Beberapa tahun belakangan kamera analog sedang mengalami naik daun dan menjadi hobi baru para anak muda zaman now dibidang fotografi. Kamera yang masih menggunakan roll film ini sebenarnya sudah tidak diproduksi karena perubahan zaman ke era digital. Namun entah dari mana tren ini dimulai, bahkan fotografer seperti dr. Tompi pun menggunakan kamera analog sebagai senjata andalannya untuk memotret komersial.
Tapi di zaman yang serba digital sekarang ini, bermain fotografi analog tetap harus dipertimbangkan dahulu. Kenapa harus dipertimbangkan terlebih dahulu? Untuk lebih jelasnya simak ulasan di bawah ini ya!
ADVERTISEMENTS
1. Biaya roll film dan dev scan film yang mahal
Karena kamera analog bukan kamera digital, untuk menangkap gambar kamera ini membutuhkan roll film sebagai penangkap gambar, dan untuk melihat hasilnya harus melewati proses pencucian roll film agar gambar bisa terlihat, setelah itu baru discan untuk mendapatkan foto yang kita inginkan.
Hanya untuk melihat sebuah foto, kita harus melewati proses panjang terlebih dahulu dengan biaya yang tidak sedikit. Saat ini harga roll film iso 200 bisa mencapai 50 ribu sampai 100 ribuan untuk 36 kali jepretan. Belum lagi biaya develope atau cuci roll film yang hampir sama tergantung iso dan jenis roll film. Nah, hal ini butuh dipertimbangan terlebih dahulu, apalagi jika kamu hanya anak sekolah yang belum menghasilkan uang sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Kamera yang membutuhkan keahlian
Kamera analog tidak mempunyai layar untuk melihat hasil jepretan seperti pada kamera digital, alhasil kita harus mencuci fotonya terlebih dahulu untuk melihat hasil foto kita yang belum tau akan seperti apa.
Maka dari itu kamera analog seperti SLR membutuhkan keahlian dasar fotografi sepeti segitiga exposure agar bisa menghasilkann foto dengan pencahayaan yang kita inginkan. Buat kamu yang belum tahu apa itu segitiga exposure, ada baiknya pelajari dan pahami terlebih dahulu ilmu fotograf dasar ini. Agar nantinya kamu tidak stuck dan menjual kembali kamera analog karena hasil fotonya selalu tidak sesuai ekspetasi.
ADVERTISEMENTS
3. Hanya sebuah tren yang akan hilang
Sebagaimana kita tahu, rata-rata sebuah tren seringnya tidak bertahan lama hanya dalam setahun atau bahkan beberapa bulan saja. Kita bisa melihat kembali pada tren batu akik, ikan cupang, dll.
Begitu juga dengan tren kamera analog, banyak anak muda zaman now yang tidak mempunyai minat dibidang fotogragfi namun mencoba bermain kamera ini, dan akhirnya beberapa bulan kemudian mereka menjual kembali kamera analognya karena biaya dev scan yang mahal atau karena sudah bosan. Nah satu pertanyaan untuk kamu, apakah kamu benar-benar hobi dibidang fotografi atau hanya ikut-ikutan tren saja?
ADVERTISEMENTS
4. Spare part kamera terbatas
Tidak seperti kamera digital yang bila sudah mengalami kerusakan, kita bisa mudah mencari tempat service kamera dimana saja. Berbeda dengan kamera analog, jika kamera kita mengalami kerusakan, kita hanya bisa memperbaikinya di tempat khusus yang memang masih melayani dan mejual kamera analog. Itu pun kalau masih bisa diperbaiki.
Karena terkadang spare part kamera analog sudah susah dicari, bahkan terkadang harus mengkanibalkan spare part kamera lain untuk menggantikan spare part kamera kita yang rusak. Namun jika spare partnya kosong, kita harus merelakan kamera kita yang rusak atau mungkin kita harus jual kembali.
ADVERTISEMENTS
5. Hasil foto yang tidak bisa ditebak
Beberapa orang memang menganggap bermain kamera analog mempunyai sensasi tersendiri, termasuk sensasi ketika menunggu-nunggu hasil jepretan yang sedang diproses di lab. Walaupun nanti hasilnya tetap tidak sesuai ekspetasi.
Bermain kamera analog yang serba manual membuat kita harus memahami dasar ilmu fotografi. Tujuanya agar kita bisa mengatur pencahayaan dan bisa menerka seperti apa hasilnya nanti. Jika foto yang diambil ternyata kurang bagus, itu adalah resiko jika kita tidak mempelajari terlebih dahulu ilmu dasar fotografi. Sangat disayangkan juga ketika kita sudah membel roll film yang harganya mahal namun hasilnya tidak sesuai ekspetasi.
Nah itu dia 5 poin yang harus kamu pertimbangkan sebelum memulai kamera analog. Walaupun hanya sebuah tren yang sewaktu-waktu akan lenyap, mungkin akan ada orang-orang yang mempunyai jiwa seni tinggi yang akan tetap bertahan dengan kamera analog sebagai senjata fotografinya. Semoga artiikel ini bermanfaat, terimakasih banyak.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”