Sejak lahir, kita lahir sebagai insan yang lemah dan masih membutuhkan bantuan orang tua. Semakin lama kita bertumbuh menjadi orang yang dewasa, namun sayang kedua orang tua kita harus menjadi lebih tua. Dan tentunya menjadi tua itu memberikan banyak cerita. Mungkin hal-hal inilah yang kalian akan ingat hingga kalian menjadi lebih tua nantinya.
Jangan lupa berdoa nak, atau jangan lupa shalat ya. Mungkin itulah kalimat yang paling sering diucapkan oleh orang tua kita. Pada awalnya sering kita malas untuk melakukan itu. Kenyataannya? Doa menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Mulai dari bangun tidur, sebelum beraktivitas, sebelum makan, bahkan sebelum tidur. Doa merupakan senjata paling ampuh untuk memohon kesehatan bagi kedua orang tua kita. Bahkan nama mereka selalu kamu sebut dalam doa-doamu.
<>2. Orang tua kita sering sekali mengingatkan hal-hal sepele, bahkan sampai sekarang.>Hampir setiap hari pasti kita di perintah untuk melakukan hal sepele. Seperti jangan lupa makan, jaga kesehatannya ya, jangan boros-boros ya.
Mungkin awalnya kita merasa hal itu benar, tetapi lambat laun kita merasa seperti anak kecil. Namun percayalah hal-hal tersebut yang membuat mereka masih sayang kepada anaknya. Dan juga menjadi hal yang kita ingat saat mereka tiada nantinya.
<>3. Kemajuan teknologi sulit mereka pahami dengan baik, sehingga kitalah yang harus membatu mereka.>Ayah : Nak tolong ajari bapak memakai HP ini ya?
Kamu : Iya yah, jadi ayah harus mencet yang ini trus yang itu, kemudian pencet yang ini lagi.
Ayah : Ayah bingung nak, tolong ulangi lagi pelan-pelan ya.
Kamu : *menghela napas.
Semakin berkembangnya suatu teknologi, mau tidak mau orang tua kalian juga harus mengikuti perkembangan tersebut. Contoh sederhana smartphone. Seringkali kita diminta tolong untuk mengajarkan bagaimana cara memakai smartphone tersebut. Namun dikarenakan mereka sudah memiliki usia yang cukup tua, sehingga mereka sulit untuk menangkap pengajaran kita dengan cepat.
Maka dari itu, tidak jarang kita harus mengajari dan mengingatkan mereka berulang-ulang sampai mereka benar-benar paham. Sama seperti mereka mengingatkan kita terhadap hal-hal sepele.
<>4. Usia mereka bertambah membuat beberapa inderanya mengalami penurunan.>Kamu : Ayah, tolong matikan televisinya
Ayah : *masih serius membaca koran
Kamu : Ayah, tolong matikan televisinya dong, kan sudah tidak ada yang lihat
Ayah : *merasa mendengar suara. Kenapa nak?
Kamu : *menghela napas. Ayah, tolong matikan televisinya dong,
Ayah : Oh ya *mematikan televisi.
Mungkin percakapan berulang-ulang akan terjadi dikeluarga kita. Salah satu indera, yakni indera pendengaran akan berkurang kemampuannya seiring dengan bertambahnya usia. Disinilah kita harus sabar menghadapi orang tua kita.
Bayangkan saat kita masih bayi, mereka harus terganggu istirahatnya dengan tangisanmu. Saat kita mengompol mereka juga harus segera mengganti popok/celana kalian. Atau bahkan saat kamu sakit, mereka harus segera membawamu ke rumah sakit atau dokter. Kesabaran dalam merawat orang tua tidak ada apa-apanya dibandingkan melahirkan dan merawatmu sampai sekarang.
<>5. Beberapa penyakit mulai menyerang mereka.>Tiba-tiba ayahmu menelpon kamu dan mengatakan ibumu sakit dan tidak bisa makan. Tentunya sebagai seorang anak pasti akan bergegas untuk segera membawa ibumu ke rumah sakit. Setelah membawanya ke rumah sakit, kamu masih harus membayar tagihannya.
Tentunya bagi anak yang berbakti, biaya yang kamu bayarkan ke rumah sakit tidak akan sebanding dengan biaya melahirkan dan membesarkannya hingga saat ini. Bukan saatnya kalian hitung-hitungan dengan orang tua kalian. Biarkan mereka bisa sehat kembali dan bisa menikmati masa tuanya tanpa harus memikirkan keuangan rumah sakit yang tidak murah.
<>6. Ada masanya mereka harus kembali ke Sang Pencipta.>Tidak ada yang tahu kapan Sang Pencipta memanggil kedua orang tuamu. Bisa besok, bisa lusa, bisa minggu depan atau tahun depan atau 10 tahun lagi. Tidak ada yang tahu.
Berbuat baiklah kepada mereka di masa tua mereka. Bahagiakan mereka di masa tuanya. Jangan sampai kamu menyesal masih belum bisa membahagiakan mereka setelah mereka tiada.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Subhanaallah….Aamiiin YRA.
Hal-hal berikut ini yang mebuat saya cemas,
Bagaimana jika ia tidak tahu menghitung, kemudian ia meminta saya mengajarinya matematika padahal saya pun tidak bisa, dan saya hanya bisa sampai di perkalian satu sampai tiga. Bagaimana jika mamaknya: https://www.itsme.id/menjadi-bapak-membuatku-banyak-cemas/
Terima kasih