Mengenang Cinta SMA dari Anak Tahun 2000-an. Sungguh Keren Pada Masanya!

Sudah lima belas tahun pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) berlalu. Masa SMA satu dari sekian masa yang indah dari sejarah panjang selama mengemban pendidikan. Ceritanya kelampau nyeleneh. Pelbagai hal-hal konyol kerap terjadi. Barangkali kejadian-kejadian yang dulu penulis kerap alami bersama teman-teman, kini tak dialami lagi oleh anak SMA pada umumnya. Masa dan zamannya telah jauh berbeda, tentu kebiasaan dan metode turut bergeser.

Mengingat masa SMA kelampau banyak hal yang patut dikenang. Sayang kalau kisahnya bercecer tanpa ditulis. Dari sekian pengalaman yang ada, satu di antaranya kisah cinta SMA. Cinta yang memang menumbuhkan benih-benih kenangan dalam perjalanan panjang selama menikmati masa muda.

Di dalam catatan ini, penulis membeberkan lima hal yang membuat cinta SMA di zaman kami menarik. Anak-anak SMA sekarang tentu pengalamannya jauh berbeda bila dibandingkan dengan pengalaman anak-anak SMA zaman dulu. Zaman dan medianya telah banyak berubah. Sekarang modal ponsel pintar dan dalam posisi rebahan di atas tempat tidur, anak SMA dapat berbagi kabar dengan kekasihnya. Beda dengan zaman kami. Mari cek!

ADVERTISEMENTS

1. Memakai jasa teman dekat (jembatan) untuk menembak lawan jenis

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Foto oleh cottonbro dari Pexels via https://www.pexels.com

Nyali anak SMA di zaman kami amatlah kecil. Bila ada lawan jenis yang dinaksir, biasanya tak mengandalkan diri sendiri untuk menyampaikan isi hati. Rasa malu ditambah dengan keberanian yang minim pemicunya. Di zaman itu jarang ada anak SMA yang berani untuk mengungkapkan isi hati secara langsung pada cewek atau cowok yang dinaksirnya.

Anak SMA di zaman itu memanfaatkan sahabat dekatnya. Isi hati dititipkan lewat orang terdekat dari cewek atau cowok yang dinaksir. Di Flores, Nusa Tenggara Timur, orang yang bertugas untuk menyampaikan isi hati seseorang pada lawan jenis kerap disebut jembatan. Ia bertugas menyampaikan isi hati pada lawan jenis yang dituju.

Jembatan biasanya sahabat sendiri. Tujuannya dapat diterima akal sehat, biar ia bisa menjaga rahasia. Saat isi hati sudah dititipkan di jembatan, pemilik isi hati akan menunggu bersama waktu. Isi kepalanya akan risau, takut cintanya ditolak. Harapannya agar cinta diterima, bukan ditolak.

Kini cerita tentang jembatan sudah sirna. Ia dikikis zaman. Perannya beralih ke teknologi, media sosial jawabannya. Anak SMA di masa sekarang cukup mengandalkan media sosial untuk mendekatkan diri pada kekasihnya. Modal paket internet bisa merayu dambaan hati. Jauh berbeda dengan anak-anak zaman dulu.

ADVERTISEMENTS

2. Memakai surat kaleng untuk menembak lawan jenis

Foto oleh Alleksana dari Pexels

Foto oleh Alleksana dari Pexels via https://www.pexels.com

Selain mengandalkan jembatan, terkadang anak-anak SMA di zaman kami mengandalkan surat kaleng. Metode ini dipakai oleh orang-orang yang tak percaya pada jembatan. Pada kasus tertentu, jembatan memang tidak bisa dipercaya. Niat awal memakai jasa jembatan untuk membantu pemilik hati, apadaya jembatan malah memilih untuk menikung di tengah jalan. Isi hati gagal tersampaikan, jembatan malah berada di depan.

Buah dari ketidakpercayaan pada jembatan, makanya orang memakai surat kaleng. Di dalam surat kaleng tertulis isi hati pada dambaan hati. Surat tersebut disimpan pada buku catatan ataupun tas lawan jenis yang dinaksir. Kerjanya dilakukan dengan hati-hati, biar tak ada pihak yang memergoki ketika menyimpan surat kaleng ke dalam tas atau buku catatan dari lawan jenis yang dinaksir tadi. 

Menyimpan surat kaleng dilakukan saat kelas sedang sepi. Misalnya dilakukan di sela kelas sedang istirahat atau sedang pelajaran olahraga. Pemilik surat menyimpan suratnya dengan sejuta harap agar suratnya bisa dibaca. Setelah surat disimpan, tinggal menunggu waktu apakah suratnya dibaca atau tidak? Jika dibaca, jawabannya diterima atau tidak? Sungguh sebuah kerja uji nyali, tak sebanding dengan acara uji nyali di televisi yang kadang dramatis itu.

ADVERTISEMENTS

3. Menulis surat cinta untuk berbagi kabar dengan kekasih

Foto oleh Lum3n dari Pexels

Foto oleh Lum3n dari Pexels via https://www.pexels.com

Burung terbang karena sayap
Surat datang karena cinta
Empat kali empat sama dengan enam belas
Sempat tidak sempat harus dibalas

Kata-kata pembuka dalam surat dari anak SMA di zaman kami hampir sama seperti di atas. Seperti sedang belajar menjadi penyair, rata-rata di antara kami merangkai kata untuk menulis surat dengan bagus. Jarangnya komunikasi empat mata menjadikan surat sebagai media pelampiasan rindu. Duh, romantis bukan?  

Di zaman itu hukumnya setiap orang yang memiliki kekasih diwajibkan untuk lihai membuat surat. Apabila tidak bisa membuat surat, setidaknya kau memiliki teman yang lihai membuat surat. Jasanya bisa dipakai untuk membantumu dalam menulis surat.

Begitu suratnya sudah dibuat, ia tidak langsung memberinya pada kekasih yang dituju. Di sini ia memanfaatkan jasa seorang teman untuk mengirim surat. Setelah suratnya dikirim, ia tinggal menunggu balasannya. Jeda waktu selama surat itu dibalas memunculkan tanda tanya dalam kepala dari pengirim surat. Ia akan menanti penuh harap agar surat dibalas dalam waktu yang cepat.

Menariknya kertas surat dari anak SMA di zaman itu diambil dari kertas-kertas yang penuh bunga. Kertas diari jadi salah satu favorit. Tampilannya menarik dan penuh bunga. Sebelum surat dikirim kadang disiram dengan parfum. Sungguh sebuah kekonyolan yang hakiki.

ADVERTISEMENTS

4. Kencan dengan berjalan kaki

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels via https://www.pexels.com

Di zaman itu belum banyak yang memiliki kendaraan roda dua. Tapi romantisme tetap ada. Sepasang kekasih tidak segan menempuh sekian kilometer untuk berpacaran. Sepanjang jalan pelbagai cerita akan dibagikan. Merayakan  indahnya pacaran yang kadang melihat dunia bak milik berdua.

Walau peluh bercucuran, anak manusia yang dimabuk asmara ini amat menikmati perjalanannya. Setiap tempat wisata di dekat tempat mereka mengenyam pendidikan menjadi ruang untuk memadu kasih. Orang normal bingung dibuatnya, cinta memang kadang tidak masuk akal, sifatnya irasional. Mereka merayakan masa pacarannya dengan sederhana, tanpa embel-embel teknologi sebagai medium memudahkan kisah cinta mereka.

ADVERTISEMENTS

5. Jarang berbagi kabar dengan kekasih

Foto oleh Ron Lach dari Pexels

Foto oleh Ron Lach dari Pexels via https://www.pexels.com

Anak SMA di zaman kami jarang berbagi kabar dengan kekasihnya. Sekalinya berbagi kabar maka persiapannya cukup matang. Kau harus dapat merangkai kata dengan apik. Bila tidak maka jalinan percintaan kalian hanya sekadar menyandang status pacaran. Jangan heran banyak yang putus di tengah jalan, karena jarang menulis surat untuk kekasihnya.

Uniknya jalinan cinta bisa putus hanya lewat surat. Sebuah perjuangan yang memang berat sekali. Kau harus rutin menulis surat biar hubunganmu makin awet. Di masa itu memang jarang anak SMA yang berani untuk bertemu empat mata dengan kekasihnya. Nyali yang kurang gede. Mungkin karena kentalnya budaya timur yang amat menjunjung budaya sopan santun.

Itu tadi lima hal yang dialami anak SMA di zaman dulu. Sekarang mereka rata-rata telah berkeluarga. Apabila masih ada yang jomlo, mungkin ia telat sadar bila dirinya sudah tua bangka. Seharusnya ia telah menikah dan memiliki buah hati. Cepatlah sadar wahai teman-teman yang belum menikah.

Di masa sekarang kisah cinta anak SMA dimudahkan dengan teknologi. Dengan ponsel pintar, anak-anak SMA lebih mudah untuk menembak lawan jenis yang dinaksir. Saat ditolak tak banyak orang yang tahu. Beda dengan masa kami yang kadang memanfaatkan orang lain, memanfaatkan jembatan yang kadang berkelakuan curang. Menyedihkan memang, tapi tetap romantis. Buktinya Anda membaca  catatan ini sampai tuntas bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta Kopi Colol dan Sopi Kobok. Tinggal di Manggarai Timur, Flores. Amat mencintai tenunan Mama-mama di Bumi Flobamora.