Kemarahan adalah pengalaman negatif yang terkait dengan rasa sakit dan depresi sehingga terkadang kita sendiri sulit untuk mengetahui dimana salah satu pengalaman ini berakhir dan yang lainnya dimulai. Emosi memainkan peran besar dalam mengalami rasa sakit, dan rasa sakit ada keterkaitannya dengan depresi. Sudah bukan rahasia lagi jika rasa sakit psikis akibat depresi memicu kemarahan. Tapi yang sering dikertahui, kemarahanlah yang justru memicu depresi.
Kemarahan biasanya tidak terlihat. Ini memiliki efek fisiologis yang kuat. Kamu bisa merasakannya di dadamu. Kamu juga bisa merasakannya di kepalamu. Kamu pun bisa merasakannya mengalir melalui tubuhmu. Meski demikian, amarah bisa berbahaya. Ia memberikan rasa yang seolah memiliki tujuan langsung. Setidaknya dalam jangka pendek, kemarahan adalah jalan pintas menuju motivasi. Jadi kita menghabiskan banyak energy untuk memperbaiki “kesalahan”, tapi di sisi lain kemarahan juga menciptakan siklus kemarahan dan kekalahan.
Saat kamu merasa marah, secara tidak langsung itu memberikan dorongan untuk meneruskan rasa sakit itu kepada orang lain. kemarahan bagaimanapun pada akhirnya dapat membuat kamu mengasihani diri sendiri, karena mengetahui fakta bahwa kita tidak bisa melepaskan diri dari rasa sakit hati. Ini adalah cara orang lain membayar defisit emosional kamu sendiri. Alangkah lebih baik jika kita bisa mengubah kecenderungan tersebut. Tentang amarah memicu depresi atau tidak, hal itu tetap tidak baik untuk kenikmatan hidup kita guys.
So, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah amarah mengikis energi positif kita. Simak terus ya~
ADVERTISEMENTS
1. Identifikasi Sumber Amarah
Kemarahan adalah salah satu emosi yang ekspresinya terkadang menjadi hal yang tau, sehingga orang dapat tumbuh dewasa tanpa dapat mengenalinya. Mereka merasakan ketidaknyamanan fisik tetapi tidak tahu bagaimana cara memberi label.
Ketika kamu dihantam kemarahan, cobalah untuk tetap tenang dan petakan apa persisnya penyebab kemarahan kamu guys. Jangan sampai kamu tidak bisa mengenalinya ya!
ADVERTISEMENTS
2. Komunikasikan Penyebab Amarahmu
Bangun leksikon untuk keadaan internal kamu. Perasaan itu mengalir. Kamu perlu berhenti dan menangkapnya dalam sepatah dua patah kata atau kamu akan kehilangan mereka dan tidak menyadari bahwa kamu memilikinya.
Mengkomunikasikan penyebab amarah kepada kawan bicara merupakan hal yang memungkinkan untuk dilakukan selama kita masih memiliki kontrol diri yang baik.
ADVERTISEMENTS
3. Pandang Amarah Sebagai Sinyal
Kemarahan bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Itu bukanlah sesuatu yang harus di tekan. Itu adalah sesuatu yang harus diterima sebagai tanda bahwa telah terjadi ancaman yang lebih dalam dan membutuhkan perhatian kamu untuk diselesaikan.
ADVERTISEMENTS
4. Buat Dirimu Sadar Akan Tujuan Kemarahamu
Hal-hal yang memiliki tujuan positif membantu kamu mencari perbaikan, pertumbuhan, cinta, peningkatan, pemenuhan, dan lainnya. Hal-hal yang memiliki tujuan negatif dimotivasi oleh rasa kekurangan.
Misalnya saja jika atasanmu dalam bekerja membentak kamu dan kamu merasa dikecilkan, kemarahan yang kamu ungkapkan kepada orang lain didorong oleh pukulan yang baru saja kamu terima. Untuk mengidentifikasi motivasi kamu, kamu perlu melihat lebih dalam.
ADVERTISEMENTS
5. Dengarkan Dialog Dalam Batinmu
Jika amarah kamu dimotivasi oleh kekurangan (didorong oleh keinginan untuk memperbaiki kesalahan yang menurut kamu telah dilakukan pada diri kamu), berusahalah untuk menerima. Lepaskan obsesi kamu tentang hal-hal yang salah.
Cabut keyaninan keliru yang mendasari tanggapan kamu. Sering kali, kemarahan adalah hasil dari keyakinan yang membuat kamu mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal pada keadaan, seperti keyakinan bahwa hidup harus adil. Nah, keyakinan bahwa kamu berhak atas keadailan ini muncul karena adanya anggapan yang salah bahwa kamu istimewa.
Ingat ya, menegaskan bahwa hidup adil bukan hanya tidak rasional, itu akan menyebabkan kamu mengumpulkan ketidakadilan yang dilakukan pada dirimu sendiri. Bahkan jika kamu mengalami ketidakadilan, keyakinan seperti itu masih dapat memicu kemarahan dan menyebabkan depresi.
Mengasihani diri sendiri adalah deskripsi lain dari perasaan tidak berdaya yang sama. Perhatikan keluhan kamu sendiri serta dengarkan keluhan yang terbuka dan terselubung. Mengeluh terus menerus bisa mengganggu orang lain. di sisi lain ini benar-benar strategi manipulatif. Ketahui kapan hal tersbeut menjadi downer dan penghalang strategi efektivitas.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”