Mereka Jadi Pahlawan Meski Terlilit Rantai Kerja Paksa. Kamu Cuma Jomblo Udah Ngerasa Paling Sengsara?

1. Mereka Dikumpulkan Dari Seluruh Indonesia, Dengan Tangan & Kaki Dirantai Mereka Dibawa ke Sawahlunto Untuk Kerja Paksa

Pilih mana? Jadi jomblo atau tenaga kerja phttp://3.bp.blogspot.com/-uG2_Lq-tM8s/Txo_cBhfd0I/AAAAAAAAAQQ/DSok4ZU-xtE/s400/KITLV01_29970_U.JPGaksa kayak gini? via http://3.bp.blogspot.com

Kalau itu kamu gimana? Bayangin aja, mungkin kamu dari Jawa, Medan, Bugis atau Kalimantan, kemudian Kolonial Belanda menyeretmu ke Sawahlunto untuk dijadikan pekerja paksa mengelola tambang batu bara.

Kamu meninggalkan keluarga, kampung halamanmu. Sementara kalau sudah dibawa ke Sawahlunto sebagai "orang rantai", sama sekali tidak ada jaminan kamu bisa kembali pulang dengan selamat. Syukur-syukur kalau kamu bisa bertahan hidup di "Kota Arang" itu, tapi jangan harap Belanda akan memulangkanmu ke kampung halaman.

Gimana? Mana yang lebih tragis daripada status jomblo atau dompetmu yang lagi kosong?

2. Seperti Kerja Paksa Pada Umumnya, Kekerasan dan Penganiayaan Sudah Menjadi Makanan Sehari-hari Mereka

“Tiga Tabung Raksasa” Itu Dibangun Dengan Darah dan Air Mata Orang Rantai via https://www.instagram.com

Jomblo nggak ada seupil-upilnya kerja paksa, bro. Penderitaanmu sebagai jomblo cuma sering dibully, kemudian kemana-mana sendirian dan pastinya malam minggu baper sendirian di kamar.

Coba deh bandingkan sama penderitaan "orang rantai" yang kerja paksa itu. Ah, sudahlah……… menyedihkan untuk mengingat penderitaan mereka.

Dan semakin perih karena tidak seperti sekarang. Tidak ada media dan lembaga HAM yang akan membela mereka.

3. Tapi, Meski Dirantai dan Dirampas Kemerdekaannya, Karya Orang Rantai Luar Biasa

Kantor PT. Bukit Asam Ombilin, salah satu karya besar para pekerja paksa “orang rantai” via https://www.instagram.com

Selain menjadi pekerja tambang batubara, "orang rantai" juga dikerahkan untuk membangun banyak infrastruktur di Sawahlunto. Misalnya, jalan, rel kereta, stasiun, kantor, rumah sakit dan lain-lain. Termasuk juga infrastruktur pendukung pertambangan seperti Silo, Info Box, dan sebagainya.

Nah, keunikan dan keindahan arsitektur bangunan kota tua Sawahlunto sekarang adalah hasil kerja "orang rantai" itu. Begitulah, dalam pedihnya tekanan kerja paksa namun karya mereka ternyata luar biasa. Salut!

Kamu yang tidak dirantai, tidak disiksa untuk bekerja masak cuma bisa galau kepo-in mantan saja?

4. Jangan Sepelekan Mereka, Karena Keringat & Darah Mereka Juga Ikut Membangun Indonesia – Belanda

Meski tidak langsung, “orang rantai” sejatinya ikut berkontribusi membangun kota Amsterdam via http://www.palingyess.com

Jangan pernah kamu remehkan "orang rantai" ini cuma sebagai pekerja paksa belaka. Jasa mereka sangat besar sekali bahkan bagi dua negara, yakni Indonesia dan Belanda. Kalau tidak karena kontribusi "orang rantai" dalam mengelola tambang batubara, maka darimana Belanda mencari keuntungan untuk menjalankan pemerintahan dan membangun negara mereka?

Jangan salah, meski tidak langsung namun keringat dan darah "orang randai" turut membangun Kota Amsterdam dan lainnya di Belanda sana.

Hebat kan?

Nah kamu yang cuma menderita karena malam minggu cuma sendirian sudah bisa apa untuk bangsa ini? Atau apa yang sudah kamu lakukan untuk membahagiakan keluargamu?

5. Mereka Adalah Pahlawan, Dengan Segala Penderitaan & Tekanan Namun Lihatlah Mereka Telah Membangun Sawahlunto Begitu Indah

Sawahlunto, kota pusaka dengan sejuta kekayaan sejarah dan budaya via https://www.instagram.com

Bagi Kolonial Belanda waktu itu, "orang rantai" mungkin adalah para pemberontak. Namun sebenarnya "orang rantai" adalah pahlawan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga Belanda. Tanpa "orang rantai", tambang batubara di Sawahlunto belum tentu dapat dikelola dan Belanda belum tentu mendapat kekayaan berlipat ganda dengan bisnis batubara itu.

Maka "orang rantai" adalah pahlawan. Mereka punya jasa yang tak ternilai. Keringat dan darah mereka tidak menetes sia-sia.

Nah kamu, yang penderitaannya nggak sampai seujung kuku penderitaan "orang rantai" gimana? Masak nggak bisa jadi pahlawan juga? Setidaknya berkontribusi untuk orang yang kamu cinta, keluarga, lingkungan dan bangsa kita tercinta?

Indonesia butuh anak-anak muda yang tangguh seperti "orang rantai" dahulu. Jangan hancurkan Indonesia dengan sikapmu yang baper karena jomblo!

Merdeka!