Hai perempuan yang senang menggoda mantan laki saya… Saya tidak membenci Anda, malah aku terima kasih kepadamu, karena telah menyadarkan dia memang tidak pantas untukku, aku terlalu mahal untuk dirinya, memang dia lebih cocok untukmu.
Hai mantan pasanganku, saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena menyadarkan betapa sayangnya Tuhan kepadaku dan juga menyadarkan aku betapa rendahnya dirimu, segala perjuanganku itu nampaknya sia-sia karena perbuatanmu dan prilakumu, namun aku bersyukur setidaknya itu terjadi sebelum kita mengikat janji suci di hadapan-Nya.
ADVERTISEMENTS
1. Surat untukmu perempuan yang merebut mantan pasanganku
Mungkin menurutmu ini hanya kesenangan belaka, tapi tak sadarkah kamu bahwa kamu juga perempuan ?
Kita masing-masing punya pasangan sendiri, betapa lapang dada dan baiknya dirimu yang tidak hanya mengurusi pasanganmu namun juga sibuk mengurusi mantan pasanganku.
Aku tidak masalah dengan perbuatan kalian, karena aku tahu Tuhan itu tidak tidur.
"apa yang kamu tabur, apa yang kamu tuai"
Bagaimana kamu perlakukan orang lain, suatu hari kelak kamu juga akan diperlakukan demikian.
ADVERTISEMENTS
2. Jadilah wanita yang punya harga diri dan beretika untuk tidak merusak hubungan orang lain.
Maaf jika saya lancang mengatakan ini, tapi sungguh malu saya melihat dirimu, kita sama-sama wanita, namun sepertinya etika dan harga diri Anda sama sekali tidak terdeteksi.
Pakaian Anda sopan dan Anda seharusnya tahu jika arti berhijab itu apa bukan? Namun kelakukanmu berbeda dengan gaya pakaianmu, jangan menodai arti berhijab sebelum Anda benar-benar mengerti, karena berhijab bukan hanya fashion belaka, tapi tanggung jawab itu berat dan sungguh-sungguh.
ADVERTISEMENTS
3. Surat untuk mantan pasanganku
Masih ingatkah kamu bagaimana kita bertemu, kenal dan bahkan jadi pasangan.
Karena kita beda suku, ingatkah betapa kerasnya kita berusaha untuk bersatu, berapa sering kita bertengkar sehingga bisa lebih mengerti satu sama lainnya.
Mungkin kamu sudah lupa, tapi aku masih ingat dan selalu mengenang, namun sekarang aku harus menghentikannya.
Kamu tak pantas untukku. Aku sudah berfirasat akan terjadi sesuatu antara kalian, tapi kamu meminta aku tetap percaya kepadamu, namun bukti kenyataan dari ucapanmu tidak sesuai, kamu melenceng dan memusnahkan kepercayaanku terhadapmu.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu bilang aku kekanak-kanakan, tapi kenyataannya kamu yang tidak sadar diri.
Kamu mengatakan kamu seperti anak-anak mempeributkan hal sepele, namun pernahkah kau berpikir bagaimana perasaanku ?
Di saat kamu sedang bertengkar samaku, 1 sisi kamu minta teman A untuk berusaha membujuk dan menjelaskan kesalahpahaman antara kita, sedangkan di sisi lain kamu mengatakan kepada cewek lain: "AKU KANGEN"
Ya, mungkin aku kanak-kanak tapi tak sadar dirikah dirimu siapa yang lebih kanak-kanak ? Laki-laki yang dewasa akan menjaga perasaan pasangannya, menjaga perasaan sendiri supaya tetap setia dengan satu pasangan saja, memikirkan bagaimana mengembangkan hubungan kita supaya bisa menuju pernikahan dan membangun keluarga kecil milik kita, tapi kamu tidak, kamu bagai anak-anak yang sibuk meminta perhatian kepada orang lain dan meminta permen dengan orang lain.
Wajar saya murka ketika melihat chat kamu dengan wanita itu apalagi dengan adanya kata "KANGEN" padahal posisi kita lagi bertengkar.
ADVERTISEMENTS
5. kamu sudah pernah gagal sekali, namun kali ini kamu mengulangi lagi.
Kamu sudah pernah gagal sekali dalam membina keluarga kecilmu, kamu berdoa supaya bisa bahagia.
Perjuangan kita sudah sangat panjang dan tinggal menuju ke pintu selanjutnya, namun perbuatanmu sendiri menghancurkan segalanya.
Kamu bukan tidak dikasih Tuhan bahagia, tapi kamulah yang membuang kesempatan itu.
Aku mungkin akan nangis-nangis dan tenggelam dalam kesedihan saat ini, namun aku akan tetap kuat dan berjalan keluar dari bayanganmu.
Aku tetap doakan kamu bahagia kelak nantinya dan bisa sadar akan kesalahanmu dan tidak mengulanginya lagi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”