Yang gemar melahap banyak buku pasti pernah terlintas akan suatu mimpi kapan nama kalian juga ada di cover novel. Mimpi itu terasa nyata tatkala berhasil mewujudkannya. Itu yang saya rasakan saat novel pertama berjudul Carita Calin tembus penerbit dan nangkring indah di rak toko buku.
Saya senang menulis baik ngeblog dan karya tulis ilmiah semasa jadi mahasiswa, bahkan sudah pernah menghasilkan beberapa antologi cerpen bersama penulis lain. Tapi rasanya beda dan kian lengkap dengan menerbitkan buku dengan nama sendiri. Adalah perjalanan panjang hingga akhirnya penerbit menyampaikan novel ke tangan saya yang tidak hanya terjadi dalam satu tahun. Usia 22 tahun saya memulai menulis naskah novel dan berhasil menuntaskannya hingga saya bisa memeluknya saat berumur 24 tahun.
Buat kalian yang punya #MimpiMasaMuda menjadi novelis jangan cuma hanya beranda-andai. Cobalah mulai menulis agar karyamu juga dinikmati oleh banyak pembaca. Bagaimana cara menulis dan menerbitkan novel, ikuti tips dari saya agar kalian juga bisa ikutan melangkah menggapai mimpi tersebut.
ADVERTISEMENTS
1. Cara Mulai Menulis Ya Menulis
Sebenarnya yang menghambat untuk mulai menulis adalah kebanyakan alasan. Itu yang dulu saya alami. Waktu masa SMA, aduh tidak punya laptop untuk mengetik, padahal kalau dipikir-pikir saya bisa pinjam laptop teman yang biasa saya pakai untuk tugas atau komputer di lab sekolah. J.K. Rowling, penulis dari serial novel fenomenal Harry Potter, bahkan mulai menulis di selembar tisu.
Waktu saya kuliah dan sudah punya laptop, waduh sibuk tugas kuliah, nanti sajalah, padahal banyak nongkrong di luar bersama teman-teman. Barulah saya mulai komitmen menulis novel saat lulus kuliah dengan draft yang sudah lama terpendam di dalam laptop.
Nggak ada media menulis, tidak cukup waktu dan sibuk itu alasan yang menghambat untuk memulai. Kalau niat mau menulis ya langsung menulis saja, jangan tunda-tunda. Di masa pandemi ini dengan lebih banyak waktu di rumah bukan hal yang sulit untuk mulai menulis.
Banyak-banyakin membaca dan menonton tv bisa sebagai referensi ide menulis. Ketika sudah mendapatkan ide, segera kumpulkan ke dalam tulisan. Segera mungkin tangkap tulisan, jangan sampai berkeliaran hanya di pikiran doang, takutnya hilang tanpa bisa diingat kembali. Jangan harap tulisan langsung bagus di awal-awal, tulis yang sekiranya bisa ditulis. Langsung tulis, biasanya ide selanjutnya akan mengalir sejalan dengan kita menulis.
Tips dari saya, mulailah dengan merumuskan ide cerita yang utama, siapa tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya dan karakter yang dibawanya, plot cerita, konflik yang terjalin dan penyelesaian konflik.
ADVERTISEMENTS
2. Disiplin dengan Target Kapan Naskah Bakal Selesai
Berapa lama naskah novel harus kelar? Terserah calon penulisnya. Menulis bisa membuat menyerah di tengah-tengah bahkan pada permulaanya makanya perlu komitmen untuk menyelesaikannya. Sebenarnya saya sudah mulai menulis draft novel hanya saja masih mood-mood-an jadi nggak kelar-kelarnya. Barulah lulus kuliah, saya berkomitmen ingin menyelesaikan novel sebelum mendapatkan kerja, karena mumpung masih nganggur punya waktu lebih banyak.
Dengan jumlah lembaran dalam novel 150 – 300 halaman buatlah target jumlah tulisan yang harus diselesaikan dan seharinya harus mengerjakan minimal berapa halaman. Saya sendiri menyelesaikan novel Carita Calin dalam kurun 4 bulan. Setiap hari punya target minimal satu halaman harus dikerjakan, kalau tidak bisa menghasilkan satu pun halaman di hari itu maka menjadi hutang tambahan di hari besuknya. Dan agar konsisten fokus menulis di depan layar laptop, saya mengurangi pemakaian telepon genggam dan sengaja jarang mengisi paket data internet.
ADVERTISEMENTS
3. Pastikan Tetap Sehat Selama Menulis Setiap Hari
Dengan waktu luang saya bisa menulis di pagi, siang dan malam hari. Kalau sudah tenggelam dalam dunia menulis kadang sudah lupa akan kondisi sekitar. Tapi kalau urusan jadwal makan saya tidak lupa. Tetap menjaga pola makan dengan teratur. Pagi hari tidak pernah melewatkan sarapan. Agar tubuh tetap kuat dan berenergi saat menulis, saya penuhi nutrisi dari asupan gizi makanan yang sehat.
Tak sekalipun konsumsi makanan yang instan supaya tidak membuat tubuh jadi lebih cepat lelah dan lemas. Selalu sedia camilan sehat sebelum perut kosong seperti buah-buahan dan yogurt. Kalau kalian juga punya mimpi jadi novelis, yuk #SehatSamaSama agar tetap produktif.
ADVERTISEMENTS
4. Revisi Ulang Naskah Dulu, Kemudian Kirimkan ke Penerbit
Jangan cepat bangga setelah naskah selesai. Coba baca ulang dahulu naskah tersebut, baca jangan cuma sekali. Coba baca dengan posisi sebagai pembaca bukan penulis. Setelah membaca pasti masih menemukan banyak kekurangan. Lalu lakukan revisi ulang naskah dan editing. Seperti cek penggunaan tanda baca dan kesalahan ejaan sesuaikan buku EYD/EBI. Jangan sampai naskah berantakan. Apabila sudah mantap dengan naskah tersebut tanpa adanya kesalahan, lakukan pengiriman kepada penerbit.
Untuk mengetahui penerbit mana yang bisa ditujukan, pilih daftar penerbit yang buku-bukunya sesuai dengan naskah yang kamu buat. Jangan sampai penerbit buku olahraga malah kamu kirimi novel fiksi, pastinya akan ditolak. Selain naskah yang dikirim juga sertakan sinopsis. Bagusnya ajukan ke penerbit mayor karena penulis tidak mengeluarkan biaya sedikitpun meski harus menunggu lama dan pasti terpajang di banyak toko buku.
Jangan mengirimkan satu naskah ke banyak penerbit sekaligus. Cukup satu penerbit saja. Tunggu selama 3 bulan. Apabila tidak ada konfirmasi, maka bisa ajukan ke penerbit lama. Kok lama masa penantiannya? Karena naskah yang diajukan ke penerbit itu banyak tidak hanya naskah kamu saja yang diseleksi.
Saya saja harus sabar mengirimkan naskah hingga akhirnya penerbit ke 3 yang memberikan kabar gembira. Jadi satu tahun lamanya naskah saya ada yang mau meminang. Sempat pula mengganti judul nama novel karena merasakan judul kurang menarik dan juga memperbaiki sinopsis naskah jadi lebih lengkap, mungkin karena itu akhirnya bisa tembus penerbit.
ADVERTISEMENTS
5. Promosikan Novel
Sembari menanti kabar penerimaan naskah dari penerbit, saya mempromosikan keseluruhan isi naskah di platform Wattpad agar mendapatkan feed back dari pembaca. Saat sudah dinyatakan bahwa naskah diterima, saya tetap mempromosikan di platform tersebut namun hanya setelah naskah yang saya tampilkan sekaligus menjaring calon pembeli apabila novel sudah siap diorder.
Perjalanan menjadi novelis tidak berhenti sampai naskah diterima oleh penerbit. Naskah tidak seketika langsung cetak, ada serangkaian proses editing dan layouting dari penerbit. Saya mesti menunggu hampir lebih setengah tahun hingga naskah cetak sampai di tangan. Selama menunggu, novel harus dipromosikan sendiri oleh penulis. Jangan hanya berdiam saja dan hanya memasrahkan kepada penerbit. Media sosial juga jadi media promosi yang sering saya gunakan.
Hingga akhirnya saatnya novel diumumkan oleh penerbit akan bisa dipasang di toko buku, saya mulai lakukan pre order novel. Selain novel bertanda tangan, juga menambahkan bonus spesial gift yakni card dan mug. Yah meskipun tidak best seller dan hanya kebanyakan hanya teman dekat yang memesan, saya cukup senang bisa membagikan hasil Imajinasi saya dalam bentuk novel kepada orang lain. Memang menulis novel itu gampang gampang susah, lebih susahnya saat menjualnya.
Berawal dari #MimpiMasaMuda, semuanya tidak ada yang tidak mungkin untuk menjadi penulis novel. Pastikan suka menulis, jangan sampai mau menghasilkan novel, malah ogah-ogahan nulis. Sekali seumur hidup, setidaknya tulislah satu novel atau apapun jenis buku yang bisa nangkring di toko buku. Mumpung masih muda, bermimpilah sampai jadi nyata.
Semoga menginspirasi!
#MimpiMasaMuda #SehatSamaSama #HipweexNI
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”