Sebutlah saya sebagai seorang anak muda yang berada di usia awal dua puluhan dan sedang menjalani perkuliahan. Barangkali, saya bagian dari jutaan orang yang mengalami kejenuhan yang sangat jemu akibat pandemi. Tak sekadar jenuh karena berada di rumah, tapi jenuh yang sudah menggerogoti pikiran, hingga mempertanyakan untuk apa masih ada kehidupan.
Khawatir terhadap masa depan, tidak tahu kemampuan apa yang dimiliki untuk dapat memulai hidup mandiri, merasa menjadi beban bagi keluarga, ragu untuk memulai apa saja, merasa menjadi orang yang paling tertinggal dari teman sebaya, dan berbagai pikiran yang mempertanyakan, menghakimi, dan menyalahkan diri sendiri. Yang mungkin fase ini lazim disebut sebagai Quarter Life Crisis.
Saya tidak ingin terjebak dalam belenggu pikiran sendiri, tidak ingin terkubur mati akibat keraguan-keraguan. Saya mencoba mendengarkan dan menonton apa saja konten-konten yang dapat memotivasi. Baik dari podcast maupun dari acara bincang-bincang lainnya. Beberapa webinar yang berusaha untuk memberikan semangat, motivasi, dan kepercayaan diri kepada anak muda, justru tidak berdampak apapun bagi saya. Justru saya merasa semakin terbebani.
Sampai akhirnya saya berkenalan dengan buku. Saat saya hendak membeli buku-buku jenis fiksi, di bagian kategori aplikasi belanja online tersebut saya menemukan kategori buku self–help. Awalnya saya masih ragu dan mempertanyakan, apakah benar buku dapat membantu diri manusia mengatasi masalah-masalahnya. Dan kini pertanyaan itu terjawab dengan jelas. Lewat buku-buku ini, saya berhasil membuka jalan buntu yang mencoba menghambat saya mengembangkan potensi sebagai anak muda.
ADVERTISEMENTS
1. The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku ini ditulis oleh Haemin Sunim. Berisi beberapa esai singkat dan quotes yang mampu menghantarkan saya perlahan-lahan menuju ketenangan di tengah-tengah sesuatu yang tidak jelas yang terasa sangat menyibukkan. Buku ini saya baca ketika saya merasa dunia begitu dipenuhi hiruk pikuk hingga saya tidak mampu mendengar suara sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Filosofi Teras
Buku yang di tulis oleh Henry Manampiring ini, membatu saya menemukan cara untuk mengatasi kekhawatiran saya yang berlebihan. Prinsip untuk mengenali hal-hal yang dapat saya kendalikan hanyalah hal yang berada di dalam diri saya sendiri, saya temukan lewat buku ini.
ADVERTISEMENTS
3. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Sesuai dengan yang tertera pada buku yang ditulis Mark Manson ini, sebuah pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang baik, buku ini memang berhasil membawa saya untuk dekat dengan diri sendiri.
Buku ini membuka pikiran saya, bahwa ada beberapa hal yang tidak perlu menjadi beban pikiran dalam hidup. Bodo amat dengan segala hal yang akan menghalangi, saya akan tetap menjalani apa yang saya impikan.
ADVERTISEMENTS
4. Berani Tidak Disukai
Buku ini berisi dialog antara seorang pemuda dan filsuf. Saya merasa pertanyaan yang diajukan pemuda tersebut sangat mewakilkan setiap hal yang saya pertanyakan juga. Dan jawaban filsuf dalam buku ini, mampu mengobrak-abrik jalan pikiran saya. Hasil tulisan Ichiro Kishimi dan fumitake Koga ini, berhasil memberikan pemahaman kepada saya bahwa berani tidak disukai berarti mampu untuk terlepas dari pengaruh pandangan orang lain, dan fokus pada apa yang ingin dijalani.
ADVERTISEMENTS
5. Jika Kita Tidak Pernah Menjadi Apa-apa
Awalanya, saya menganggap buku yang ditulis Alvi Syahrin ini sama saja dengan quotes motivasi lainnya. Namun, setelah membaca buku ini dengan saksama, saya merasa dapat merefleksikan diri dan mengintrospeksi diri saya. Tidak masalah jika kini saya belum menjadi apa-apa, tetaplah berusaha, setiap kita ada waktunya.
Lima buku tersebut merupakan pilihan teratas saya untuk direkomendasikan kepada siapa saja rekan sebaya yang bertanya kepada saya buku apa yang bagus untuk dibaca. Buku yang tidak menggurui dan tidak membuat saya semakin terbebani, justru membawa saya bersafari untuk mengenali masalah, keraguan, dan kekhawatiran, hingga sampai pada penelusuran jawaban.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”