Baru-baru ini kita cukup resah dengan berita terkait potensi gempa dan tsunami yang mengancam selatan pulau Jawa, BMKG juga membenarkan ada potensi gempa berkekuatan maksimum magnitudo 8,8 di zona megathrust Selatan Jawa. Namun, BMKG menegaskan waktu terjadinya gempa tersebut tidak bisa diprediksi.
Indonesia dan Jepang sama-sama terletak di daerah merah. Keduanya berdiri di zona Cincin Api Pasifik, yang tak lain adalah lokasi dari 90 persen gempa di dunia. Bahkan di Jepang bisa terjadi 1.500 kali gempa bumi setiap tahunnya. Jepang merupakan negara yang sering dilanda gempa bumi yang rawan berpotensi tsunami.
Maka dari itu, sadar dengan bahaya gempa, pemerintah Jepang dan masyarakatnya memiliki kesiapan menghadapi gempa. Berikut adalah beberapa persiapan yang dilakukan masyarakat jepang untuk menghadapi gempa.
ADVERTISEMENTS
1. Bangunan tahan gempa
Struktur fondasi dan bangunan di jepang tahan gempa serta dilengkapi dengan peralatan darurat gempa. Pemerintah jepang membuat aturan agar setiap gedung di sana harus tahan gempa.
Terutama gedung pelayanan sosial seperti rumah sakit, kantor kepolisian, sekolah dan lainnya. Selain itu, semua bahan yang digunakan untuk konstruksi harus mengikuti aturan ketat dari pihak yang berwenang.
ADVERTISEMENTS
2. Sistem peringatan melalui ponsel
Semua ponsel orang jepang punya sistem peringatan gempa atau tsunami yang dipasang. Sistem ini akan memberikan pemberitahuan peringatan 5-10 detik sebelum gempa terjadi. Sehingga mereka memiliki kesempatan untuk berlindung di bawah meja maupun memilih tempat terbuka yang aman untuk menyelamatkan diri.
Sedangkan di daerah yang pesisir lebih mungkin terkena potensi tsunami, Badan Meteorologi Jepang (JMA) Sejak 1952 telah mengoperasikan Layanan Peringatan Tsunami, sebuah sistem yang akan mengirimkan peringatan tsunami dalam tiga menit pertama setelah gempa.
ADVERTISEMENTS
3. Sistem pencegahan bencana bencana yang terintegrasi
Agar mengurangi dampak bencana alam, pemerintah Jepang memberikan panduan luas tentang cara bertahan hidup saat terjadi gempa atau tsunami. Nah, setiap warga disana menyiapkan ransel darurat untuk menyimpan barang yang dibawa saat darurat dan barang persediaan untuk menunjang kehidupan saat mengungsi.
Barang-barang itu misalnya, senter, obat-obatan pribadi, surat berharga dan kartu identitas, helm, sepatu olahraga dan beberpa uang. Sedangkan untuk barang persediaan mereka menyiapkan air minum dan makanan kaleng yang rutin diganti secara berkala, selimut dan lainnya untuk bertahan hidup selama tiga hari hingga 1 minggu.
ADVERTISEMENTS
4. Pelatihan evakuasi sejak dini
Mitigasi tsunami sama terstrukturnya dengan mitigasi gempa bumi. Di Jepang, latihan penyelamatan gempa bumi sudah diajarkan sejak dini. Latihan tersebut dilaksanakan secara berulang-ulang. Anak-anak sekolah diajari cara mengorganisir diri ketika sinyal peringatan tsunami menyala. Warga Jepang diajarkan agar tidak panik saat terjadi bencana, melarikan diri dengan teratur dan tidak terburu-buru.
ADVERTISEMENTS
5. Ibu rumah tangga di jepang memiliki peranan penting dalam pencegahan bencana
Karena gempa bumi kemungkinan akan mempengaruhi saluran pipa gas yang dapat memicu ledakan dan kebakaran, setiap kali gempa terjadi ibu rumah tangga di Jepang dilatih untuk segera bergegas ke dapur untuk mematikan gas (dan listrik jika perlu).
Indonesia sebagai wilayah yang aktif gempa bumi memiliki potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dan dalam berbagai kekuatan. Untuk itu, tidak ada salahnya jika kita belajar dari masyarakat jepang cara menghadapi gempa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”