Percaya Atau Tidak, Mitos-Mitos Ini Membuat Rinjani Semakin Greget Untuk Didaki

Mendengar kata Rinjani, bagi sebagian besar traveller Indonesia sudah tidak asing lagi dengan Gunung yang satu ini, Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.
Banyak diantara pendaki yang terobsesi untuk menaklukkan gunung ini, dikarenakan rinjani mempunyai panorama alam yang eksotis, unik dan tentunya dengan segala mitosnya yang bikin bulu kuduk berdiri.

Gunung Rinjani merupakan sebuah simbol kesakralan dan mistis di Pulau Lombok baik bagi suku asli Sasak yang mayoritas beragama Islam dan bagi Suku Bali yang beragama Hindu. Mitos dan legenda, pantangan dan larangan yang berkembang menjadi kepercayaan turun temurun membuat Gunung Rinjani menjadi semakin menarik untuk dieksplorasi, terutama bagi anda pecinta alam, baik alam nyata maupun alam gaib. Sejak dahulu kala, Gunung Rinjani menjadi sumber inspirasi, kekuatan dan kehidupan bagi masyarakat Lombok dan Bali (terutama yang menetap di Lombok) dalam arti yang seluas luasnya.

berikut mitos-mitos seputar Rinajani yang mungkin belum kamu ketahui.

 <>1. Dewi Anjani Penunggu Gunung Rinjani.
Tempat bersemayamnya Dewi anjani

Tempat bersemayamnya Dewi anjani via http://www.belantaraindonesia.in

Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin.

Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-baik. Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib.

<>2. Apabila Kamu Melihat Danau Segara Anak Terlihat Luas, Maka Umurmu Akan Panjang, Begitupun Sebaliknya.
Melihat kaldera rinjani

Melihat kaldera rinjani via https://www.google.com

Konon menurut masyarakat setempat, setelah kita menginjakkan kaki di puncak Rinjani, secara spontan mata akan tertuju pada sebuah kaldera yang terletak tepat di bawah kita. Danau ini menyimpan begitu banyak misteri dan kekuatan gaib. Masyarakat setempat percaya apabila kita melihat danau Segara Anak kelihatan luas berarti umur kita masih panjang, sebaliknya bila kita memandang danau Segara Anak kelihatan sempit berarti umur kita tinggal sebentar. Bangkit dari setiap masalah kita adalah hal terbaik yang harus kita lakukan. Danau Segara Anak dipercaya memberikan suatu peringatan kepada kita untuk memanfaatkan waktu kita dengan semua hal baik. Untuk itu harus melakukan pembersihan diri dengan cara berjiwa tenang, bangkit dengan semangat baru, dan pandanglah kembali danau sepuas-puasnya. Disini setiap tahun diadakan upacara adat oleh masyarakat beragama Hindu Bali ataupun masyarakat Sasak. Untuk masyarakat Hindu Bali upacara dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun sedangkan untuk masyarakat Sasak dapat mengadakan upacara adat berulang-ulang kali setiap tahunnya di Danau ini.

<>3. Gunung Rinjani Adalah Tempat Menunaikan Ibadah Bagi Golongan Tarekat tertentu.
Beribadah di danau segara anak

Beribadah di danau segara anak via https://www.google.com

Menurut masyarakat setempat, masyarakat penganut paham tarekat menunaikan ibadah haji ke Gunung Rinjani. Orang-orang sakti dan mandera guna juga menyempurnakan ilmunya di sana. Mereka juga mengetes kekuatan keris dan senjata di beberapa pemandian/pengkereman yang ada di sekitar Danau Sagara Anak. Dan tidak jarang pula masyarakat Lombok yang melakukan tapaberata di tempat-tempat yang dianggap suci di tempat itu dan banyak lagi cerita-cerita tentang nilai mistis Gunung Rinjani yang sering beliau ceritakan kepada ku.

<>4. Gua Susu Sebagai Tempat Kelompok Tertentu Untuk Menyempurnakan Ilmu Supranatural.
kain putih bergelantungan pada mulut  gua

kain putih bergelantungan pada mulut gua via http://otongmarutong.blogspot.co.id

Kesan pertama dari Gua ini adalah penampakan sekelilingnya yang agak "spooky" atau menyeramkan, banyak kain putih digantungkan di sekitar mulut Gua, dan dari info yang didapat, hal ini dikarenakan Gua Taman tersebut memang sering digunakan untuk tempat peribadatan suatu golongan orang.

Gua Susu sering dijadikan tempat bersemedi. Namun, tidak sembarang orang bisa bersemedi di dalam Gua Susu. Menurut cerita, apabila orang yang bersemedi memiliki niat jahat, maka dia seketika meninggal di dalam gua yang suhunya memang sangat panas karena terdapat sumber air panas.

<>5. Berkata-kata yang Menunjukkan Kekhawatiran atau Keluh Kesah.
berkeluh kesah

berkeluh kesah via https://www.google.co.uk

Konon apabila penziarah berkeluh kesah atau mengungkapkan kata-kata yang menunjukkan kekhawatiran maka hal yang dikhawatirkan tersebut akan serta merta menjadi kenyataan. Misalnya, bila mengatakan, “akan turun hujan”, makan serta merta hujan akan turun.

<>6. Aik Kalak yang Berarti Air Mendidih Dalam Bahasa Sasak Tempat Pemandian Adipati Surabaya Raden Mas Jayengrana.
Sauna Alami di pemandian aik kalak, (air belerang)

Sauna Alami di pemandian aik kalak, (air belerang) via https://www.facebook.com

Jika kita berkunjung ke gunung ini maka kita bisa menemukan sumber air panas yang ada disekitar lereng Gunung Rinjani. Aik Kalak adalah nama dari sumberair panas tersebut. Nama Aik Kalak bukanlah nama asing bagi sebagian besar masyarakat pulau Lombok, aik kalak yang berarti air mendidih adalah Sumber air panas tersebut dipercaya bahwa dulunya merupakan merupakan pemandian dari Jayengrana. Jayengrana merupakan tokoh utama dari pewayangan yang popular dikenal dikalangan Gumi Sasak.
 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tak mengapa jika semesta lebih mengaminiku aku untuk sendiri, aku hanya ingin memantaskan diri.