Berbeda dengan review–review film yang terdahulu, khusus film Dilan ini saya akan memberikan review dengan cara yang berbeda. Memberikan fakta-fakta serta memberikan review.
Film Dilan 1990 adalah film adaptasi dari Novel Karya Pidi Baiq dengan judul yang berbeda dengan filmnya, Dilanku 1990. Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi (Surat Kecil Untuk Tuhan) serta dibinyangi oleh Iqbaal Ramadhan (Ada Cinta di SMA) dan Vanesha Prescilla. Film ini meledak di pasar film Indonesia, dan ketika artikel ini dibuat, film Dilan 1990 sudah merebut hati lebih dari 5 juta penonton, Wow!!! Formula apa yang membuat film ini begitu booming? Kualitas sinematografi yang bagus? Akting pemain yang brilian? Atau banyak twist menarik yang bertebaran di sepanjang film? AWAS SPOILER ya!!!
ADVERTISEMENTS
1. Milea
Karakter Milea diperankan oleh Vanesha Prescilla, yang merupakan adik dari artis Sissy Priscillia (Ada Apa Dengan Cinta 2). Sissy juga mengisi suara Milea ketika dewasa, yang menceritakan kisah cintanya di tahun 1990. Milea adalah putri dari ayah seorang tentara, dan mempunyai Ibu seorang penyanyi. Milea baru pindah ke Bandung karena sang ayah yang memang harus selalu berpindah-pindah. Di SMA barunya, dia bertemu dengan karakter Dilan yang diperankkan oleh Iqbaal Ramadhan. Penunjukkan Vanesha sebgaai Milea sudah dilakukan Pidi Baiq jauh sebelum film ini dibuat.
The PanasDalam (Pidi Baiq salah satu anggotanya) mengunggah video klip di akun Youtube resmi mereka pada Agustus 2016. Vanesha sudah berperan sebagai Milea di video clip yang berjudul Voor Dilan itu.
https://www.youtube.com/watch?v=sBUQ4GJpwpc
Di Film Dilan 1990, Vanesha memerankan Milea dengan begitu apik. Wajah cantik dan polos sungguh pas untuk peran Milea. Penonton akan sebegitu tertuju kepada Milea yang memberikan rasa di film ini, rasa sedih, bahagia, marah dan merona malu akan kegombalan Dilan, penonton akan dengan cepat ikut serasa dengan tokoh Milea.
ADVERTISEMENTS
2. Dilan
Pada awalnya banyak fans dari pembaca Novel Dilanku 1990 yang kecewa atas pemilihan karakter Dilan untuk filmya. Nama Iqbaal Ramadhan muncul kepermukaan, seketika itu mayoritas fans protes. Iqbaal Ramadhan yang terkenal lewat grup vokal pria, CJR yang dulunya bernama Coboy Junior. Memang Iqbaal Ramadhan sungguh sangat melekat dengan grup vokal tersebut, sehingga para pembaca novel Dilan menilai Iqbaal tidak cocok dengan karakter Dilan yang merupakan seorang anggota gang motor yang terkenal nakal tapi romantis.
Mayoritas fans tersebut tidak sadar bahwa Iqbaal Ramadhan juga bisa berubah. Pidi Baiq tidak pernah goyah dengan cibiran, dia dan Fajar Bustomi tetap yakin dengan Iqbaal Ramadhan. Benar saja, Iqbaal mampu menjawab kepercaaan itu. Karakter Dilan adalah inti dari Film ini, dia memberikan dimensi lain setelah standart keromantisan lewat puisi telah di booming-kan oleh Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta, sosok Rangga yang romantis dan misterius, diberikan dimensi lain oleh Dilan, bad boy yang romantis.
Sosok jagoaan yang tidak akan membiarkan sosok yang dicintainya disakiti, sosok yang juga romantis ketika lebih memilih bersama Milea daripada ikut tawuran. Dialog jenaka nan romantis, rayuan cinta yang membuat Milea luluh, yang membuat penonton luluh, mungkin juga membuat luluh para pencibirnya.
ADVERTISEMENTS
3. Yang Nyata di Film Dilan 1990
Film merupakan karya dari imajinasi, tapi di Film Dilan 1990 ada yang benar-benar terjadi. Adegan Anhar (Giulio Parengkuan) yang menampar Milea, dilakukan benar-benar menampar Vanesha. Adegan itu dilakukan berulang-ulang untuk hasil yang maksimal. Peran Anhar sebagai Antagonis yang berkarakter, dia aktor yang menjanjikan, walau hanya beberapa kali muncul, cukup handal memberikan emosi.
ADVERTISEMENTS
4. Yang Tidak Nyata di Film Dilan 1990
Green Screen. Ada satu adegan di mana Milea satu mobil dengan Ibu Dilan. Daripada mencari aktris yang bisa menyetir mobil itu (mobil jenis Jeep), Fajar Bustomi lebih memilih memberikan teknik Green Screen. Hal yang sederhana sebenarnya, adegan di mana Milea sedang berusaha dekat dengan Ibu dari Dilan, tapi entah mengapa sangat menganggu.
ADVERTISEMENTS
5. Kesimpulan
Tanpa keraguan Film Dilan 1990 mampu mengisi kekosongan film cinta remaja SMA yang melekat di hati para penonton. Ada Apa Dengan Cinta (2002) menjadi standart film romantis SMA pada masanya. Rangga dan Cinta menjadi standart pasangan remaja jatuh cinta yang berkadar tinggi. Saya masih ingat dulu, setiap pasangan remaja yang paling dibicarakan pada waktu sekolah, mereka pasti dijuluki Rangga dan Cinta-nya sekolah
Memang Ada Apa Dengan Cinta 2 muncul di tahun 2016 tapi kadar cinta mereka (dan tentu para penontonya terdahulu) sudah menuju dewasa.
Dilan 1990 mengisi kekosongan itu, Dilan adalah orang yang berbeda dari Rangga, tapi memang cinta jaman now cocok untuk Dilan (walau kita tahu cerita Dilan ber-setting tahun 1990). Cuma ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Film Dilan adalah film apa adanya, dia tidak menyimpan kejutan apapun di dalam cerita, kita hanya disuguhkan cerita tentang kenangan cinta masa lalu seorang perempuan. Karakter kuat Dilan dan Milea, itu yang menjadi kekuatan film ini. Bagi saya yang bukan pembaca novel Dilan, akan sangat menunggu, Dilan yang ngocol, bertemu dengan konflik yang lebih berat di sekuelnya nanti.
Dan, untuk Fajar Bustomi saya rasa kekurangan yang mencolok di Green Screen tadi. Ok sah-sah saja sebenarnya, tapi untuk film sekelas 5 juta penonton? Fajar Bustomi pasti bisa lebih baik untuk sekuelnya kelak.
Pengulas adalah seorang pecinta film berusaha mengulas film dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya, berusaha memberikan review yang berimbang dengan kelebihan dan kekurangan film itu sendiri.
Erisfika Bahrul Hikmah
Rating Film : 7.1/10
Artikel ini juga bisa dibaca di www.secangkirpopcorn.blogspot.com / www.intuisi.id
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”