Memasuki dunia perkuliahan pastinya seperti memasuki dimensi baru bagi para lulusan SMA. Bagaimana tidak, dunia perkuliahan akan sangat berbeda dengan masa-masa sekolah di tingkatan sebelumnya. Di tingkat perguruan tinggi mahasiswanya akan lebih dituntut untuk mandiri dan disiplin.
Mengurusi apapun sendiri, jam kuliah yang tidak menentu sangat jauh dari masa sekolah yang jam belajarnya diatur secara kolektif, pergi ke kampus tanpa seragam, bahkan tugas dan ujian bisa dikerjakan dari rumah (take home). Di masa perkuliahan semua dijalankan atas nama tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab moral yang tinggi.
Tidak harus dituntun dan terus dicekoki segala informasi. Kira-kira apa saja kegalauan mahasiswa baru (Maba) saat pertama kali memasuki dunia perkuliahan dan bagaimana cara mengatasinya apalagi kalau kamu juga anak rantau?
ADVERTISEMENTS
1. Homesick karena pertama kali jauh dari rumah
Hal ini pasti hampir dialami oleh setiap Maba yang menempuh pendidikan di tanah rantau. Jauh dari kebiasaan sebelumnya yang dekat dengan orang tua dan teman-teman terkasih, maba perantauan harus memberanikan diri untuk pergi jauh dari rumah demi pendidikan yang ditempuh.
Rasa kurang nyaman pasti akan menghinggapi perasaan kamu saat harus melakukan apapun seorang diri tanpa bantuan keluarga di rumah. Nah, untuk mengatasi homesick yang berlebihan kamu hanya cukup meyakinkan diri sendiri akan semua keputusan yang telah kamu ambil.
Keputusanmu untuk menjalani kuliah di tanah rantau seharusnya sudah kamu pikirkan matang-matang sehingga kamu akan tahu segala konsekuensinya. Yakinkan dirimu bahwa perasaan kurang nyaman itu akan segera lenyap jika kamu bisa lebih legowo dalam menjalankan rutinitas sebagai maba di tanah rantau.
Jangan lupa untuk selalu bertukar kabar dengan keluarga dan teman dirumah setiap hari. Cara ini akan menjadi suntikan semangat tersendiri buatmu menjalani hari-harimu.
ADVERTISEMENTS
2. Culture shock di tanah rantau
Kalau kamu melanjutkan pendidikan tinggi di tanah rantau, baik di dalam maupun luar negeri pastinya akan mengalami yang namanya culture shock di tanah rantau.
Hal ini wajar terjadi karena perbedaan kultur lingkungan tempat tinggal saat ini dengan daerah asal. Hal ini juga berkaitan dengan pengalaman seseorang yang merasa tidak familiar dengan lingkungan sosial, kebudayaan, dan hal-hal yang berkaitan dengan daerah tersebut.
Istilahnya jadi merasa asing dengan tempat tinggal saat ini. Hal itu sangat wajar terjadi, namanya juga berada di tempat baru, pasti ada rasa kaget dan butuh penyesuaian.
Banyak cara yang dapat kamu lakukan untuk meminimalisir adanya culture shock ini, diantaranya kamu harus kepoin daerah/negara baru yang akan kamu tuju untuk melanjutkan pendidikan. Kepo dan cari informasi sebanyak-banyaknya dari internet maupun orang lain agar setidaknya kamu sedikit mempunyai gambaran tentang daerah/negara tujuanmu.
Jangan sampai kamu seperti membeli kucing dalam karung ya! Selanjutnya adalah menjadi orang yang open-minded dan mau belajar mengenai hal-hal baru agar memudahkan adaptasimu dengan lingkungan baru.
Kemudian, tetap jaga komunikasi dengan keluarga dan teman di rumah agar culture shock yang kamu alami tidak berkepanjangan.
ADVERTISEMENTS
3. Bertemu orang-orang baru
Bertemu orang baru tidak akan menjadi masalah bagi sebagian orang. Namun bagi sebagian yang lain hal ini menjadi sumber kegalauan bahkan ketakutan tersendiri saat harus memasuki zona baru seperti masa perkuliahan.
Bagi extrovert berkenalan dengan orang-orang baru akan menjadi hal yang menyenangkan, namun bagi introvert akan menjadikan perasaan yang kurang nyaman dan menimbulkan kepercayaan diri yang menurun.
Terlepas dari tipe karakter yang dimiliki oleh setiap orang, bertemu dengan orang baru akan menjadi momen yang tidak akan terlewatkan sebagai satu langkah pasti memulai lingkar pertemanan.
Bagi kamu yang memiliki ketakutan saat mendapati keharusan bertemu dengan orang-orang baru di tanah rantau, kamu harus ingat pada manfaat yang akan kamu dapatkan saat menjalin pertemanan dengan orang lain.
Di antara manfaatnya adalah kamu akan memiliki relasi lebih luas, belajar lebih banyak dari orang lain, meningkatkan toleransi dan belajar memahami karakter berbagai jenis orang. Selain itu bertemu dengan orang-orang baru juga mungkin akan meningkatkan wawasan social skill-mu.
Beberapa tips ini bisa kamu coba untuk mengatasi kecemasanmu seperti memilih lingkar pertemanan yang tidak berlawanan dengan prinsip hidupmu, tidak harus sama denganmu. Namun paling tidak bukan orang-orang yang berlawanan dengan prinsipmu agar memberikan rasa nyaman saat menjalankan pertemanan.
Ingat manfaat menjalin pertemanan baru yang telah disebutkan sebelumnya, dan yang terakhir ingat bahwa kamu hidup sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk melanjutkan hidup.
ADVERTISEMENTS
4. Rutinitas baru yang berbeda dengan sebelumnya
Rutinitas baru tentunya akan menjadi sumber kegalauan bagi maba di awal memasuki dunia perkuliahan. Rutinitas yang jauh berbeda dengan masa sekolah di tingkat sebelumnya.
Perbedaaan yang mencolok di antaranya jam perkuliahan yang lebih fleksibel namun harus tetap disiplin, tugas kuliah yang lebih banyak daripada saat sekolah, kegiatan organisasi yang lebih banyak dan bervariasi.
Ditambah dengan lingkaran diskusi-diskusi dengan teman yang akan menyita banyak waktu. Hal-hal tersebut tentunya akan memberikan “rasa kaget” kepada mahasiswa baru di awal memasuki dunia perkuliahan.
Tips yang dapat dilakukan untuk menghadapi persoalan tersebut adalah dengan membuat jadwal keseharian untuk memudahkan kamu dalam mengingat perkuliahan apa saja dan kegiatan di luar kuliah yang harus kamu jalankan.
Selanjutnya adalah buat skala prioritas terhadap hal-hal yang wajib kamu lakukan hingga yang tidak seharusnya kamu lakukan di waktu tersebut. Cara ini akan membantu kamu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak terjebak pada kegiatan yang kurang bermanfaat. Jangan lupa perbaiki time management-mu yaa !
ADVERTISEMENTS
5. Keluar dari zona nyaman
Sumber kegalauan bagi Maba di tanah rantau adalah karena mereka berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyamannya. Sebuah bentuk prestasi tersendiri untuk mereka yang berani mengambil keputusan tersebut dengan segala bentuk konsekuensinya.
Karena keluar dari zona nyaman tidaklah mudah, selalu ada hal yang dikorbankan seperti rasa nyaman dan aman. Keluar dari zona nyaman berarti kamu siap menghadapi tantangan baru kedepannya, siap dengan tempat tinggal baru, lingkungan baru, teman-teman baru, rutinitas baru, dan mimpi baru yang harus terus dikejar.
Berbahagialah untukmu yang berani menantang diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman, yang artinya mimpimu semakin dekat menuju kenyataan. Semoga usahamu tidak sia-sia!
Sebagai sebuah renungan untuk diri kita pribadi ketika akan menyerah dengan semua keputusan yang telah diambil. Kamu mau tidur untuk melanjutkan mimpi atau bangun lalu bergerak untuk mewujudkan mimpi?
Bangun! Selesaikan apapun yang telah kamu mulai.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”