Jangan membaca artikel ini jika kamu benci ‘perbedaan’ mereka.
Jika kita melihat dari sudut pandang agama, aku rasa tidak ada alasan tepat untuk membenarkan yang terjadi pada mereka. Terlebih jika kita sama-sama tumbuh di negara dengan mayoritas budaya timur, yang mengharamkan hubungan tidak lazim ini. Tapi mereka bukan virus. Mereka bukan penyakit menular yang harus dihindari, yang harus dikucilkan.
Mereka hanya manusia biasa yang diberikan jalan sedikit berbeda dengan kita.
Aku tidak mendukung apa yang mereka percaya, tapi aku tidak ingin jadi orang yang mengucilkan perbedaan tanpa bisa memberi jalan keluar.
Paling tidak aku bisa memberi sudut pandang yang berbeda bagi kita yang tidak seberbeda mereka. Alangkah baiknya jika kita mau meluangkan waktu sejenak, untuk berterima kasih atas pelajaran dari mereka yang bisa kita petik.
Mereka lahir dalam keadaan yang sama dengan kita. Tapi perjalanan hidup yang membedakan setiap orang dalam tumbuh kembangnya. Mungkin mereka tidak seberuntung kita, mungkin mereka memilih untuk berbeda karena enggan disakiti berkali-kali.
Banyak kemungkinan yang bisa ditemukan untuk mencari tahu asal muasal perbedaan mereka. Hanya saja mereka belajar untuk berteman dengan waktu. Mereka menekan hati dan keinginan untuk dimengerti hanya untuk menjaga hati lain.
Mereka tidak serta-merta meledak marah dan menyakiti orang yang mengganggap mereka virus. Mereka tetap bersabar, hingga waktu yang jadi penentunya.
<>2. Ada kalanya mereka mencoba menjadi sama, tapi sia-sia. >Di masa transisi, sebelum mereka yakin bahwa mereka berbeda , mereka pernah mencoba. Berbagai cara untuk tetap menjadi sama dan tidak dilihat berbeda. Mereka pernah menelan pahitnya tersakiti karena memaksakan diri untuk berubah.
Mereka pernah merangkak mencari jalan keluar agar tidak menjadi berbeda. Hanya saja , mereka tidak punya daya untuk menolak perubahan itu. Perbedaan yang mereka miliki bukan semata-mata karena mereka bosan , atau karena mereka berbeda dari awal.
Perbedaan mereka ada berjalan beriringan dengan berbagai kejadian yang jadi teman mereka selama di masa lalu. Mereka mencoba , aku percaya mereka tidak pasrah , tapi mereka sadar , memaksakan diri sama saja menyakiti hati.
<>3. Mereka mati-matian berjuang untuk diterima , tak peduli sudah di tolak berkali-kali. >Mereka berjuang , sendirian , mati-matian hanya untuk diterima. Hanya untuk dihargai pilihannya. Tidak perlu didukung segala tingkah lakunya , mereka hanya ingin diterima. Mereka hanya ingin diberi kesempatan untuk berbahagia , sama seperti kita.
Dari cara terhalus yang kamu tidak sadari , hingga stand up beramai-ramai meminta pengertian. Semua cara mereka lakukan , tak peduli pandangan orang lain -kita- , mereka percaya bahwa usaha mereka akan memberikan satu hasil nyata. Mereka akan diberi hak untuk berbahagia , dengan cara yang mereka percaya.
<>4. Perlahan tapi pasti, ada yang menari-nari di hati mereka. Kebahagian itu semakin dekat. >Bahagia itu ada bagi mereka yang percaya akan baik-baik saja meskipun mereka berbeda. Susah senang jadi pelengkap untuk menyambut akhir mereka yang bahagia. Percayalah, mereka punya banyak sekali keyakinan hati yang tidak lantas hilang hanya karena ditolak sesekali.
Mereka begitu ingin bahagia hingga meyakini bahwa ada akhir bahagia untuk mereka seakaan jadi nafas di setiap hari. Mereka jadi lebih menghargai apa yang mereka miliki, menjaga apa yang sudah dalam genggaman dan tau bahwa perjuangan untuk bahagia tidaklah mudah. Mereka menghargai setiap proses dan jalan yang mereka tempuh untuk bahagia.
<>5. Tidak perlu repot mencaci mereka, mereka adalah orang yang tahu diri. Mereka sadar perbedaan itu tidak bisa diterima semua orang. >Mereka adalah orang yang tahu diri. Dimengerti tanpa dicaci sudah lebih dari cukup untuk mereka. Tanpa harus dihujani 'pujian' atas pilihan mereka , mereka sudah lebih dari bersyukur. Mereka adalah orang yang akan mengajarimu untuk lebih mengerti bahwa terkadang tidak dihiraukan adalah sebuah hal yang menyenangkan.
Tidak ada yang mengerti perbedaan mereka menjadikan hidup lebih tenang. Tapi mereka tidak bahagia. Itulah alasannya mereka maju dan menerima resikonya. Mereka siap dihina asalkan mereka bisa berhenti berpura-pura dan berujung bahagia.
Jika kamu mengenal seseorang dan dia adalah salah satu di antara mereka , jangan dikucilkan. Ucapkan terima kasih atas pelajaran yang berharga yang nantinya akan bisa kamu petik dari mereka. Mereka tidak berbeda , mereka hanya tak sama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Saya bisa mengerti dengan sudut pandang terhadap sisi kemanusiaan dalam hal ini, tp dasar utama manusia di ciptakan adalah utk menyembah TUHAN YANG MAHA ESA, semua di DASARKAN oleh itu!!! lalu kemudian di ikuti oleh kemanusian, persatuan, dan kerakyatan dan aspek kehidupan lainnya, dalam artikel ini juga di katakan dalam seluruh agama LGBT itu dilarang
jadi dapat di simpulkan bahwa ‘perbedaan’ ini di sebabkan orang yang telah jauh dari agamanya, jika anda percaya tuhan dan memiliki agama anda akan sadar ini adalah perbuatan yang sangat MENENTANG, jgn bilang ini atas dasar kemanusiaan, tp ada yg lebih utama yaitu dasar agama, smoga kalian di beri hidayah dan segera bertobat 🙂
admin seperti latah,
lesbian ata gay-gayan apapun itu disebabkan kebiasaan yang buruk,
yang buruk2 qo mau di bagi2, amat disesalkan.
Kalau anda muslim, berarti anda telah menuduh malaikat malapraktik waktu memberi ruh. Karena anda menganggap mereka “normal”. Yaudah, nanti cari pengacara yg hebat ya waktu dituntut sama malaikat itu 🙂
Tulisan Anda terdengar bijaksana, cerdas dan penuh toleransi. Tapi kalo ditelaah, tulisan Anda mencerminkan orang yang lemah prinsipnya dan cenderung melakukan pembiaran. Dunia boleh hitam putih abu-abu, tapi kalo sudah menyangkut agama, ya hanya ada putih dan hitam. Kenapa saya bahas agama? Karena judul tulisan Anda membawa agama. Tak perlu repot mencaci, tapi jangan juga membiarkan. Seperti yang Nabi kita sampaikan “Sampaikanlah kebenaran walau hanya satu ayat”. Biarlah dosa ditanggung masing2? Kata siapa? Ada orang “salah” disekitar Anda dan Anda membiarkannya, tentulah kita akan kecipratan dosanya karena diam melihat dosa, sama dengan berbuat dosa. Seandainya saja Anda, saya dan semua orang di dunia ini tahu betapa pedihnya hari akhir, tentu kita tak akan mudah hanyut oleh zaman.
Jauh lbh baik kalo ga ada berita ataupun artikel spt ini, semakin byk berita spt ini akan smakin besar kemungkinan ‘mereka’ ingin disamakan
Harusnya kisah kaum dijaman Nabi Luth sdh cukup menjadi plajaran buat kita semua
Homoseks itu seperti penyakit akut. Dia bisa menular dan sulit disembuhkan. Tidak akan ada ketenangan dan kedamaian. Apalagi kebahagiaan. Saya yakin 100 % sebenarnya kaum homoseks tersebut juga tidak merasa nyaman dengan penyimpangan yang mereka lakukan. Selain karena semua ajaran agama melarang beserta ancaman azab setelahnya, sebenarnya hati nurani mereka pun menentang dan menyesalinya. Andai ada pertanyaan, jika ada kesempatan dilahirkan kembali, kamu ingin menjadi apa? Homo atau hetero? Pasti mereka menjawab hetero. Menjadi pria seperti pada umumnya. Namun mereka tidak dapat (sulit) melawan hasrat seksual yang laknatullah tersebut. Jika ada pertanyaan yang menyelak, “kenapa sulit? kan tinggal dilawan saja hasrat itu?” Yakinlah kalian tidak akan bisa membayangkan betapa sulitnya hal itu. Itu sama saja seperti kalian yang straight dipaksa untuk menyukai (secara birahi) sesama jenis dari kalian. Sulit kan? Jangan ditanya mengapa saya tahu banyak hal tentang itu. Because I have been there. And I am still fighting. Meski demikian, saya menentang keras LGBT. Jika sampai ada undang-undang LGBT itu disahkan di NKRI ini, maka saya lah yang pertama berdiri di garis terdepan untuk menentangnya. No pride in gay.
kita terbentuk dari pembuahan sel telur dan sel sperma
kita ada karena orangtua kita itu lawan jenis
http://38.media.tumblr.com/tumblr_lt6678I55O1qbbujs.gif
Saya memang tidak akan pernah mengerti. Tapi bukankah manusia itu sudah punya kodratnya masing-masing? Bukankah Tuhan melaknat orang-orang yang menyalahi kodrat? Bukankah jauh lebih mulia untuk berserah kepada-Nya daripada harus menyalahi apa yang telah digariskan agama? Saya tak menyalahkan ketidaksamaan Anda, tapi akan lebih baik untuk tidak melegalkan apa yang tidak dibenarkan agama (jika Anda beragama).
Lihatlah ke masa lalu, bukankah telah banyak Tuhan menunjukkan hukuman-Nya pada mereka yang membangkang pada perintah-Nya?
Mbak penulis, istighfar yang banyak ya, mohon ampun. :'(