Merdeka dari 6 Kebiasaan Ini : Berarti Merdekamu Tak Sebatas Status Medsos

Coba unjuk tangan yang habis update status "Merdeka, Merdeka" di 17 Agustus-an kemarin! Udah berdoa agar negara kita makin maju dan nggak ada lagi perpecahan antar sesama belum? Yang jawabnya sudah: perlu diacungi jempol sebab "cintanya pada Indonesia tak sebatas status medsos" Tapi kalau negara sudah merdeka, kira-kira kita yang hidup di era milenial ini sudah merdeka belom ya? Coba lihat, 6 kebiasaan ini memerdekakan generasi milenial apa nggak!

ADVERTISEMENTS

1. Gadget > Sosial

Gadget data-lazy-src=

Gadget atau gawai lebih dominan daripada sosial apa iya? Sadar atau tidak, sesuatu yang dulunya disebut alat komunikasi, sekarang malah bisa mutusin komunikasi. Ada yang lagi ngumpul bareng teman, tapi pada nunduk dan sibuk sendiri. Ada yang kecelakaan, divideo dulu baru bantu nolongin.

Ada yang katanya pengen hirup udara segar alam, tetapi sampai di tempatnya malah sibuk motret. Ada yang pengen banget dapat foto keren, sampai bela-belain naik ke tempat terlarang. Yang bermasalah gadget apa orangnya? Apakah ini yang disebut romusha teknologi? Tak terelakkan sih, kalau gadget merupakan salah satu hiburan tersendiri, tapi kadang kesenangan yang kita cari malah memperbudak hingga berjam-jam lamanya, ya nggak?

ADVERTISEMENTS

2. Buka Sosial Media > Nyari Ilmu

Buka Sosial Media data-lazy-src=

Dunia yang canggih, buat kita juga mesti ngikutin perkembangan, kalau telat yah usailah kita. Tetapi peraturan hidup ini membuat beberapa hal menjadi melenceng. Kadang pengakuan diri lebih berharga dibanding nemuin satu ilmu baru.

Kadang berlama-lama di media sosial lebih mengasyikkan daripada berlama-lama di depan e-book. Seminggu kuota habis, tapi informasi diri tetap nggak update, tugas kebablasan, makalah masih sekedar rangka. Setelah itu curhat di kotak status, sambil membuat kutipan doa indah dan semoga lagi doa itu tak sebatas status medsos.

Kadang kita terlalu menikmati, hingga lupa mempertanyakan sesuatu yang gue lakuin ini bermanfaat atau tidak. Hidup memang nggak sekaku itu dude, tetapi alasan kenapa ada pengorbanan, karena kegagalan itu menyakitkan. Gimana, kamu sudah merdeka dari candu medsos belum?

ADVERTISEMENTS

3. Cinta-cintaan > Impian

Cinta-cintaan data-lazy-src=

Cinta-cintaan lebih dominan daripada impian, apa benar? "Cinta" sama "cinta-cintaan" beda ya… Ada yang disebut kebutuhan dasar manusia dan ada juga yang disebut kebutuhan tren manusia. Sang inspirator Budi Waluyo pernah nasihatin gini, "Anak sekarang terlalu sibuk dengan status jomblo, mantan, ataupun patah hati, sehingga menyia-nyiakan usia mudanya tanpa memikirkan dan melakukan hal-hal yang lebih positif selain dari pada cinta-cintaan. Tenanglah, cinta itu akan datang entah bagaimana cara Tuhan mengatur pertemuannya, kamu hanya perlu berusaha itu hidup benar. Dunia ini terlalu luas untuk sekedar menggalaukan cinta-cintaan, bangun impianmu dan kejar itu." – Itu kata Budi Waluyo dan tidak ada yang mesti kita tentang dari susunan makna kata-kata itu. Gimana para "single happy" udah merdeka belom? Jangan bahagia di status medsos aja.

ADVERTISEMENTS

4. Putus Asa > Berjuang

Putus Asa data-lazy-src=

Semua orang punya jatah gagal dan punya jatah untuk berhasil. Tetapi tak semua orang punya prinsip terus berjuang dikala kegagalan terus mengikuti. Kita terkadang kalah dari kesakitan yang disisakan oleh kegagalan, hingga tak coba melawan lagi kenyataan yang terjadi.

Bukannya berdiri mengangkat senjata, malah mengibarkan bendera putih. Padahal negara kita aja dijajah beratus tahun, toh akhirnya meraih kemerdekaan juga. Nah, kamu udah merdeka dari rasa keputusasaan belom?

ADVERTISEMENTS

5. Kesenangan > Prioritas

Kesenangan data-lazy-src=

Terbang sebebas merpati memang mengasyikkan. Tetapi kita mesti sadar tujuan hidup bukan cuman mengitari dan menikmati indahnya dunia. Pada akhirnya merpati juga kembali pada telurnya yang akan menetas. Sesuatu yang harus ia pikirkan dengan prioritas dan tanggung jawab yang besar.

Definisi merdeka kadang membuat para jiwa muda menghabiskan hidup dalam "kesenangan" semata, hingga lupa sesuatu itu dilakukan karena sebuah alasan. Kadang hang-out lebih memerdekakan daripada setumpuk makalah. Nongkrong kafe lebih nikmat dibanding nabung duit apalagi (yang masih dikasih orang tua).

Seperti pohon, ada masa ia menggugurkan bunga, ada masa ia menyimpan cadangan makanan, dan ada masa ia menghasilkan bunga. Jadi sudah merdeka kah kamu dari kesenangan tanda kutip itu?

ADVERTISEMENTS

6. Be Her or Him Self > Be My Self

Be Her/Him Self data-lazy-src=

Kita memiliki dua mata, tetapi terkadang hanya menggunakan sebelah mata untuk melihat masuk ke diri kita. Hingga akhirnya terlalu memfokuskan diri pada kekurangan, lalu memaksakan diri untuk menjadi orang lain. Kadang tanpa sadar kita begitu menekan batin untuk menjadi seperti yang orang lain mau, padahal menjadi diri sendiri itu jauh lebih merdeka dan terlihat percaya diri. Jawab pertanyaan ini dalam hatimu: Kalau kamu dilahirkan lagi, kamu ingin menjadi siapa? Nah, pada hal ini kamu udah merdeka belom?

Nulis "Merdeka" di status media sosial itu mudah, tetapi memilih "Merdeka" atau "Tidak Merdeka" pada kebiasaan diri sendiri itu tergantung dari niat masing-masing pribadi. Nah, merdekamu masih sebatas status nggak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak 93. Suka baca, suka kata, suka nulis, suka kamu :)