Banyak orang yang mendambakan hidup sempurna. Punya banyak uang, karir yang cemerlang, dengan sederet prestasi dan juga penghargaan. Sepertinya hidup menjadi orang yang biasa-biasa saja sangat ditakutkan. Menjadikan diri seakan kerdil dan siap untuk direndahkan jika kita tidak memiliki harta dan kekayaan seperti standar orang-orang.
Tak sadarkah kita bahwa media sosial begitu kejam dan membuat kita semakin merasa bahwa apa yang kita punya sekarang tak cukup membuat hidup kita bahagia dan sulit untuk hidup apa adanya. Padahal, apa yang kita lihat hanyalah secuil dari kisah perjalanan seseorang yang tentunya dengan sadar mereka memilih dan memilah mana yang sekiranya bagus untuk dibagikan.
Hidup minimalis dan sederhana akhir-akhir ini selalu digalakan. Mendahulukan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan menjadi parameter, agar hidup kita tetap waras dan terhindar dari hidup yang bermewah-mewah.
Banyak orang berpikir bahwa hidup bahagia itu adalah hidup dengan banyak uang, semua keinginan bisa terpenuhi, terhindar dari masalah, punya privilege yang bagus, memiliki popularitas, bisa jalan-jalan keliling dunia, dan perihal keindahan duniawi lainnya. Apakah definisi bahagia memang seperti itu?
Nyatanya, bahagia bukan diukur bukan dari seberapa kaya, bukan seberapa cantik atau gantengnya, bukan seberapa populernya dia, atau seberapa jauh dia keliling dunia. Pernahkah kita, melihat orang yang penuh dengan kekurangan bahkan dengan label miskin misalnya, dan itu melekat padanya, nyatanya kita masih melihat dia bahagia. Apa rahasianya?
Rahasianya adalah merasa CUKUP. Banyak orang yang punya karir cemerlang, punya keluarga yang utuh, harta yang cukup untuk tujuh turunan, tapi hidupnya selalu gelisah dan diri merasa tak pernah puas atas apa yang didapatkan. Ternyata, rasa cukup jauh dari angan-angan. Pandangannya sibuk sekali mendongak keatas hingga lupa kalau jauh dibawah sana ada orang-orang yang lebih membutuhkan dan butuh uluran tangan.
Sangat bagus untuk menjadi orang yang sukses dengan segala pencapaian yang dimiliki, namun juga tak salah jika menjadi orang yang sederhana dan biasa saja. Untuk apa hidup bergaya dan bermewah-mewah tapi ujung-ujungnya bikin kita menangis, lebih baik hidup minimalis dan praktis.
Mulai saat ini, hiduplah dengan sadar dan sabar. Bedakan mana kebutuhan dan keinginan. Jangan-jangan gelisahmu atau khawatirmu selama ini karena kamu sibuk memikirkan keinginanmu bukan kebutuhanmu.
Nah, buat kamu yang bingung mau mulai hidup minimalis dan sederhana dari mana. Gaya hidup minimalis ala Jepang ini mungkin bisa jadi inspirasi. Check this out!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”