Mengenal Parental Burnout, Kelelahan Luar Biasa Terkait Peran Orang Tua dalam Mengasuh Anak

parental burnout

Di masa pandemi ini kita dituntut untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah. Bahkan sekolah, kuliah, dan bekerja pun dilakukan secara online di rumah atau biasanya kita sebut  Work From Home (WFH). Kalaupun kita keluar rumah kita juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan, seperti pakai masker, cuci tangan atau pakai handsanitizer seperti yang sudah pemerintah anjurkan. Perubahan pola-pola baru ini terjadi secara signifikan hampir di seluruh aspek kehidupan kita.

Nah, sadar nggak kalau pola-pola ini bisa menimbulkan kelelahan atau burnout loh dan ternyata burnout tidak hanya dialami oleh para pekerja, namun juga dialami oleh orang tua atau biasa dikenal dengan parental burnout. Apa sih parental burnout itu? Parental burnout adalah kelelahan yang luar biasa terkait peran pengasuhan orang tua.

ADVERTISEMENTS

1. Apa saja faktor penyebab burnout?

kesibukan orang tua yang berlipat ganda

kesibukan orang tua yang berlipat ganda via http://lifehacker.com

Pada masa pandemi ini kecenderungan risiko orang tua untuk mengalami parental burnout meningkat, hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Griffith di Amerika tentang parental burnout dan penganiyaan anak selama masa Covid-19 dan hasilnya pun terdapat korelasi yang positif antara parental burnout dan penelantaran anak. Kira-kira mengapa bisa begitu?

Pada masa Covid ini menempatkan orang tua pada resiko stres yang besar karena dituntut untuk menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan pengasuhan dimana saat ini terjadi ketidakamanan finansial, berkurangnya tingkat dukungan sosial baik dari teman, keluarga, dan kolega, serta kurangnya waktu luang.

Bekerja secara online di masa pandemi ini tentunya terdapat beberapa hal yang harus diadaptasi oleh kebanyakan orang tua yang jauh dari era digital, bahkan beberapa orang tua juga harus mengalami PHK atau penurunan pendapatan akibat Covid-19 yang banyak berimbas pada sektor ekonomi.

Tidak hanya itu, orang tua di masa pandemi ini juga menjadi guru dadakan bagi anak-anaknya karena sekolah yang dilaksanakan secara online, orang tua juga dituntut untuk bisa mengasuh dan merawat anak dengan baik selama 24 jam, serta menyempatkan bermain dengan anak di tengah kesibukannya di rumah agar anak tidak bosan.

Hal ini menjadi stressor tersendiri bagi orang tua yang biasa menitipkan anak pada penitipan anak, sekolah full time, atau kakek nenek. Karena pada masa ini sangat beresiko untuk menitipkan anak di luar rumah dan juga mengingat kakek nenek memiliki ‘resiko’ yang tinggi dalam penularan Covid-19 ini. 

Selain itu dilansir dari The Asian Parent, ada faktor-faktor internal orang tua yang dapat mendorong terjadinya parental burnout, seperti keinginan untuk menjadi selalu sempurna (perfeksionis), kurang mampunya orang tua dalam mengelola emosi, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai pola pengasuhan anak, sulitnya untuk meminta bantuan.

ADVERTISEMENTS

2. Apakah parental burnout akan berpengaruh pada anak?

kelelahan orang tua dalam hal pengasuhan

kelelahan orang tua dalam hal pengasuhan via http://feesmaison.com

Tentunya iya, hal ini dapat berimbas negatif pada perkembangan anak karena parental burnout dapat membuat orang tua menjadi jauh secara emosional dengan anak, dan orang tua menjadi kurang terlibat dalam hubungan dan interaksi dengan anak.

ADVERTISEMENTS

3. Apa saja gejala-gejala parental burnout?

gejala parental burnout

gejala parental burnout via https://images.app.goo.gl

Gejala-gejala burnout yang muncul seperti :

  • Perasaan lelah yang berlebihan.
  • Merasa tidak baik-baik saja.
  • Lebih emosional.
  • Terdapat perasaan disconnected dengan anak.
  • Lebih sering bertengkar dengan pasangan.
  • Sering muncul perasaan tidak sabar dan sering terpancing untuk menggunakan kekerasan saat mendisiplinkan anak. 
  • Munculnya perasaan putus asa terlebih yang berkaitan dengan pengasuhan.
  • Mulai menarik diri,  baik dari komunitas, teman, maupun keluarga.
  • Mengalami gangguan tidur.
  • Memiliki pemikiran bahwa kehidupan anak akan lebih baik jika tanpa kehadirannya.

Apakah ada gejala-gejala tersebut dalam dirimu?

ADVERTISEMENTS

4. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi parental burnout?

Coba lakukan hal yang menyenangkan

Coba lakukan hal yang menyenangkan via https://elpais.com

Nah, ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk mencegah dan mengatasi parental burnout, seperti :

  • Membuat skala prioritas

Orang tua dapat membuat skala prioritas sehingga dapat melakukan pekerjaan mana yang lebih penting dan mendesak sehingga dapat seimbang dalam melakukan pekerjaan serta tidak menjadi beban dalam pikiran.

  • Mengatur waktu istirahat

Penting bagi orang tua untuk beristirahat dengan cukup, perlu disadari bahwa istirahat juga penting sehingga tidak memforsir diri secara berlebihan dan berakibat kelelahan. 

  • Mencoba membagi pekerjaan rumah dengan pasangan

Perlu bagi orang tua mengkomunikasikan dan mendiskusikan untuk saling berbagi peran dengan pasangan kita sehingga beban kewajiban tidak menjadi beban yang berat.

  • Rajin berolahraga

Orang tua dapat mencoba untuk berolahraga secara teratur. Olahraga dapat menstimulasi zat kimia dalam tubuh kita agar merasa lebih bahagia, selain itu badan juga menjadi lebih sehat serta dapat meningkatkan kualitas tidur kita.

  • Melakukan hobi yang disukai

Melakukan hobi yang kita senangi juga dapat mengurangi stress kita, melepaskan penat, me-refresh otak, serta melakukan hobi dapat membuat kita lebih produktif dan kreatif loh.

  • Mengkonsumsi makanan yang bergizi

Penting bagi kita untuk tetap menjaga kesehatan terlebih pada masa pandemi ini kita harus menjaga tubuh kita agar tetap prima salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

  • Melakukan refleksi diri

Orang tua juga dapat melakukan refleksi diri agar lebih terkoneksi dengan diri sendiri, mengerti akan kemampuan diri, mengerti cara mengapresiasi diri, dan mengelola emosi dengan baik.

ADVERTISEMENTS

5. Yuk, cegah parental burnout!

berbagi bersama pasangan

berbagi bersama pasangan via http://refletirpararefletir.com.br

Bagi orang tua anak merupakan prioritas yang harus selalu dikedepankan sehingga tak jarang orang tua melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anak agar anak merasa senang. Maka dari itu seringkali orang tua mengabaikan dirinya sendiri dan lebih fokus pada anak.

Namun perlu disadari loh bahwa merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat anak karena ketika orang tua sehat secara fisik maupun psikis maka dalam merawat anak akan menjadi lebih maksimal.

Jadi meskipun banyak tanggung jawab yang harus dilakukan sempatkanlah me time meskipun hanya sekadar melakukan hobi ataupun minum secangkir teh di sore hari agar tetap sehat fisik maupun psikis!

 

Referensi:

Griffith, A. K. (2020). Parental burnout and child maltreatment during the COVID-19 pandemic. Journal of family violence, 1-7.

Mikolajczak, M., Gross, J. J., & Roskam, I. (2019). Parental Burnout: What Is It, and Why Does It Matter?. Clinical Psychological Science, 7(6), 1319-1329.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.