Pagi itu, kamu datang lebih awal dari biasanya. Mengenakan pakaian yang barangkali disetrika lebih dari satu kali. “Aku siap!”, gerak tubuhmu seakan memberi tahu pada semua orang bahwa kamu tak lagi gugup berada dalam tekanan ratusan tatap lain yang akan menilaimu. Derap langkah kakimu, dulu sempat membuat suara saat kamu menghantamkannya ke bumi.
Siang itu, aku melihatmu di lapangan berumput hijau yang tak lagi basah karena teriknya sinar matahari. Kaos birumu yang kotor penuh lumpur dari tanah kecokelatan mulai mengering. Peluh keringat menetes di dahi dan leher, mengalir deras dari sela rambut yang belum sempat kau usap. Terlihat kelelahan namun tetap penuh semangat, begitulah perangaimu bila si bundar ada dalam gelandang kaki lincahmu.
Tentang angka, barangkali bukan hanya kita yang memiliki hitungan tahun yang sama. Sekitar 1000 hari kita bertemu, ada ratusan keping kejadian yang sengaja ataupun tidak kamu tumpahkan dalam slot memori alam bawah sadarku. Bila aku tahu bahwa ada masa di mana kita tak akan lagi bisa bertemu, mungkin keberanianku akan hadir lebih besar dan hal-hal yang belum sempat terucapkan akhirnya bisa keluar dengan lega dari tenggorokan. Namun kita tak lagi di dunia yang sama, dan kini aku tuliskan tentang beberapa hal yang seharusnya kamu ketahui dari awal.
Kamu adalah kakak, adik, sekaligus saudara yang baik bagi semua orang yang mengenalmu. Pantang menyerahmu menularkan energi positif bagi kami dan terima kasih untuk itu.
Bila ada yang pernah membuat sakit hatimu dan patah semangatmu, semoga kamu tidak lupa bahwa kamu masih tetap berharga di mata kami. Segala kebaikan yang pernah kamu lakukan akan tetap terkenang, walau kita semua seharusnya tahu bahwa tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan.
<>2. Senyummu adalah happy virus bagi kami; kamu harus ketahui itu!>Banyak yang tersenyum karena mendapatkan hadiah atau kejutan istimewa dari yang dicinta. Tapi kamu, yang seringkali tersenyum tanpa alasan, menjelma sebagai salah satu sumber kebahagiaan yang sederhana. Marahmu pernah beberapa kali muncul ke permukaan, dan lagi-lagi senyum itu berhasil menikam dan menghapus jejak kenangan kelam.
<>3. Terima kasih karena kini doamu akan selalu mengiringi langkah kami>Tak mudah lagi sendu mengganggu
Kau tahu cara buatku tertawa
Tak mudah kusut dalam kemelut
Kau tahu cara mengurai semua
Kamu pernah berkata bahwa dalam doamu ada nama kami. Tentang permintaan ampun segala kesalahan, perlindungan dari kejelekan, dan pengabulan cita-cita. Kamu tak lagi hidup di sisi kami, namun doamu setia mendampingi. Semua menjadi bahan bakar kami melanjutkan hidup yang masih misteri kapan akan berhenti.
Kini kami masih berjalan berdampingan. Menyusuri kota yang perlahan ditinggalkan karena pergerakan hidup yang tak bisa dihentikan. Tanganmu tak lagi kami genggam, matamu tak lagi menyorot kami dengan tajam, dan simpul doamu mengikat seiring perputaran jarum jam. Tanpa lelah, tanpa henti, mengiringi kami kemanapun pergi.
<>4. Hadirmu telah memberi semangat, kini kehilanganmu akan menjadi pengingat>Seruan kata-kata membara yang keluar darimu mungkin hanya berdampak sedikit waktu itu. Sumbangsih yang kamu beri bukanlah selalu yang terbaik. Untungnya, hadirmu melengkapi ruang jiwa kami yang belum terisi. Karenamu, hati kami utuh dan tak mudah rapuh. Kehilanganmu berarti merelakan satu ruang menjadi kosong tanpa penghuni, dan kami sempat layu sekian hari. Lalu kami ingat bahwa matinya sepasang kaki tidak menjadikan bola yang bergulir tiba-tiba berhenti.
Boleh saja kamu belum sempat menggapai asa yang tertinggi, maka izinkan kami menggapainya dan mengabadikan namamu dalam tulisan ini.
<>5. Ya, jalan itu bernama 'takdir'>Detik yang telah berlalu adalah pelajaran bagi kami. Malam tahun baru seharusnya menjadi perenungan tentang hari-hari di belakang dan perencanaan untuk menuai harapan di depan. Namun malam itu, kamu membawa pesan yang terdengar pilu bagi sebagian orang. Bahwa kehilangan tak selalu berawal dengan tanda yang nyata atau sekedar perpisahan dari lambaian tangan di luar jendela. Saat jiwa seseorang pergi meninggalkan dunia, ternyata banyak teka-teki yang harus kami terima. Raga tak akan pernah abadi, terlebih harta buatan manusia. Tapi hati yang tulus akan mewangi abadi, dan itulah cara hidup seharusnya dihargai.
Secepat itu kamu pergi meninggalkan kami yang sejujurnya belum mau melangkah sendiri. Mungkin kamu pikir kami kuat karena waktu yang akan mengobati. Selamat jalan, kawan. Kasih sayang yang kita tanam sebaiknya tidak berhenti sampai disini. Akan ada hari dimana kami akan lupa padamu, tapi bukankah kita semua hidup hanya sekedar angin lalu?
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.