikil yang berbaur dalam jalan kami.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.