Sadari 5 Hal ini untuk Melepaskan Rasa Sakit Hati dan Emosi Ketika Overthinking dengan Orang Lain

Sering kali kita merasa kecewa bahkan terkadang sakit hati dengan ucapan orang lain, baik yang disengaja ataupun tidak. Tindakan orang lain yang menyakiti perasaan terlebih kita sudah percaya dan menggantungkan harapan juga menjadi penyebab sakit ini. Semua itu adalah hal yang sering kita rasakan. Simpati akan hilang dan berubah menjadi kekecewaan. Seperti kaca yang retak, kita tidak bisa mengembalikannya seperti kondisi semula.

Semua menjadi rasa yang akan selalu diingat. Namun, selalu ada cara bagi manusia untuk lepas dari semua itu karena sesungguhnya manusia memiliki hati yang lapang. Lalu, bagaimana caranya kita melepaskan emosi? Bagaimana agar kita tidak berlarut larut dalam perasaan sakit hati tersebut? Sadari kelima hal berikut ini agar kamu tidak terkurung dalam rasa sakit.

ADVERTISEMENTS

1. Jangan menggantungkan harapan pada orang lain

Foto oleh Gelatin dari Pexels

Foto oleh Gelatin dari Pexels via https://www.pexels.com

Dalam hubungan, berbisinis, berkarier, ataupun dalam keluarga, sangatlah penting membangun kepercayaan satu sama lain. Namun, kita harus punya batasan. Hal yang harus kita sadari dan selalu ingat adalah jangan pernah berharap pada orang lain. Agama pun mengajarkan agar kita melakukan segala sesuatunya dengan tidak mengharap balas jasa. Terlebih janganlah kita menggantungkan harapan pada orang lain secara berlebihan. Ketika harapan itu putus akan muncul kekecewaan dan rasa sakit yang tidak bisa dibendung. Menggantungkan harapan pada orang lain, seperti halnya kita memegang sebuah balon untuk terbang. Jika balon tersebut cukup besar kita akan terangkat, trapi jika balon itu kecil kita akan terjatuh.  Ini seperti sama saja dengan kita menutup jalan untuk bisa bahagia dengan standar kita. Menunggu balon orang lain untuk bisa mengangkat kita untuk terbang. Kitalah yang justru harus menjadi pengharapan pertama atau diri kita sendiri yang mewujudkan harapan.

ADVERTISEMENTS

2. Jangan mengharap iba atau memohon belas kasih sayang

Foto oleh Jackson David dari Pexels

Foto oleh Jackson David dari Pexels via https://www.pexels.com

Kedua adalah jangan mengharap iba, cinta, atau balas kasih sayang. Ini hal yang harus kita sadari. Berlebihan mengharapkan perhatian dan balas kasih akan menjadi bumerang bagi diri sendiri. Cry for love atau mengharap kasih sayang pada orang lain, memohon mohon untuk orang lain bisa berempati atau memiliki rasa iba adalah suatu hal yang justru membuat diri sendiri rentan. Mengapa? Orang lain belum tentu tahu apa yang sudah kita alami, berharap iba dan berempati dengan kita itu suatu hal yang sulit untuk orang lain. Tidak semua orang bisa memahami dan memiliki empati, terlebih pintar dalam memposisikan diri sebagai orang lain. Mengharap iba dan memohon empati justru membuat kita semakin rentan dengan kekecewaan.

Kita akan mudah overthinking dan sakit hati. Selebihnya adalah kita hilang simpati terhadap orang tersebut dan pada akhirnya akan memutus silaturahmi. Cobalah untuk tetap bersimpati meskipun orang lain tidak berempati pada kita. Kasih sayang datang karena ketulusan dan sesungguhnya ketulusan adalah tidak berharap pada apa pun. Jika kita memberikan kasih sayang terhadap orang lain, tapi tidak berbalas, tidak apa-apa. Suatu saat dia akan mengerti. Berbuat baik adalah tanda kamu punya kasih sayang dalam diri, feedbacknya sangat besar. Justru orang tersebutlah yang merugi. Siapa pun tidak akan berhasil jika tidak memiliki kasih sayang dalam dirinya ataupun terhadap orang di sekitarnya.

ADVERTISEMENTS

3. Jangan fokus terhadap orang lain, tapi diri sendiri

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels via https://www.pexels.com

Ketika kita overthinking, pikiran akan memiliki fokus yang bercabang. Memikirkan segala hal yang mungkin belum terjadi, atau bahkan berlarut larut dengan yang sudah terjadi. Akibatnya kita tidak bisa fokus, melihat orang lain, dan pada akhirnya fokus pada standar orang lain.

Hal selanjutnya yang harus kita lakukan adalah fokus pada diri sendiri. Ketika kita disakiti oleh orang lain, cukuplah menangis, tapi jangan berlarut larut. Langkah selanjutnya fokus pada pelajaran yang bisa diambil. Fokus pada apa yang menjadi pelajaran bukan pada rasa sakitnya, serta mengambil hikmah agar di masa depan tidak terulang kembali.

ADVERTISEMENTS

4. Memanusiakan orang lain

Foto oleh Cottonbro dari Pexels

Foto oleh Cottonbro dari Pexels via https://www.pexels.com

Memaafkan itu sulit dan butuh waktu. Namun, setidaknya melepaskan emosi dengan sadar bahwa setiap orang itu punya sisi keterbatasan akan membantu kita membuka sudut pandang lain. Jika kita sulit memaafkan, cukuplah sadar tidak semua orang sempurna dan mampu. Kunci dari memaafkan adalah dengan membuka sudut pandang lain bahwa setiap orang adalah manusia biasa punya keterbatasan. Dengan memanusiakan orang lain, kita akan sadar dan memaklumi dan pada akhirnya akan memaafkan.

ADVERTISEMENTS

5. Menjadi yang utama bagi diri sendiri, bukan orang lain

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels via https://www.pexels.com

Terakhir adalah menjadi yang utama bagi diri sendiri. Kita tidak harus sempurna, apalagi di mata orang lain. Terlalu fokus pada standar orang lain akan membuat diri kita kehilangan jati diri. Buatlah standarmu dan menjadi yang utama bagi diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).