Hai, kamu yang jauh di sana! Tolong jaga hati dan pandangan mata, ya!
Malam itu kau tiba-tiba memelukku erat, memberiku kabar bahwa akhirnya impianmu untuk bekerja di tempat yang kau harapkan, berhasil kau raih. Lalu giliranku yang memelukmu erat. Muncul perasaan bahagia tapi tergores sedikit luka. Bahagia karena akhirnya cita-citamu berhasil kau raih. Bahagia karena akhirnya, usahaku selama ini tidak sia-sia. Di sisi lain aku tergores sedikit luka.
Membayangkan bahwa kita akan tercerai jarak puluhan kilometer, aku terluka membayangkan waktu pertemuan kita yang semakin menyusut.
<>2. Aku sempat merasa ragu ketika kita sampai di waktu kepergianmu. Apa kita bisa melewatinya?>
Waktu bukan sesuatu yang bisa kita hentikan. Sekeras apapun aku mencoba, waktu akan terus berjalan konstan. Tidak mempedulikan siapapun yang berharap ia berhenti. Maka hari itu, aku sudah menangis dalam pelukanmu. Meremas punggungmu kuat-kuat, seakan meminta untuk tidak pergi meninggalkanku. Namun aku tahu. Dulu, akulah orang yang mendoakan dan mendukungmu mati-matian.
Maka, kini aku berusaha untuk merelakan dan berusaha untuk tidak menyia-nyiakan. Di tengah kecemasan, kau berusaha menyisipkan rambutku ke belakang telinga, lalu berkata,
<>3. Bukan perkara mudah ketika para pejuang cinta jarak jauh harus menyelesaikan masalah tanpa bisa saling bertatap muka.>Tak peduli sejauh apa pun jarak merenggangkan, genggaman tangan kita takkan pernah terpisahkan.
Aku tak pernah membayangkan betapa sulitnya meredam cemburu ketika tahu bahwa kau begitu akrab dengan rekan kerja wanitamu. Meskipun aku tahu itu hanya sebatas urusan kerja, namun perempuan mana yang suka ketika pasangannya lebih sering bertatap muka dengan perempuan lain di sana? Seringkali aku berusaha menahan amarah ketika tahu kau harus pergi dengannya untuk urusan kerja.
Cemburu sering menjadi masalah sepele yang kita besar-besarkan hingga menjadi konflik yang tak terelakkan. Resah ketika kita harus menyelesaikan masalah lewat video call, atau mungkin telepon, atau bahkan mungkin hanya melalui sebuah pesan singkat.
<>4. Jangan tanyakan rindu karena aku pun sebenarnya tak tahu mengapa rasa ini sering menggerogoti lubuk hati.>Aku hanya bisa duduk memandangi layar laptop diselingi menatap beberapa pasangan yang datang bersamaan. Puluhan bulan sudah kita lewati untuk mengarungi jarak yang tak kunjung mati. Rasanya pedih bisa melihat pasangan yang duduk berhadap-hadapan saling menggenggam. Atau mereka yang duduk bersebelahan dengan sandar-menyandar.
Kita pernah melewati masa-masa itu, dulu. Menikmati akhir pekan dengan pergi jalan, makan, atau sekadar berbagi cerita di tempat kesukaan. Masak-masak di rumah pun sering kita lakukan jika ada menu baru yang menggugah selera. Aku tak pernah tahu jika memendam rindu terlalu lama bisa menyebabkan hati semakin terluka.
<>5. Sejauh apapun jarak terbentang, pada akhirnya kita akan bersyukur betapa ia sudah mampu mendewasakan.>Sempat terpikir untuk menyerah, menyudahi hubungan yang sudah kita bangun sejak sangat lama.
Ratusan—bahkan ribuan—hari sudah mampu kita hadapi. Masalah yang datang silih berganti kini mulai lelah untuk kembali. Rasa cemburu yang berlebihan akhirnya mulai meredam. Jarak sudah berhasil mendewasakan aku, kamu, kita. Pertemuan-pertemuan kita yang jarang, kini berakhir dengan kebahagiaan. Semua penantian dan perjuangan untuk masa depan tinggal selangkah lagi kita genggam.
Pada saat akhirnya, kau pulang dan mendatangi orang tuaku ke rumah. Aku akan menyambutnya dengan hati sumringah. Perempuan mana yang tidak bahagia ketika akhirnya, perjuangan penuh rintangan bersama pria idaman berhasil ditaklukan?
Teruntuk kamu yang sedang berjuang, jangan hiraukan jarak yang terlampau jauh memisahkan. Karena bagiku, kamu saja sudah lebih dari cukup untuk mampu menguatkanku bertahan.
Tidak semua orang bisa menjalani cinta terbentang berjarak. Maka para pejuang cinta jarak jauh adalah orang-orang terbaik pilihan Tuhan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Aku belajar mencoba, Fat hehe. Nggak begitu sih, ya jalanin aja dan saling percaya.
Apakah kamu korban LDR juga?
Yaaaa ntahlah. Ini cuma tulisan kok haha.
Tinggal klik link “Buat Artikelmu” di pojok kanan atas aja Bang.
Umm, curhatan bukan yaaa~
Terima kasih, aku masih belajar juga kok hehe.
Hmm, pengalaman bukan yaaaa~
Hahahaha kata siapa kok?
Betul betul. Sebenernya emang semua balik ke pribadi masing-masing. Mau LDR atau enggak kalo they cant keep their relationship ya… bisa apa.
Iya pejuang jarak jauh harus kuat!
Tapi semua terbayar pas kita tatap muka sama pasangan kita, Om. Dan itu pasti jadi hal paliiiing nyenengin setelah LDR berlama-lama.