Pada dasarnya saya sendiri tidak tahu harus membatasi kata “muda” mulai dari usia berapa. Untuk itu, mari kita asumsikan, kata muda dalam tulisan ini direferensikan kepada sebuah sugesti. Karena bisa saja toh mereka yang sudah berumur masih punya jiwa muda atau sebaliknya.
Setiap orang pasti memiliki hal-ihwal yang tidak menyenangkan saat mereka mengalaminya. Entah itu adalah sebuah perasaan tidak nyaman saat melihat, mendengar, merabai, merasakan, dan sebagainya.
Perasaan tidak nyaman dan tabu itu seringkali bertransformasidan berakumulasi menjadi perasaan takut. Saat kita akan dengan senang hati untuk menghindar dari apa saja yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan tersebut.
Iya, sih. Bukan artinya takut juga. Terserah lah ya mau pakai istilah apa. Intinya yaa begitu. Setelah beberapa hari absen menulis di sini, saya merangkum beberapa hal untuk kamu yang masih muda agar tidak takut pada hal-hal di bawah ini:
Jangan Takut Mati. Apakah saya memulai daftar ini dengan sesuatu yang ekstrem? Bisa jadi! Tapi entahlah, hal ini adalah hal pertama yang lewat di benak saya saat mengetik tulisan ini. Ada banyak sekali alasan mengapa kalian, para pemuda-pemudi, untuk tidak takut akan kematian.
Karena kalian masih muda, mari kita asumsikan pengalaman dan perjalanan hidup kalian masih belum sepanjang mereka yang sudah berumur. Kemudian sekempatan untuk berbuat dosa kalian pun otomatis juga akan lebih sedikit. Itu sih menurut logika saya ;)
Kalau merujuk ajaran agama yang saya anut, kematian merupakan pintu menuju keabadian. Jadi, mengapa harus takut untuk meninggalkan dunia yang rumit dan jauh dari kekekalan ini?
<>2. Sebagai anak muda, perasaan besar hati dan egois seringkali menjadi momok yang lebih menakutkan dibanding kecoak.>Jangan Takut Meminta Tolong. Sebagai makhluk sosial, rasanya kita harus benar-benar belajar meletakkan gengsi dalam hidup. Ada kalanya kita memang diharuskan untuk meminta bantuan orang lain. Bukan untuk merendahkan diri sendiri, namun untuk mencapai tujuan dengan lebih ringan.
Meminta tolong dengan orang yang tepat, dengan cara yang tepat, dan wakttu yang tepat bukan merupakan bukti kelemahan. Lalu, apa yang membuat kalian takut untuk meminta tolong? Takut dibilang lemah? Takut ditolak? Takut tidak bisa membalas budi? Yaelaaah!
<>3. Cmon! Google tidak selamanya bisa membantu dan menjawab semua pertanyaan kita, kan?>Jangan Takut Bertanya. Ayo, siapa yang sudah bosan dan jengah dengan pepatah “Malu Bertanya Sesat Dijalan”?
Kemudian bilang kalau pepatah itu sudah sama sekali tidak relevan dengan zaman yang kini tengah kita akrabi.
Coba kalian pikirkan, hal baik apa saja yang bisa kamu dapat dari bertanya? Bahwa kalian bisa mengenal orang baru. Bahwa kalian bisa tampak lebih manusiawi. Bahwa interaksi dengan manusia nyata lebih menyenangkan. Bahwa bukan hanya mendapatkan jawaban yang diinginkan, kalian juga akan mendapati hal lain. Nomor telepon, jawaban tak terduga, tawaran makan/minum, tambahan informasi. Lebih tidak terbatas toh kemungkinannya daripada bertanya dengan Google?
<>4. Kadang, kalian para pemuda perlu pemicu untuk pada akhirnya mencoba sesuatu. Memulai hal yang di luar rutinitas. >Jangan Takut Memulai. Tentu saja yang saya maksud di sini adalah memulai hal-hal yang baik, bermanfaat, sesuai syariat, dan tidak bertentangan dengan Pancasila serta Undang-undang yang berlaku.
Jadi bagi siapapun yang menerjemahkan poin nomor empat ini secara personal, biar Tuhan yang membimbingnya. Amin.
Dan membuat diri kalian nyaman dengan sesuatu yang baru itu. Dan itu semua bisa didobrak dengan segera memulainya. Maaf, ralat, maksud saya bukan segera memulainya. Tapi langsung memulainya!
<>5. Jujur dalam menghadapi hidup, jujur kepada diri sendiri, jujur saat berinteraksi dengan orang lain, dan pastinya jujur dengan ajaran agama serta Tuhan.>Jangan Takut Jujur. Anyway, poster super besar di gedung KPK yang tulisannya “Berani Jujur Itu Baik” masih ada nggak, ya?
Jujur di sini punya makna yang dalam.
Yang biasanya menjadi penjahat paling besar dalam rangka menegakkan kejujuran-kejujuran itu adlaah lingkungan. Adalah mereka yang kalian pilih menjadi teman paling dekat. Itu semua akan merangsang rasa takut untuk berbuat jujur. Sudah sering toh mendengah kisah tentang betapa nahasnya hidup mereka yang tidak jujur? Masih berani mengabaikan kejujuran?
<>6. Karena pada dasarnya, semua manusia di dunia ini akan mengartikan kata “minta” sebagai sesuatu ynag negatif, yang merendahkan, yang tidak bermartabat, dan sebagai-bagainya.>Jangan Takut Meminta Maaf. Mereka yang berhati besar adalah mereka yang mudah memaafkan. Tapi kebesaran hati itu sungguh tidak ada apa-apanya dibanding mereka yang dengan tulus meminta maaf.
Begitu juga dengan kata “maaf”. Kita akan sepakat merefer kata yang satu itu sebagai sebuah penerimaan, kepasrahan, ketidakberdayaan.
Kemudian saat dua kata itu dipadankan menjadi frasa “minta maaf”. Coba, apa yang ada di pikiran kalian?
Saya tidak bermaksud membahas masalah apa yang menyebabkan kalian takut utuk meminta maaf, karena secara umum, mereka yang meminta maaf adalah mereka yang merasa bersalah, yang ingin membuat segalanya kembali nyaman seperti semula. Dan itu yang membuat kita semua takut. Sedih ya?
<>7. Semua orang pasit ingin bisa menulis. Ingin bisa menyampaikan apa yang mereka alami. Ingin berbagi tentang apapun.>Jangan Takut Menulis. Kalau saya ingat-ingat, mungkin sudah lebih dari seratus orang yang bertanya pada saya, bagaimana caranya menulis. Sebuah pertanyaan yang saya sendiri masih belum tahu harus menjawabnya seperti apa.
Kadang, saya menjawabnya “… dengan membaca”, kadang “… dengan mendengar”. Bebas!
Padahal intinya adalah dengan melenyapkan rasa takut akan menulis. Hal paling dasar yang menghalangi siapapun untuk menulis. Karena saya yakin, semua orang pasit ingin bisa menulis. Ingin bisa menyampaikan apa yang mereka alami. Ingin berbagi tentang apapun.
<>8. Lewat terimakasih, kalian bisa belajar menghargai sebuah usaha, memaknai sebuah tindakan lebih dalam, dan memanusiakan manusia.>Jangan Takut Berterimakasih. Saya pernah mencuit begini isinya:
… bersyukur itu seperti oksigen. Kita akan sesak lalu mati tanpanya
(atau dengan diksi lain tanpa mengabaikan maknanya)
Kalian yang muda, rasa syukur yang lazimnya diungkapkan dengan ucapan terimakasih meruapkaan salah satu trik untuk membuat hidup kalian lebih ringan dan punya makna.
Ucapan terimakasih juga seringkali menjadi representasi dari gengsi yang punya konotasi negatif. Hal itu juga yang membuat banyak dari kita takut untuk sekadar mengucapkannya. Padahal, kita semua sama-sama tahu kan kalau ada orang yang mengucapkan terimaksih kepada kita, bagaimana senang dan leganya perasaan kita. Itu juga lho yang mereka rasakan saat kita berterimakasih kepada mereka ;)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Relaksasi otak, terima kasih utk tulisan nya yg mencerahkan.
sama-sama, mas stanley 🙂