Menyusuri Jejak Sihir Harry Potter di Inggris

Selama dua puluh tahun terakhir, Harry Potter hidup di benak penggemarnya. Penyihir fiksi hasil imajinasi JK. Rowling ini berhasil menyihir seluruh dunia. Petualangan mereka juga diabadikan dalam film. Kamu penggemar Harry Potter juga? Jika ya, pastikan mengikuti perjalanan saya menyusuri jejak sihirnya.

ADVERTISEMENTS

1. THE ELEPHANT HOUSE EDINBURG

The Elephant House Edinburg

The Elephant House Edinburg via http://seribulangkah.com

Sebelum kita menemukan jejak sihirnya, ada baiknya kita mencari tempat kelahiran Harry Potter. Menjelang jam makan siang, saya sudah berdiri antre di depan The Elephant House, salah satu kafe di jantung kota Edinburg-Skotlandia, Inggris, yang diklaim sebagai tempat kelahiran Harry Potter. Pada bagian depan kafe terpampang tulisan “The Birthplace of Harry Potter”. Menurut informasi, JK. Rowling menulis dua buku serial Harry Potter, The Chamber of Secrets dan The Prisoner of Azkaban di kafe ini. Tak heran banyak turis manca negara yang penasaran melihat tempat ini.

Setelah mengantre lima belas menit, saya memasuki bagian dalam kafe. Kafe ini tampak sederhana namun artistik. Meja dan tempat duduknya tampak sudah tua namun terawat dengan baik. Saya melewati dinding yang menampilkan kliping berita kesuksesan JK.Rowling dan mendapatkan tempat duduk tepat di sebelah meja JK. Rowling menulis novelnya dengan menghadap kastil Edinburg.

Sebenarnya saya ingin duduk di tempat itu, tetapi waktu saya datang meja itu sudah dipesan. Selama saya berada di kafe, saya perhatikan meja itu nyaris seperti meja keramat. Tidak pernah kosong dan terus menerus dalam kondisi dipesan. Para pemesan bergilir datang menempati meja itu, mengerjakan sesuatu sambil memandang kastil Edinburg di kejauhan. Mungkin mereka berharap akan mendapatkan inspirasi yang dapat mengubah hidupnya seperti inspirasi yang didapatkan JK. Rowling.

The Elephant House yang berlokasi di 21 George IV Bridge, Edinburg EH1 1EN, Inggris ini pertama kali dibuka pada tahun 1995 dengan menyajikan menu breakfast, lunch dan dinner. Selain itu mereka juga menyediakan teh, kopi, wine, bir dan beberapa macam kue. Tidak hanya JK. Rowling yang menulis novel di kafe ini, tetapi penulis terkenal lain seperti Ian Ranking penulis novel Rebus dan Alexander McCall-Smith penulis The No.1 Ladies Detective Agency juga menulis novelnya di kafe ini.

ADVERTISEMENTS

2. VICTORIA STREET DAN THE BALMORAL HOTEL EDINBURG

Victoria Street

Victoria Street via http://seribulangkah.com

Setelah perceraiannya tahun 1993, JK. Rowling pindah ke Edinburg, Skotlandia. Pada masa sulit inilah JK. Rowling mengawali menulis bab awal serial Harry Potter. Tak mengherankan jika banyak tempat di Edinburg yang menjadi inspirasi ceritanya. Salah satunya adalah Victoria street yang menjadi inspirasi Diagon Alley, sebuah pusat pertokoan tempat Harry Potter berbelanja berbagai macam peralatan sihir. Victoria street tidak jauh dari The Elephant House dan terletak di persimpangan depan gedung National Library of Skotlandia.

Saya berbelok ke arah kanan dari jalan utama dan mulai menyusuri Victoria street. Tampak gedung-gedung kuno yang eksotis menjulang dan bagian depan toko yang berwarna-warni. Saya membayangkan tiba di sini menggunakan bubuk floo, salah satu alat transportasi di dunia sihir dan tersesat ke kawasan kumuh di belakang Diagon Aley seperti Harry Potter saat pergi belanja bersama keluarga Ron Wesley.

Ada satu toko yang menjual peralatan Harry Potter dengan tata ruang yang unik seperti di film Harry Potter. Saya memasuki toko dan menemukan berbagai peralatan Harry Potter seperti tongkat sihir, kartu pos, sal, peralatan tulis, globe dan benda-benda unik lainnya. Saya juga menemukan kotak di bawah tangga yang menjadi kamar Harry Potter.

Tak hanya Victoria street yang menjadi jejak sihir Harry Potter di Edinburg, tetapi The Balmoral Hotel juga menjadi jejak penting yang sering dikunjungi para penggemar Harry Potter. Di kamar suite nomor 552 Hotel Balmoral, JK. Rowling menyelesaikan buku terakhir Harry Potter The Deathly Hallows. Sejak salah satu tayangan dokumenter menampilkan tempat kamar 552 Hotel Balmoral sebagai tempat JK. Rowling menyelesaikan serial Harry Potter para penggemar mulai antre memesan kamar yang harganya fantastis itu. Salah satu informasi menyebutkan harga kamar itu 1000 pounsterling per malam. Kamar itupun kemudian diberi nama Rowling Suite.

ADVERTISEMENTS

3. CHRISH CHURCH KATEDRAL UNIVERSITAS OXFORD

Dining Hall

Dining Hall via http://seribulangkah.com

Kesuksesan novel Harry Potter juga diikuti kesuksesan film-film-nya. Para penggemar film Harry Potter pasti tidak asing dengan The Great Hall, tempat Harry Potter dan sahabat-sahabatnya pertama kali menghadapi topi seleksi untuk masuk ke asrama Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw atau Hufflepuff. Di hall ini pula, biasanya para siswa sekolah sihir Hogward berkumpul untuk makan malam, menerima paket dari keluarga masing-masing, tempat Dumbledor menyampaikan pengumuman-pengumuman penting dengan menyalakan lilin-lilin terbang di atas langit-langit ruangan. Satu tempat yang menjadi inspirasi The Great Hall adalah Dining Hall yang berada di Chrish Church katedral, Universitas Oxford.

Universitas Oxford merupakan perguruan tinggi berbahasa Inggris tertua di dunia. Menurut data, universitas ini sudah didirikan sejak abad ke 11, namun karena kelemahan dokumentasi sejarah, tidak diketahui kapan tepatnya universitas ini didirikan. Suhu menunjukkan angka 10 derajat saat saya melangkah keluar stasiun. Jaket tipis yang saya kenakan tidak dapat melindungi tubuh tropis saya yang menggigil. Tetapi udara dingin itu tidak menghalangi keinginan saya yang besar menyusuri Oxford.

Chrish Church adalah satu-satunya gereja yang tergabung di dalam lingkungan kampus Universitas Oxford. Setelah menjadi lokasi syuting pembuatan film Harry Potter, pengunjung gereja itu meningkat drastis. Tujuan utama mereka adalah The Dining Hall yang menjadi inspirasi The Great Hall yang ada di film Harry Potter. Pengunjung dari berbagai manca negara ingin melihat secara langsung lokasi pengambilan gambar film Harry Potter.

Ketika saya tiba di depan gereja, antrian sudah mengular panjang. Lima belas menit antre, tiba giliran saya membeli tiket dan melewati pemeriksaan security. Saya kemudian dipersilakan masuk ke areal gereja. Areal Chrish Church sangat luas dan saya memilih untuk langsung ke Dining Hall. Pengunjung tampak terpesona melewati bagian-bagian bangunan kuno Victoria yang megah dan cantik. Setelah menaiki tangga, sampailah saya di depan The Dining Hall. Karena antrean banyak, petugas mengatur jumlah orang yang masuk ke dalam The Dining Hall. Dan tibalah giliran saya memasuki Dining Hall.

Arus pengunjung perlahan memasuki Dining Hall sambil terus memotret setiap sisi Dining Hall. Ruangan ini benar-benar mirip dengan The Great Hall di film Harry Potter. Tata letak meja panjang dan kursi, peralatan makan dan foto-foto yang terpasang di dinding. Bahkan pada bagian depan tempat para guru dan kelapa sekolah Hogward juga memiliki kesamaan. Sambil berjalan memutar, para pengunjung yang kebanyakan penggemar Harry Potter mengabadikan moment kunjungan mereka seolah mereka benar-benar berada dalam situasi malam-malam di sekolah sihir Hogward.

ADVERTISEMENTS

4. STASIUN KING’S CROSS

Jika anda penggemar Harry Potter maka anda pasti mengenal stasiun King’s Cross. Pasalnya di stasiun ini pertama kalinya Harry berangkat ke sekolah sihir Hogward dengan menembus dinding platform 9 ¾. Ketika memasuki stasiun ini, bangunan kuno bergaya Victoria yang artistik dan megah menyambut saya. Saya merasa benar-benar berada di stasiun tempat Harry Potter berangkat ke sekolah Hogward.

Saya memasuki stasiun dan mencari lokasi platform 9 ¾. Kegiatan di dalam stasiun berjalan seperti biasa. Warga lokal pengguna kereta tampaknya sudah terbiasa dengan orang asing yang mencari-cari lokasi Harry Potter menembus dinding sehingga mereka tidak mengacuhkannya. Baru ketika saya melangkah ke bagian stasiun lebih jauh, saya menemukan kerumunan orang yang mengantre di depan platform 9 ¾.

Mereka bukan hendak menembus dinding, tetapi menunggu giliran berfoto dengan keranjang Harry Potter, si Hedwig burung hantu Harry Potter, sal dan berbagai aksesories khas Harry Potter lainnya. Seorang pemandu mengarahkan gaya para penggemar ini dan seorang teman siap memotretnya.

ADVERTISEMENTS

5. WARNER BROSS THE MAKING OF HARRY POTTER

Tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi Warner Bross, studio tempat pembuatan film Harry Potter. Untuk mendapatkan tiketnya cukup sulit, bahkan dua bulan sebelum berangkat saya hanya mendapatkan satu slot kosong pada bulan itu, sementara tanggal lainnya sudah di pesan. Melalui website resmi Warner Bross, saya memesan tiket masuk tanpa audio dengan harga 37 pounsterling. Harga akan bertambah jika kita menggunakan audio. Saya harus menukarkan tiket terlebih dahulu untuk bisa masuk ke dalam studio.

Kamar Harry Potter di bawah tangga rumah Prive Drive terpampang di dekat pintu masuk studio, lengkap dengan tempat tidur mungil. Dan begitu masuk ke dalam studio, kami disambut poster-poster film Harry Potter dan seorang pemandu yang akan mengantar kami keliling studio. Setiap kelompok dibatasi jumlah pengunjungnya sehingga tidak berdesakan.

Kami dibawa ke depan sebuah layar di mana tiga pemain utama, Daniel Radcliffe, Emma Watson dan Ruppert Grint menyapa kami dan menceritakan pengalamannya syuting bertahun-tahun di studio itu. Mereka bertiga kemudian mempersilakan kami masuk ke dalam dan otomatis layar tempat ketiga pemain utama itu berubah menjadi pintu besar yang terbuka lebar. Pemandu studio mempersilakan kami masuk melalui pintu itu.

The Great Hall! Teriak pemandu saat pintu terbuka. Pengunjung menjerit senang dan memasuki The Great Hall dengan teratur. Ruangan ini merupakan replika The Dining Hall di Chrish Church Oxford University. Keluar dari Great Hall kami mengikuti petunjuk untuk berbelok ke kiri ke bagian kreatif pembuatan film. Tampak foto-foto para kreator terpampang.

Mulai dari sutradara, penulis skenario, produser, penata gambar dan bagian-bagian penting lain dalam pembuatan film Harry Potter. Tidak jauh dari situ tampak rancangan kostum yang dikenakan para pemain, make up, makanan palsu bahkan lilin yang bisa beterbangan saat malam malam di Great Hall.

Pada bagian studio yang lain, kami disuguhi rancangan gambar-gambar lokasi syuting yang terpampang di dinding. Tak jauh dari sini tampak maket-maket lokasi syuting mulai dari kantor Dumbledore, rumah Ron Wesley, ruang asrama putra, maket kastil Hogward dan banyak maket lokasi syuting lainnya. Semua rancangan itu sudah pasti melibatkan arsitektur.

Tak kalah menarik adalah replika stasiun King’s Cross dan kereta api Hogward Express yang mengantar Harry menuju sekolah sihir. Kereta ini selalu diliputi asap dan tampak benar-benar hidup seperti yang ada di film. Pengunjung bisa masuk ke dalam kompartemen meskipun kereta ini tidak berjalan. Di bagian belakang tampak kompartemen Harry, Hermione dan Ron dilengkapi dengan patung mereka tengah duduk di dalam kereta.

Sebelum mengakhiri tour kami melewati kantin yang menjual Butterbeer, minuman yang sangat terkenal di serial Harry Potter. Tak jauh dari situ tampak perumahan Privet Drive, Knight Bus dan jembatan di depan kastil Hogward.

#AyoKeUK #WTGB #OMGB

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Author "Keliling Asia Memburu Cahaya" - Penerbit Grasindo 2017, Scriptwriter and Dreamer