Ini tentang sajak cinta yang tumbuh antara dua manusia yang saling bertemu. Manusia selayaknya adalah makhluk yang tak pernah bisa sendiri. Sama halnya denganku, aku adalah manusia yang ingin memiliki orang-orang terkasih. Hanya ingin sama seperti orang lain.
Di selang umur yang kian berkurang, aku masih disini ditempat yang sama. Ketika nanti ada seseorang yang datang untuk membawa ku dari relung bernama kehampaan maka akan kutemukan bahagia.
Aku hanya manusia sang pengharap, tanpa pasti tau aku masih saja berharap dan menunggu. Sampai nanti waktunya, sampai aku habiskan waktuku bersama pilihanku.
ADVERTISEMENTS
2. Aku sadar, aku butuh
Bicara soal pendamping, aku adalah manusia pemilih. Tenang, bukan pemilih soal siapa pendampingku, namun lebih memilih kuhabiskan waktu untuk menggapai apa saja yang aku mimpikan. Jujur saja, aku bukan manusia yang bisa memberikan banyak waktu untuk manusia lain yang biasa disebut “Pacar”. Aku bukan manusia yang bisa setiap waktu bertemu atau menghabisi malam dengan dering telfon. Aku lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuh lelahku untuk siap dengan hari esok.
Pandangan soal pendamping adalah hal rumit untukku. Namun bukan berarti aku tak butuh. Sering waktu aku hanyut dalam bayang-bayang seseorang yang kelak menghadirkan kata “SAH” dikehidupanku. Mendampingi, bercerita tentang apa saja yang telah dilakukan seharian, bersama menghabiskan secangkir kopi hangat dikala malam menyapa. Aku sadar aku butuh, namun aku tak pernah tau kapan aku siap.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”