Terima kasih karena telah menduakan, kau menunjukkan kualitas dirimu tanpa kupaksa. Kualitas hidup yang tidak seberapa itu, namun mencoba mendua hati dengan orang lain di berbagai sisi kota. Terima kasih, karena aku lebih mengenalmu, dan disadarkan bahwa kau bukanlah pribadi yang pantas untukku. Pergilah dan bahagialah dengan pribadi yang mungkin sepadan denganmu.
Inilah kalimat yang sekiranya begitu baik di utarakan setiap hati yang diduakan. Bagimu yang tak pandai bersyukur, Lihatlah dirimu, pantaskah kau menyakiti sedalam itu, membuat hati kekasihmu sehancur itu. Pantaskah dirimu melakukannya?
ADVERTISEMENTS
5. Padahal sejatinya kau tak bisa mengayuh dua perahu secara bersamaan
Jika kau sudah terlanjur mencintai orang lain, selain kekasihmu, maka jangan paksakan hati. Lepaskanlah kekasihmu agar dia bebas pergi dengan orang yang benar-benar mencintainya.
“Jangan berpikir apakah dia akan sakit hati, jangan lagi, karena semenjak kau sudah mencintai orang lain, ada sakit yang menunggu waktu tuk meluap sehebat-hebatnya, hati yang patah, dan waktu yang di penuhi air mata.”
Dalam semua sakit yang tak mudah itu, kekasihmu memiliki hak untuk mengetahui bahwa hatimu bukan miliknya lagi. Jangan paksakan dirimu untuk mengayuh dua perahu bersamaan, biarkanlah kekasihmu memilih nahkoda yang lain, mungkin tidak semapan dirimu, atau se'elok parasmu, akan tetapi mampu mencintainya sebaik mungkin.
Katakanlah yang sebenar-benarnya bahwa kau telah mencintai orang lain, dan ingin berpisah. Jangan memberi alasan hasil karanganmu, bukan realitamu. Sekali lagi, meski hatimu bukan lagi milik kekasihmu, namun dia berhak tahu kebenarannya, biarkanlah hatinya sakit, sesakit-sakitnya, agar harapannya padamu padam dengan sendirinya.
Semoga kau selalu menimbang, sebelum melakukan. Lebih berat luka atau bahagia dalam timbanganmu, biarlah kau selalu menimbang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”