Namanya perasaan emang nggak bisa dikontrol ya. Kita nggak pernah tau kapan akan jatuh cinta dan dengan siapa akan jatuh cinta. Bisa saja cinta sejak baru ketemu atau sebaliknya cinta sama teman sendiri, cuman gak langsung sadar saja. Kalau cinta bersambut sih asik.
Meski akhirnya harus LDR atau nggak dapat restu hingga yang paling miris berakhir ditikung, udah jadi cerita di tahap selanjutnya. Nah, kalau bertepuk sebelah tangan ibarat orang pengen lari, eh cuma bisa jalan di tempat. Sampai-sampai rasa ini jadi akrab.
ADVERTISEMENTS
1. Penuh pengharapan yang menjelma semoga tak berkesudahan
Awalnya begitu ketika sadar kita mulai ada rasa. Diam-diam ada semoga yang membersit di hati hingga dirapal dalam doa setiap hari. Ya, semoga dia punya rasa yang sama. Semoga besok bisa lihat dia lagi.
Semoga besok bisa mendengar suaranya lagi. Semoga dia memilih duduk di sebelahku. Semoga dia tahu aku juga memendam rasa. Semoga memang dia orangnya. Dan banyak harap lainnya.
ADVERTISEMENTS
2. Setiap saat, ada rasa was-was menyelip
Di tengah euforia harapan-harapan yang membersit menghangatkan hati, kadang debaran jantung bertingkah mengubah suasana. Saking antusiasnya debaran itu mencurigai diri sendiri. Haduh, jangan-jangan sikapku berlebihan.
Kok ekspresinya gitu? Mungkinkah dia tidak suka? Kok dia nggak nembak-nembak? Kok dia biasa aja? Dia datang nggak ya? Dia mau sama aku nggak ya? Bagaimana kalau dia justru menjauh?
ADVERTISEMENTS
3. Kadang sampai salah tingkah
Akibat was-was itu jadi salah tingkah deh kalau ketemu. Lah gimana gak salah tingkah, apapun respon dia dibaperin. Sikap hangat dikit, disuapin dikit, dielus kepalanya dikit, hingga jalan-jalan tipis berdua merasa melambung angan.
Ada jarak dikit, nggak dihubungi sehari, dia keluar sama yang lain, seolah ditinggalkan sendirian. Mau protes, mau cemburu, tapi nggak ada hubungan. Susah pokoknya. Apalagi kalau pas ngumpul sama lainnya. Bingung cara menyembunyikan rasa.
ADVERTISEMENTS
4. Punya banyak stok rasa sabar
Akhirnya memilih bersabar. Selama masih bersamanya, hubungan indah masih punya pengharapan. Mungkin dia butuh waktu untuk menyakinkan diri. Toh sejauh ini mengenalnya, dia tak terlihat punya pasangan. Sejauh ini pula hubungan baik-baik saja. Kalau tiba-tiba dibombardir dengan penegasan rasa dan relasi yang ada takutnya cuma timbul kekacauan.
ADVERTISEMENTS
5. Tak jarang ragu pada banyak hal akibat terlalu banyak mikir sendirian
Dan setelah lama bersabar, penantian tetaplah penantian. Hubungan ini tak pernah berkembang. Sebetulnya ia juga punya rasa atau aku cinta sendirian? Aku harus bertahan lebih lama dalam ketidakpastian atau menyudahinya saja?
ADVERTISEMENTS
6. Pada puncaknya pasrah pada keadaan itu ada
Di tahap ini kadang kita tau cinta itu benar bertepuk sebelah tangan. Baik karena dia telah tau rasa yang diam-diam terpendam lalu memberikan penegasan. Kadang ia tak tahu dan dengan ringan menceritakan orang yang diidamkan.
Bahkan mengabari dia akan menikah. Sesaat dunia terasa tamat. Hati terganjal begitu berat untuk sekedar memberi selamat. Rasa gagal, patah hati, dan malu menyatu. Apapun rasanya akhirnya hanya bisa pasrah.
7. Diam-diam merelakan dia dan rasa yang pernah ada
Duka tak boleh berlarut sebab hidup harus berlanjut. Hubungan yang berawal baik harus tetap baik-baik. Kekacauan perasaan yang tak punya lawan harus mengalah pada kenyataan. Inilah saat merelakan. Mendekap rasa ini sendirian. Melepaskan perasaan dia mengembara di tempat yang diiinginkan.
Kepada semua pejuang cinta yang tamat merasakan itu semua, SELAMAT, kalian telah lulus satu ujian tentang cinta yang setulusnya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”