Semakin tua bumi kita ini, semakin banyak hal-hal baru terjadi, tak terkecuali berkembangnya beragam kasus penyakit. Dunia kedokteran mesti di-upgrade untuk menghadapi kemunculan penyakit-penyakit yang nggak ada di buku teori. Padahal mereka yang menjadi pasien sering kali tidak sabar untuk mendapat obat. Boro-boro obat untuk penyakit ‘kekinian’, penyakit-penyakit ‘lawas’ saja banyak yang masih menggantung pengobatannya.
Nggak mudah untuk menghadapi pelbagai jenis penyakit itu, guys. Terlepas dari apa pun penyakitnya, kita sebagai manusia wajib saling memberi dukungan. Dukungan empati, kepedulian, pengertian dan cinta kasih, sesungguhnya selalu terbukti manjur untuk mengarahkan pasien ke gerbang pemulihan.
Nah sebagai wujud kepedulian tersebut, secara universal, dipilihlah pita yang dilengkungkan, untuk dikenakan. Pita dipilih karena justru itu barang yang mudah ditemui. Tinggal niat dan ketulusan hati saja untuk mengenakannya. Untuk membedakan kepedulian antara satu penyakit dengan penyakit lain, maka pita diberi warna yang berbeda-beda. Simak yuk warna pita apa untuk kasus penyakit apa!
ADVERTISEMENTS
1. Pita Merah untuk HIV/AIDS
Pita merah untuk HIV/AIDS ini bisa dibilang paling populer dibanding dengan pita warna lain. Kasus HIV/AIDS memang banyak menyedot perhatian warga dunia. Pemahaman yang berkembang, mereka yang terjangkit HIV/AIDS itu tak punya harapan hidup, berhubung belum ada obat yang mumpuni untuk menyembuhkannya. Kepedulian untuk HIV/AIDS dengan pita merahnya, paling ramai didengungkan di bulan Desember. Tau kan, 1 Desember itu hari AIDS sedunia?
Data teranyar yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita HIV di Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 ada 7.146 orang. Sedangkan jumlah penderita AIDS pada kurun waktu yang sama terdapat 305 orang.
Oh ya, selain untuk HIV/AIDS, pita merah juga melambangkan kepedulian terhadap penyakit: stroke, hipertensi, sakit liver, hemofilia, tuberkulosis, dan tromositopenik.
ADVERTISEMENTS
2. Pita Pink untuk Kanker Payudara
Di Indonesia, kanker payudara berada di urutan kedua sebagai kanker yang banyak menyerang wanita di usia produktif, setelah kanker leher rahim/ kanker serviks. Menurut data Yayasan Kanker Payudara Indonesia, di Indonesia, 10 dari 100.000 orang mengidap kanker payudara.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, pada tahun 2013, ada sekitar 61.682 kasus kanker payudara.
Pita pink dipakai sebagai simbol terhadap kanker payudara. Bulan Oktober didedikasikan untuk memperingati breast cancer dengan pita pink.
ADVERTISEMENTS
3. Pita Emas untuk Kanker Anak-anak
Kanker yang menyerang anak-anak mendapat perhatian khusus dengan pita emas. Penanganan untuk anak jelas berbeda dengan penanganan kanker pada orang dewasa yang notabene sudah bisa berpikir jangka panjang dan logis. Lagi pula anak-anak masih punya banyak kesempatan untuk meraih impian di masa depan. Teristimewa untuk childhood cancer, dikenakanlah pita warna emas di bulan September.
ADVERTISEMENTS
4. Pita Teal untuk Kanker Serviks
Warna teal adalah perpaduan antara warna hijau kebiruan. Warna teal dipakai untuk menandakan kepedulian terhadap kanker serviks atau kanker leher rahim. Aksi kepedulian untuk kanker serviks dipusatkan di bulan Januari.
Menurut WHO, kasus kanker serviks di Indonesia menempati urutan tertinggi di dunia. Jika dirata-rata, ada 40 kasus baru yang muncul tiap harinya, dan tingkat mortalitas mencapai separo dari angka itu.
Menurut statistik dari Kementerian Kesehatan RI, data jumlah pasien kanker serviks adalah 98.692 orang di tahun 2013.
ADVERTISEMENTS
5. Pita Ungu untuk Lupus
No, bukan Lupus yang kocak di tipi-tipi itu guys. Ini penyakit Lupus, salah satu jenis penyakit autoimun. Kasus Lupus di Indonesia cukup banyak. Menurut data Syamsi Dhuha Foundation, ada sekitar 400.000 orang yang terdiagnosa Lupus. Angka itu hanya mencakup mereka yang terpantau tenaga medis dan pos pelayanan kesehatan.
Untuk menggalang kepedulian terhadap Lupus, dipakailah pita ungu. Hari Lupus sedunia diperingati pada tanggal 10 Mei.
ADVERTISEMENTS
6. Pita Hijau untuk Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal (kidney disease) secara garis besar terbagi menjadi 2 jenis: gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Keduanya sama-sama membutuhkan perhatian dan penanganan khusus. Semakin hari, jumlah pasien dengan kidney disease semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh faktor lingkungan dan terutama gaya hidup yang tidak sehat.
Sampai tahun 2011 lalu, Yayasan Peduli Ginjal Indonesia menyebutkan ada sekitar 40.000 orang dengan GGK. Dari angka tersebut, hanya sekitar 3.000 penderita yang bisa menikmati pelayanan cuci darah atau hemodialisa.
Kepedulian untuk penyakit ginjal ditandai dengan pemakaian pita warna hijau. Bulan peringatan kidney disease jatuh pada bulan Maret tiap tahunnya.
Hijau bukan hanya milik kidney disease. Hijau juga dipakai untuk melambangkann kepedulian terhadap penderita Cerebral Palsy (CP), gangguan bipolar, glaukoma, kesehatan mental, orang dengan depresi dan donor organ.
7. Pita Abu-abu untuk Penderita Asma
Asma termasuk golongan penyakit kronik/ menahun. Sebenarnya kasus asma jarang terjadi di Indonesia. Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk.
Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat asma.
Bulan peringatan asma sedunia (World Asthma Day) jatuh di bulan Mei. Pita warna abu-abu ditetapkan sebagai simbol kepedulian terhadap asma. Tidak hanya asma, pita abu-abu juga dipakai untuk menandai kepedulian terhadap skizofrenia, parkinson, kanker otak, dan diabetes.
8. Pita Burgundy untuk Meningitis
Ingat Olga Syahputra? Komedian tanah air yang meninggal karena menderita meningitis. Meningitis merupakan peradangan pada selaput otak yang disebabkan adanya infeksi bakteri atau virus.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 mencatat, penderita Meningitis di Indonesia sejumlah 12.010 laki-laki dan 7.371 perempuan.
Warna burgundy (atau terlihat seperti merah marun) dikenakan untuk menggalang kepedulian bagi penderita Meningitis.
9. Pita Hitam untuk Melanoma
Pita warna hitam dipilih untuk menandai kepedulian kepada pasien Melanoma. Melanoma adalah jenis kanker yang berkembang pada melanosit, sel pigmen kulit yang berfungsi sebagai penghasil melanin. Melanin inilah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan melindungi kulit dari kerusakan. Intinya melanoma jenis kanker kulit yang jarang dan sangat berbahaya.
Sejauh ini, belum ada statistik jumlah penderita Melanoma di Indonesia. Melanoma paling banyak terjadi di kawasan Inggris dan Amerika.
Tapi jangan senang dulu, karena tiap penduduk bumi punya resiko terjangkit Melanoma akibat penipisan lapisan ozon. Pengurangan lapisan ozon 10 persen saja dapat menyebabkan peningkatan insiden kanker kulit melanoma sebesar 4500 tambahan kasus baru.
10. Pita Putih untuk Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur jumlah mineral dalam tulang sehingga rawan terjadi pengeroposan. Biasanya Osteoporosis menyerang para wanita lansia.
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa di tahun 2007, proporsi penderita Osteoporosis di atas usia 50 tahun sebanyak 32,2% pada wanita dan 28,8% pada pria.
Kepedulian untuk Osteoporosis ditunjukkan dengan penggunaan pita warna putih. Dan hari Osteoporosis sedunia jatuh pada tanggal 20 Oktober.
11. Pita Oranye untuk Leukemia
Leukemia atau kanker darah terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel darah putih secara berlebihan. Kasus leukemia sering terjadi pada anak-anak.
Jumlah penderita di Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200 juta orang penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Pita berwarna oranye dipakai untuk menggalang dukungan bagi penderita leukemia.
12. Pita Cokelat untuk Kanker Kolon
Menurut data WHO tahun 2012, di seluruh dunia, kasus kanker kolon/ kanker usus besar ada sejumlah 694.000. Kebanyakan (90% kasus) kanker kolon menyerang lansia di atas 60 tahun.
Untuk kanker kolon, dipakailah pita berwarna cokelat untuk simbol support.
13. Pita Biru untuk Hidrosefalus
Kita mesti pernah tahu tentang penyakit Hidrosefalus. Biasanya terjadi pada bayi. Data lawas di tahun 90an mencatat Hidrosefalus terjadi setidaknya 2 kasus setiap 1000 kelahiran.
Pita warna biru dipakai sebagai simbol kepedulian terhadap Hidrosefalus.
14. Pita Kuning-Merah untuk Hepatitis C
Hepatitis ada 5 macam. Hepatitis A, B, C, D dan E. Menurut data Pusdatin Kemenkes RI, pada tahun 2013, sejumlah 2.981.075 jiwa penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis.
Pita dua warna kuning merah dipakai untuk kepedulian kepada pasien Hepatitis C. Sedangkan untuk Hepatitis B digunakan warna jade.
15. Pita Pink-Biru untuk Keguguran Kandungan
Pita dwi warna pink-biru dipakai untuk menunjukkan kepedulian terhadap kasus keguguran kandungan (pregnancy and infant loss).
16. Pita Biru-Kuning untuk Down Syndrome
Pita dwi warna biru-kuning dipakai sebagai simbol kepedulian terhadap penderita Down Syndrome.
17. Pita Puzzle untuk Autisme
Pita puzzle dipilih untuk melambangkan support terhadap autisme.
Wah ternyata pita warna-warni tidak hanya dipakai sebagai hiasan. Tiap warna punya makna khusus. Yuk support selalu siapa pun di sekitarmu, untuk tetap punya harapan dan semangat hidup.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.