Setiap calon ibu tentunya menginginkan kehamilan yang normal. Akan tetapi, terkadang tidak semuanya bisa berjalan dengan lancar dan sempurna. Ada kalanya kehamilan abnormal pada ibu yang tentunya bisa saja mereka alami.
Misalnya saja fenomena kehamilan ektopik, yang merupakan kehamilan yang terjadi diluar rahim. Kehamilan ini dapat terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh tidak berada di tempat yang normal atau tidak menempel diluar selain di dinding rahim.
Selain itu, kondisi tersebut juga dapat membuat wanita berisiko tinggi mengeluhkan keputihan secara berulang lho. Menurut dr. Gorga I.V.W Udjung, Sp. OG, seorang dokter kandungan di RSIA Bunda Jakarta, kehamilan ektopik merupakan tanda adanya infeksi atau radang yang terjadi pada organ intim wanita.
“Radang berulang di organ intim wanita bisa menyebabkan kuman migrasi naik ke saluran tuba fallopi. Sedangkan di saluran inilah tempat berkumpulnya ciliata (rambut getar) yang bisa membantu pergerakan embrio masuk ke dinding rahim,” kata dr. Gorga dilansir dari laman HaiBunda.
Nah Sohip, sebenarnya apa sih yang menyebabkan kondisi kehamilan ektopik tersebut terjadi, dan bagaimana cara mencegahnya? Simak ulasan selengkapnya sebagai berikut!
ADVERTISEMENTS
1. Pengertian kehamilan ektopik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ini merupakan kondisi abnormal dimana sel telur yang telah dibuahi sel sperma tidak menempel pada dinding rahim.
Berdasarkan American Academy of Family Physicians (AAFP) menjelaskan bahwa kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan. Kondisi ini tak dapat diobati dan menjadi keadaan darurat medis.
ADVERTISEMENTS
2. Penyebab kehamilan ektopik
Penyebab dari kehamilan ektopik itu sendiri sejatinya belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini dapat terjadi karena adanya kerusakan pada tuba fallopi.
Bagian tuba fallopi ini sendiri berfungsi sebagai saluran yang mengantarkan sel telur dari ovarium menuju rahim yang mempertemukan dengan sel sperma ketika terjadinya proses pembuahan.
ADVERTISEMENTS
3. Gejala kehamilan ektopik
Nah jika fungsi saluran tuba fallopi mengalami gangguan, ini bisa menyebabkan beberapa gejala seperti rasa nyeri yang tajam pada area perut, serta juga dapat menyebabkan bercak darah.
Sehingga, kondisi pecahnya saluran tuba fallopi dapat menyebabkan darah bisa keluar lewat vagina dalam bentuk bercak atau flek yang mengakibatkan pendarahan ringan hingga berat lho Sohip.
ADVERTISEMENTS
4. Risiko kehamilan ektopik
Tidak menutup kemungkinan pada wanita dapat terkena kehamilan ektopik. Beberapa faktor yang memungkinkan dapat mengalami risiko terkena kondisi ini jika:
- Usia hamil diatas 35 tahun.
- Terdapat riwayat radang panggul.
- Terdapat riwayat ektopik pada kehamilan sebelumnya.
- Terdapat riwayat endometriosis atau penyakit radang pada dinding rahim.
- Menderita penyakit menular.
- Pernah menjalani pengobatan terkait kesuburan
- Kebiasaan merokok.
ADVERTISEMENTS
5. Cara mencegah kehamilan ektopik
Demi mencegah kehamilan ektopik, diperlukan langkah preventif oleh dokter seperti melakukan pemeriksaan medis terkait kesehatan kandungan.
Pemeriksaan kesehatan bisa meliputi pemeriksaan risiko komorbid (penyakit bawaan) hingga kebersihan area intim. Selain itu, langkah pemeriksaan dengan USG transvaginal juga diperlukan.
Menurut dr. Gorga, dengan menggunakan USG transvaginal dapat mengetahui secara detail yang terjadi pada rahim. Sehingga, dapat meminimalisir kemungkinan adanya embrio yang menempel bukan pada dinding rahim.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”