7 Ide Usaha Sampingan Buat Mahasiswa Kedokteran. Siapa Bilang Kami Cuma Bisa Belajar?

Usaha sampingan mahasiswa kedokteran

Kehidupan anak kedokteran umum dikaitkan dengan belajar, melihat banyak sekali standar yang harus dipenuhi untuk menjalankan praktik profesi kelak. Mau tidak mau, pasti banyak yang mengalami jetlag pada bulan-bulan awal menjalani kehidupan perkuliahan di fakultas kedokteran. Baik itu dalam hal kurikulum pendidikan, banyak bacaan, sangat banyak ujian hingga sisi lain permasyarakatan kampus, seperti organisasi yang wajib diikuti, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademik.

Jangankan bekerja, rasanya pulang kampuspun mental dan fisik sudah minta istirahat. Tapi, proses adaptasi tidak selalu menjadi isu yang akan selalu menyita perhatianmu. Pada bulan berikutnya pun kamu sudah terbiasa, bahkan mungkin mulai mencoba mencari penghasilan?

ADVERTISEMENTS

1. Menyediakan jasa penerjemahan, pengeditan dokumen

Apa yang kamu lakukan bukan hanya terbatas untuk jasa, tapi juga untuk dirimu sendiri.

Apa yang kamu lakukan bukan hanya terbatas untuk jasa, tapi juga untuk dirimu sendiri. via https://www.pexels.com

Kalau kamu memiliki ketertarikan pada dunia tulis-menulis, terlebih dibarengi dengan skill Bahasa Inggris yang cukup bikin kamu percaya diri, kenapa nggak mencoba membantu mengalihbahasakan?

Dunia kedokteran yang cenderung berkiblat ke arah barat menjadikan lebih banyak artikel, pedoman, buku, yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris. Kamu bisa mencari peluang dalam hal ini. Bisa jadi senior kamu di kedokteran, dosen kamu, atau teman kamu sendiri yang menjadi kliennya.

Tidak ada ketentuan biayanya harus seperti apa — tapi kalau kamu cukup PD dan klienmu puas dengan pekerjaanmu, perlahan kamu akan mendapatkan penghasilan yang lumayan memuaskan.

Selain itu, kamu otomatis membaca lebih banyak, karena hasil terjemahanmu tidak akan maksimal tanpa kamu yang paham lebih dulu. Kamu otomatis tahu lebih banyak.

ADVERTISEMENTS

2. Melamar sebagai asisten

Tidak melulu penghasilan. Tiada bayaran yang memuaskan tanpa karya yang juga memuaskan.

Tidak melulu penghasilan. Tiada bayaran yang memuaskan tanpa karya yang juga memuaskan. via https://www.pexels.com

Terkadang, ada saja dosenmu di fakultas maupun klinik (rumah sakit) yang membutuhkan bantuan dari seorang asisten. Bisa jadi itu untuk membantu penelitiannya maupun penerbitan. Kamu bisa melamar kepada dosen yang sekiranya membutuhkan, atau mengikuti open recruitment yang ada.

Siapkan curriculum vitae, dan menyampaikan skill terbaik kamu yang sekiranya dapat membantu. Menjadi asisten dosen maupun dokter disini cukup menyenangkan, kamu bisa berkenalan dengan staf lain di bagian dosen atau dokter kamu bernaung, kamu juga bisa mengetahui info lebih dini untuk banyak hal.

Guru yang baik tentunya akan menghargai muridnya yang proaktif — pastikan dirimu banyak belajar mengenai cara kerja, mengatur waktu, dan jangan lupa, untuk bertanya mengenai hal yang kamu kurang pahami. Plus, hormati dan jagalah hubungan baik dengan dosenmu.

ADVERTISEMENTS

3. Orangtua memiliki usaha? Jangan disia-siakan!

Perbedaan bidang pekerjaan orangtua dan profesi kamu kelak sesungguhnya ada untungnya. Kalau kamu mencari, tentunya.

Perbedaan bidang pekerjaan orangtua dan profesi kamu kelak sesungguhnya ada untungnya. Kalau kamu mencari, tentunya. via https://www.pexels.com

Apabila orangtua kamu memiliki bidang pekerjaan yang berbeda dengan dunia pendidikan kamu saat ini, jangan pikir itu adalah suatu kesulitan. Pendidikan yang kamu nikmati sekarang, bisa jadi merupakan buah manis dari pekerjaan mereka selama bertahun-tahun.

Ketika masa perkuliahanmu sudah mulai bisa diikuti dengan baik, tidak ada salahnya membantu usaha mereka. Selalu ada hal — bahkan yang kecil sekalipun, yang bisa dikerjakan. Misalkan mereka memiliki produk tertentu, kamu bisa bantu menjualkan melalui e-commerce atau dengan posting di media sosial.

Biasanya anak muda seumuran kamulah yang produktif, dengan flow informasi yang cepat, kamu bisa dengan mudah mengenal bagaimana penjualan online yang baik. 

ADVERTISEMENTS

4. Manfaatkan budaya masa kini untuk mengisi pundi: jasa party planner bisa jadi opsi

Bermain dengan kreatifitas bisa jadi bentuk rekreasimu juga, lho.

Bermain dengan kreatifitas bisa jadi bentuk rekreasimu juga, lho. via https://www.pexels.com

Kalau kamu tidak menyukai hal-hal yang terkesan serius, atau ilmiah seperti di nomor 1 atau 2 tadi, memainkan warna dan menguji kreatifitas mungkin tantangan yang menarik buat kamu.

Selain dengan banyaknya online shop yang menyediakan peralatan pesta seperti dekorasi, cake topper denga harga bersaing, dan kamupun bisa bekerjasama dengan teman-temanmu yang ahli membuat kudapan, kamu bisa belajar merintis usaha penyedia party planner.

Dalam beberapa tahun belakangan, semakin banyak hal yang bisa dirayakan, baik itu menjelang pernikahan dengan acara lepas lajang alias bridal shower, satu tahunan anak tercinta, hingga acara kelulusan pendidikan, atau merayakan rekan, keluarga yang hendak berpergian jauh.

Meluasnya budaya ini juga bisa kamu manfaatkan dengan membentuk tim bersama teman-teman kamu untuk merancang pesta di bintang acara.

Promosinya pun, bisa dimulai dari teman sekitarmu dulu. Buka akun Instagram, dan tunjukan portofolio hasil karya kalian.

ADVERTISEMENTS

5. Jadi part-timer, membuatmu terbiasa mengatur waktu

Coffeeshop memang oke, mungkin makin oke juga ketika kamu bisa jadi part-timer disana.

Coffeeshop memang oke, mungkin makin oke juga ketika kamu bisa jadi part-timer disana. via https://www.pexels.com

Di daerah seputaran kampus, biasanya tidak sulit untuk menemukan tempat makan, toko-toko, tempat les hingga coffee shop. Apabila kamu memiliki tempat nongkrong yang mungkin jadi favoritmu, coba dicek, mungkin mereka sebenarnya membutuhkan “pasukan” tambahan untuk toko mereka.

Ketika dibutuhkan, kamupun bisa melamar. Bekerja paruh waktu, menyisihkan waktu luang bersantaimu menjadi waktu kerja mungkin terdengar sulit diatur. Sesungguhnya, bila kamu benar-benar membutuhkan, waktu luangmu sangat panjang pada masa preklinik, dibanding dengan ketika kamu sudah lulus dan menjalankan profesi.

Katakan saja perkuliahanmu sehari-hari berakhir pada jam 4 sore. Bila rebahan dan bersantai selama sejam sudah cukup, kamu bisa memanfaatkan waktu dari jam 5 hingga 8 malam untuk bekerja. Dari jam 8 hingga 10 malam, bisa kamu gunakan untuk mengulas kembali materi perkuliahan hari itu. Dengan begini, kamu bisa mendapatkan relaksasi, belajarpun juga jadi.

ADVERTISEMENTS

6. Berjualan alat kesehatan, jas kedokteran, tidak sedikit pilihan

Bisa bekerjasama dengan toko offline seputaran daerahmu, atau mencoba menyelami dunia per-supplier-an online.

Bisa bekerjasama dengan toko offline seputaran daerahmu, atau mencoba menyelami dunia per-supplier-an online. via https://www.pexels.com

Kalau kamu punya kenalan yang menyediakan alat kedokteran, maupun jas dokter, jas lab, atau lainnya dengan harga oke, kenapa dibiarkan? Kamu bisa menjalin kerjasama untuk memasarkannya di lingkungan kampusmu.

Biasanya, dengan melihat anak seumuranmu yang sedang kuliah, dan berinisiatif untuk berbisnis, mereka mudah memberikan keringanan. Misal dengan diskon tambahan, atau gratis produk tertentu dengan minimal pembelian. Cuan, kan?

7. Jika punya kemampuan analisa pasar, coba trading, atau investasikan penghasilanmu

Belajar dari temenmu yang bisa, boleh juga tuh.

Belajar dari temenmu yang bisa, boleh juga tuh. via https://www.pexels.com

Apabila kamu memiliki modal yang ingin kamu tumbuh-kembangkan menjadi hasil menggiurkan di kemudian hari, trading, atau berinvestasi bisa jadi pilihan. Profit yang menggiurkan, plus dibarengi dengan kemampuan analitik yang baik.

Kenali bagaimana aturan dan tatacara dalam bertransaksi, agar modal yang kamu kumpulkan tidak ambyar karena langkah yang gegabah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

MD aka Dokter Umum FK Udayana 2012. Let's expect to never stop sharing & learning.

Editor

Not that millennial in digital era.