Pemuda di Mata 5 Tokoh Ternama, Benarkah Pemuda sebagai Agent of Change?

Pemuda sering dikaitkan dengan perubahan suatu bangsa. Mengapa demikian?

“Pemuda adalah agent of change”. Tentu kalimat ini sudah tidak asing di telinga kita. Memang, dibandingkan generasi lain, pemuda adalah generasi yang masih memiliki semangat yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Selain itu, dengan tenaga yang dimiliki pemuda, bukan tidak mungkin pemuda dapat berkontribusi lebih dalam masyarakat. Faktanya, kemerdekaan Indonesia juga melibatkan banyak sekali peran pemuda. Jadi, peran pemuda tidak bisa diragukan lagi tentunya.

Semua orang pasti pernah mengalami masa muda, tidak terkecuali mereka, tokoh-tokoh public figure. Selama masa mudanya, tokoh-tokoh ini melakukan banyak hal untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam membuat perubahan. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti organisasi bernama AIESEC. AIESEC sebagai organisasi kepemimpinan pemuda internasional menyediakan kesempatan yang sama untuk kalian bisa seperti mereka. Tapi sebelum itu, mari kita simak pendapat 5 tokoh terkenal ini tentang pemuda!

ADVERTISEMENTS

1. Kofi Annan

Martial Trezzini

Martial Trezzini via http://theconversation.com

Kofi Annan adalah seorang diplomat asal Ghana yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB sejak Januari 1997 sampai Desember 2006. Peraih hadiah perdamaian Nobel 2001 ini mengatakan bahwa imajinasi, cita-cita, dan energi pemuda dan pemudi sangat penting untuk kelanjutan perkembangan masyarakat tempat mereka tinggal dan PBB sejak lama telah menyadari itu.

Annan juga memuji kontribusi AIESEC yang telah menjadi agen perubahan positif melalui pendidikan dan pertukaran budaya sejak berdiri pada 1948. Annan menambahkan, program AIESEC telah membantu kaum muda di seluruh dunia untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang masalah budaya, sosial ekonomi, dan manajemen bisnis di era global ini.

ADVERTISEMENTS

2. John Kerry

Nicolas Asfouri

Nicolas Asfouri via http://republika.co.id

John Kerry adalah seorang diplomat dan politikus Amerika Serikat yang juga pernah memiliki pengalaman sebagai anggota AIESEC di masa mudanya. Mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat ke-63 ini berpendapat bahwa hambatan budaya dapat diatasi dengan adanya program-program, peluang kerja, dan konferensi yang dapat menjangkau dunia internasional.

Dengan begitu, maka pemuda akan memiliki pemahaman lintas budaya yang lebih. Menurutnya, AIESEC membuka semua peluang itu bagi pemuda di seluruh dunia, termasuk untuk dirinya sendiri waktu masih muda.

ADVERTISEMENTS

3. Micheline Calmy-Rey

ICRC AUDIOVISUAL ARCHIVES

ICRC AUDIOVISUAL ARCHIVES via http://avarchives.icrc.org

Dunia butuh pemimpin global yang aktif secara etis, yaitu orang-orang yang menerima tanggung jawab sosial dan ekonomi. Hal itu dikatakan oleh Micheline Calmy-Rey, mantan anggota Dewan Federal Swiss yang juga merupakan alumni AIESEC.

Dengan kesempatan yang disediakan AIESEC untuk merasakan pengalaman-pengalaman lintas budaya internasional untuk pemuda, maka jiwa-jiwa kepemimpinan global sangat bisa ditumbuhkan sejak masih muda. 

ADVERTISEMENTS

4. Bill Clinton

Encyclopædia Britannica, Inc.

Encyclopædia Britannica, Inc. via http://britannica.com

Siapa yang tidak kenal Bill Clinton? Mantan Presiden Amerika Serikat ke-42 ini juga pernah merasakan pengalaman menjadi anggota AIESEC di masa mudanya. Mantan Gubernur Arkansas ini memberikan pujian kepada seluruh anggota AIESEC atas dedikasinya untuk mempromosikan pemahaman dan kerja sama internasional demi mengeksplorasi tujuan bersama untuk masa depan dunia yang lebih baik.

Bill Clinton juga berpendapat bahwa semua hal akan lebih baik bila kita perbedaan yang ada dan mulai bekerja sama satu sama lain. Pendapat ini sangat sesuai dengan kultur yang diterapkan AIESEC untuk menghilangkan segala batas dan perbedaan budaya yang ada untuk mencapai dunia yang lebih damai.

ADVERTISEMENTS

5. James Shaw

James Shaw adalah politisi dari negara Selandia Baru yang saat ini merupakan ketua Partai Hijau. Semasa kuliah, James Shaw memiliki peran yang sangat penting di AIESEC di Viktoria, yaitu sebagai Presiden. Tidak hanya berhenti sampai disitu, James Shaw masih melanjutkan kontribusinya di AIESEC hingga menjadi Presiden AIESEC di Selandia Baru dan Project Manager AIESEC di tingkat Internasional.

Selama menjadi anggota AIESEC juga, James Shaw telah mengunjungi 30 negara yang berbeda. Dengan perjalanan yang sangat panjang di AIESEC, James Shaw memperoleh pemahaman yang tajam tentang dunia dan memahami bahwa ada dunia yang sama sekali baru di luar sana. Dunia ini sangat beragam, sehingga masa muda adalah waktu yang paling baik untuk mengeksplorasinya.

Sebagai pemuda, kita memiliki peran yang penting untuk menjadi agen perubahan. Selain karena tenaga dan fleksibilitas yang masih kita miliki, pemuda juga masih memiliki idealisme yang kuat sehingga mari kita habiskan waktu kita untuk menggapai cita-cita kita dengan mengembangkan skill kepemimpinan kita secara global. AIESEC akan siap memberikan banyak kesempatan dan peluang untuk melatih skill kepemimpinan secara global sambil memperdalam pemahaman lintas budaya kita. 

Info lebih lanjut mengenai AIESEC: aiesec.or.id

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

AIESEC di UPN “Veteran” Yogyakarta berdiri pada tahun 2010 sebagai cabang lokal dari AIESEC di Indonesia. Didirikan oleh 3 mahasiswa Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta yang luar biasa yang telah merasakan pengalaman internasional melalui AIESEC, AIESEC di UPN “Veteran” Yogyakarta sekarang telah melampaui satu dekade dalam menyebarkan dampak positif dan memiliki 90 anggota aktif setiap tahun serta mengirim dan menerima total lebih dari 95 pemuda untuk melakukannya pertukaran. AIESEC di UPN “Veteran” Yogyakarta mengedepankan nilai dan pesan AIESEC International. Oleh karena itu, kami berfokus pada pengembangan kepemimpinan dan tentang masalah dunia, pengembangan kepemimpinan, pemahaman budaya, dan pembelajaran berdasarkan pengalaman.