Mengenal Lebih Dekat dengan Ondel-ondel, Ikon Budaya Tradisional Betawi yang Punya Sejarah Panjang

Boneka setinggi dua meter ini akrab terlihat di berbagai perayaan besar, seperti acara pernikahan, hajatan, sunatan, hingga acara peresmian atau pembukaan.

Pastinya dong, kamu udah gak asing lagi sama yang namanya “Ondel-Ondel” ya kan?

Ikon Budaya Tradisional Betawi ini memiliki bentuk yang sangat khas. Biasanya boneka ini tampil berpasangan. Yang berkulit merah merupakan ondel-ondel laki-laki, sementara yang berkulit putih adalah perempuan. Boneka setinggi dua meter ini akrab terlihat di berbagai perayaan besar, seperti acara pernikahan, hajatan, sunatan, hingga acara peresmian atau pembukaan.

Tapi, kamu tau nggak? Ternyata ondel-ondel sudah ada di Jakarta sejak abad ke-16! Keren banget ya, masih dilestarikan sampai saat ini!  Pak Ahmad Suapi sekaligus pemerhati Budaya Betawi mengatakan bahwa boneka yang kerap tampil berpasang ini pertama kali disebut dalam karya ilmiah peneliti asal Inggris. 

ADVERTISEMENTS

1. Sejarah Ondel-Ondel

Ondel-Ondel Jaman Dahulu

Ondel-Ondel Jaman Dahulu via http://sayanusantara.blogspot.com

Boneka ini pertama kali muncul ke Batavia atau Jakarta pada Abad ke-16. Dulu boneka ini belum bernama Ondel-Ondel, masih bernama Boneka Raksasa. Kemudian, orang-orang yang terlahir pada era 1900-an cenderung mengenal ondel-ondel dengan istilah Barongan. Nama Barongan itu biasanya serem, matanya sangar, muka nya merah, dan kumisnya melintang, tampak terlihat seram. Jadi, dinamakan Barongan. 

ADVERTISEMENTS

2. Berubah nama

Ondel-Ondel Benyamin

Ondel-Ondel Benyamin via http://https

Nama Barongan perlahan mulai berganti sejak Almarhum Benyamin merilis lagu yang berjudul ondel-ondel. Oleh karenanya, pertama kali nama ondel-ondel muncul di Kemayoran.   

 

ADVERTISEMENTS

3. Tentang wajah Ondel-Ondel

Wajah Ondel-Ondel

Wajah Ondel-Ondel via https://kumparan.com

Pada awal munculnya ondel-ondel wajahnya itu  bertaring dan menyeramkan . Tetapi, mantan Gubernur Jakarta  periode 1966-1977 Ali Sadikin merubah penampilan ondel-ondel. Yang tadinya menyeramkan menjadi wajah ondel-ondel tampak bersahabat. 

Dan Ondel-Ondel itu terbuat dari bambu muda yang dilapisi semen tipis atau kertas sebagai kulitnya. 

 

ADVERTISEMENTS

4. Fungsi Ondel-Ondel

Ondel-Ondel Kemayoran

Ondel-Ondel Kemayoran via https://www.instagram.com

Pada mulanya, ondel-ondel memang erat kaitannya dengan kepercayaan tradisional. Tujuan pembuatannya adalah sebagai media perantara roh-roh dunia atas. Roh tersebut merupakan pelindung bagi masyarakat.

Kemudian tidak hanya itu ada juga fungsinya sebagai penolak bala atau hal-hal jahat yang mengganggu masyarakat setempat.

Fungsi tersebut seolah mengkonfirmasi kenapa dulunya Ondel-ondel memiliki wajah yang menyeramkan. Fungsi itu juga yang menjadi alasan masyarakat Betawi pada zaman dahulu selalu menyiapkan sajen dan melakukan ritual tatkala ingin membuat boneka raksasa tersebut.

ADVERTISEMENTS

5. Tradisi sebelum pentas

Pentas Ondel-Ondel

Pentas Ondel-Ondel via https://www.instagram.com

Ternyata, dulu itu ada tradisi yang harus dijalankan oleh para pemain Ondel-ondel sebelum mereka tampil. Mereka biasanya menyiapkan sajen dan melakukan ritual dengan mengunjungi makam yang dinilai kramat. Di daerah Kemayoran, misalnya para pemain Ondel-ondel biasanya melakukan ritual tersebut di makam Kumpi.

Dengan melakukan ritual sebelum pentas tersebut, pemain Ondel-ondel diyakini memiliki kekuatan lebih untuk dapat menanjak dengan boneka raksasa itu hingga berjam-jam. Tetapi sayangnya  pada tahun 2000-an, tradisi tersebut sudah mulai ditinggalkan. Ritual sebelum pentas dianggap sebagai animisme belaka.

ADVERTISEMENTS

6. Arak-arak ondel-ondel

Mengarak Ondel-Ondel

Mengarak Ondel-Ondel via https://www.instagram.com

Jadi, ondel-ondel itu sering diarak keliling kampung. Dalam arak-arakannyaitu selalu di iringi musik antara lain “Lenggang Kakung”, “Kicir-Kicir”, dan “Sirih Kuning”. Awalnya penampilan tidak diiringi musik, melainkan gendang pencak silat. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa instrumen seperti gambang kromong dan tanjidor, dimainkan sebagai pengiringnya.

Jadi, ondel-ondel itu sering diarak keliling kampung. Dalam arak-arakannyaitu selalu di iringi musik antara lain “Lenggang Kakung”, “Kicir-Kicir”, dan “Sirih Kuning”. Awalnya penampilan tidak diiringi musik, melainkan gendang pencak silat. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa instrumen seperti gambang kromong dan tanjidor, dimainkan sebagai pengiringnya.

Di jaman yang  modern ini, ondel-ondel ditampilkan sebagai hiburan, bukan ritual tradisi.

Beberapa di antaranya pun difungsikan sebagai hiasan dalam sejumlah gedung di Ibukota.
Para pengrajin pun mengkreasikannya dalam ukuran yang lebih kecil dan dijadikan bentuk souvenir! 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini