Nggak Cuma Ekologis, Perubahan Iklim Ternyata Juga Membawa Dampak Psikologis

Ada begitu banyak hal yang jadi akibat dari perubahan iklim

Coba bayangkan. Kita bangun di suatu pagi, kita buka jendela dan hirup napas dalam-dalam untuk relaksasi. Gimana? Nyaman, kan? Badan jadi terasa segar dan pikiran rileks. Tapi sayangnya, hal seperti itu tidak akan kita temui lagi dalam beberapa tahun mendatang jika perubahan iklim benar-benar terjadi. Kita tidak pernah tahu akan jadi seburuk apa nanti.

Perubahan iklim akan berdampak pada penurunan kualitas udara. Kita tidak akan dengan mudah menemukan udara bersih. Udara yang seharusnya bisa kita nikmati dengan mudah, malah bisa jadi ancaman serius untuk kesehatan kita karena mengandung gas-gas berbahaya. Bayangkan jika kita terus menerus dihadapkan dengan situasi seperti itu. Apa kita yakin kita bisa relaksasi setiap bangun tidur di pagi hari? Tidak hanya penurunan kualitas udara, berikut adalah hal-hal lain seputar perubahan iklim yang jarang kita sadari.

ADVERTISEMENTS

1. Bencana alam akan semakin sering terjadi

Person Near Fire

Person Near Fire via https://www.pexels.com

Kita pasti sudah sangat sering mendengar tentang dampak perubahan iklim yang mengerikan bagi lingkungan hidup kita. Seperti yang kita pahami, bahwa perubahan iklim mengakibatkan bencana alam hidrometeorologis semakin sering terjadi. 

Bencana alam yang dimaksud seperti banjir, meningkatnya permukaan air laut, kebakaran hutan, kekeringan, badai, kekeringan, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan perbuhan iklim mengakibatkan cuaca semakin tidak menentu dan sulit diprediksi.

ADVERTISEMENTS

2. Suhu udara semakin meningkat

Photo by Marek Piwnicki from Pexels

Photo by Marek Piwnicki from Pexels via https://www.pexels.com

Apa kamu merasa suhu udara semakin panas belakangan ini? Kalau iya, selamat! Itu tandanya, kita sedang dalam perjalanan menuju perubahan iklim yang nyata terjadi. Faktanya, BMKG mencatat suhu udara rata-rata di tahun 2021 memang lebih tinggi dibandingkan dengan anomali suhu rata-rata selama 19 tahun (yaitu tahun 1981-2010). Tahun depan, suhunya akan jadi sepanas apa ya?

ADVERTISEMENTS

3. Indonesia jadi negara yang paling tidak sadar akan perubahan iklim

Electric Towers during Golden Hour

Electric Towers during Golden Hour via https://www.pexels.com

Sayangnya, kesadaran akan perubahan iklim di Indonesia / masih terbilang rendah. Mengutip data dari YouGov, sebuah lembaga penelitian yang berpusat di London, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling tidak percaya dengan perubahan iklim dibandingkan dengan 23 negara lainnya yang disurvei, ini bahkan mengalahkan Arab Saudi dan juga Amerika Serikat.

Caroline Hickman, seorang psikolog di Universitas Bath, Inggris, mengatakan bahwa alasan kita menyangkal sesuatu adalah karena kita merasa terpisah oleh hal itu. Kita bisa saja merasa bahwa perubahan iklim tidak membawa dampak bagi kita. Padahal, pemikiran seperti ini adalah sepenuhnya salah.

ADVERTISEMENTS

4. Katakan halo pada kesehatan mental yang memburuk

Photo by Kat Smith from Pexels

Photo by Kat Smith from Pexels via https://www.pexels.com

Dua subbab sebelumnya berbicara tentang dampak ekologis yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Sebetulnya, masih ada banyak sekali dampak ekologis mengerikan lainnya dari perubahan iklim. Tapi, pernah nggak sih kita kebayang tentang dampak perubahan iklim yang lain? Dampak yang bisa dirasakan oleh semua orang, termasuk bagi orang-orang yang bahkan sama sekali tidak terdampak bencana.

Dampak dari perubahan iklim dimaksud adalah dampak bagi kesehatan mental. Sebab, perubahan iklim bisa berdampak secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan mental seseorang.

Dampak langsung bagi kesehatan mental timbul pada korban bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Dikutip dari jurnal The Impact of Climate Change on Mental Health oleh Paolo di tahun 2020, dampak langsung bagi kesehatan mental akibat bencana alam adalah munculnya kondisi kejiwaan seperti gangguan stres pascatrauma, gangguan mood, depresi, gangguan kecemasan, bahkan meningkatnya risiko seseorang untuk mengakhiri hidupnya.

Selain bencana alam, meningkatnya suhu udara seperti disinggung pada bagian sebelumnya juga berpengaruh pada perubahan mood dan gangguan kecemasan. Ini berdampak langsung bagi kita dan sudah bisa kita rasakan hari-hari ini.

ADVERTISEMENTS

5. Berita buruk bencana alam akan jadi kabar harian

Photo by Anastasia Shuraeva from Pexels

Photo by Anastasia Shuraeva from Pexels via https://www.pexels.com

Itu tadi adalah dampak langsung perubahan iklim bagi kesehatan mental. Sementara untuk dampak tidak langsungnya adalah dari paparan berita buruk. Sering terpapar pemberitaan buruk seperti bencana alam berisiko memicu stres. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dari Januari hingga Agustus 2021, ada sebanyak 1.805 kejadian bencana alam, dan ini didominasi oleh bencana alam hidrometeorologi sebanyak 1.782 kejadian. Angka yang fantastis, bukan?

Sudah begitu banyak berita duka yang kita terima akibat bencana alam di tahun 2021. Kita semakin stres dan merasa bahwa bumi semakin tidak aman dan tidak layak untuk ditinggali. Mengalami stres secara konstan akan memperburuk kesehatan mental dan dapat mengarah pada gangguan kecemasan.

Apa kita mau hidup dalam kecemasan, dengan ditemani berita bencana alam sebagai konsumsi harian? Mari kita tentukan pilihan dan mengambil tindakan, sebelum kita menyesal di kemudian.

Dengan memahami bahwa perubahan iklim dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan mental kita, diharapkan kita dapat tersadarkan bahwa kita sedang dihadapkan dengan sebuah ancaman yang nyata.

Langkah konkrit yang kita lakukan mulai hari ini, akan membawa dampak besar bagi masa depan kita nanti. Tidak hanya mulai dari diri sendiri, melainkan dengan kolaborasi antar pihak di seluruh penjuru negeri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswa tingkat akhir yang lagi skripsian. Suka berbagi informasi seputar kesehatan mental dan komunikasi interpersonal, serta hal-hal lain yang masih relevan. Lebih suka menuangkan isi kepala ke dalam tulisan karena lebih enak aja gitu.