Setiap orang pastinya punya standar atau kriteria tentang pasangan yang diinginkan. Bahkan BKKBN pun juga punya patokan tentang istri ideal dan baru-baru kemarin juga DPR membuat RUU Ketahanan Keluarga yang menuai kontroversi karena poin-poin di dalamnya.
Kali ini aku akan memberikan bocoran bagaimana kriteria yang aku inginkan, bisa menjadikan sebuah keharusan dan sebagiannya adalah sebuah harapan. Aku rasa masih dalam tahap wajar dari apa-apa yang aku tentukan untuk jadi patokan bagaimana pasanganku nantinya.
ADVERTISEMENTS
1. Agamanya harus sama dan semoga taat beribadah juga
Sesuai dengan ajaran yang aku percayai, punya keyakinan yang sama adalah syarat utama dalam mencari pasangan dan aku menyepakati hal tersebut. Bukan hanya karena tuntutan dari agamaku, melainkan bagaimana nantinya dalam mendidik anak agar tak terpecah karena perbedaan keyakinan kita sendiri.
Namun punya keyakinan yang sama saja tak cukup, taat beribadah sudah menjadi satu kesatuan yang sempurna. Lagi pula dengan taat beribadah, berarti kita sudah berupaya untuk meningkatkan kualitas diri dan memataskan diri untuk pasangan kita nantinya.
ADVERTISEMENTS
2. Berpikiran terbuka dan punya sikap keibuan
Berpikiran terbuka bisa dengan mudah mengakrabkan dengan lingkungan baru, seperti keluarga pria dan menerima segala bentuk perbedaan termasuk omongan orang lain. Sedangkan sifat keibuan bisa saja dengan melakukan tanggung jawab sebagai istri, perhatian, sopan dan ramah. Dua sikap tersebut memang cenderung dimiliki orang yang bersikap dewasa, namun tak menutup kemungkinan bisa berawal dari sebuah kebiasaan.
ADVERTISEMENTS
3. Berpenampilan baik dan teman bicara yang baik
Predikat cantik memang sebuah nilai yang diberikan orang dengan patokan yang berbeda-beda. Cantik juga tak sepenuhnya bawaan lahir, cantik dimasa kini bisa dibentuk dengan berbagai cara, seperti dengan berpenampilan menarik. Berpenampilan menarik juga bisa diupayakan dengan berpakaian rapi, berdandan secukupnya dan pandai merawat diri. Meskipun cantik bisa termakan usia, tapi ingatlah pepatah jawa bilang ajining rogo soko busono dan kesan pertama seseorang biasa diukur dari bagaimana ia berpenampilan.
Tapi, cantik juga perlu dilengkapi dengan sikap yang asyik, seperti enak diajak ngobrol atau diskusi. Karena yang sering aku temui banyak orang cantik tapi sombong atau merasa paling cantik dan akhirnya cuek dengan orang sekitarnya. Karena saat sudah tua, satu persatu akan musnah dan tak banyak yang bisa dilakukan kecuali dengan mengobrol. Maka carilah orang yang enak diajak ngobrol, karena saat tua kita hanya bisa ngobrol.
ADVERTISEMENTS
4. Mandiri dan punya hobi unik
Aku paham bagaimana beratnya perjuangan seorang istri atau ibu nantinya, selain jadi guru bagi anak-anaknya, dokter bagi keluarganya, perlu juga jadi patner terbaik bagi kepala keluarga. Maka dari itu sikap mandiri akan membuat dia tangguh menjalankan itu semua, serta menjadi menyenangkn saat menghabiskan waktu dengan melakukan hobi bersama. Kita memang akan menjadi tua, tapi bukan berarti melupakan apa-apa yang kita gemari seperti melakukan hobi.
ADVERTISEMENTS
5. Pintar mengelola keuangan dan cerdas sebagai bonusnya
Pada umumnya peran seorang istri dalam sebuah keluarga adalah mengatur keuangan, terutama dalam hal pengeluaran. Meski pada dasarnya penanggung jawab utama soal keungan adalah pria, peran istri sungguh berarti saat ia tau caranya berhemat. Tidak harus belajar tentang ilmu ekonomi atau akutansi, bisa saja dengan memulai kebiasaan kecil setiap hari, seperti pandai membuat camilan daripada harus beli jajanan.
Tambahan lagi akan kriteria pasanganku nantinya adalah yang berpendidikan tinggi, misal sama-sama sudah lulus kuliah. Hal ini tidak aku tempatkan pada kriteria di awal tadi, karena memang gelar atau status pendidikan tidaklah menjadi jaminan. Melainkan saat aku dapat pasangan dengan pengalaman atau latar belakang yang sama, secara tidak langsung akan lebih mudah diajak kerja sama dan nyambung nantinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”